chapter 26

1.6K 179 11
                                    

Lev POV

Setelah pembagian jadwal tadi ternyata aku kebagian menjaga Hinata malam ini. Sedangkan Yaku san mengawasi lewat cctv bersama Kenma san, dan Oikawa juga Iwaizumi berpatroli sekitar sekolah.

Aku pun langsung bersiap di dekat pintu asrama Karasuno. Kulihat jam dan ternyata sudah larut malam dan ku tebak Hinata dan Tsukishima sebentar lagi datang.

Dan yup tebakan ku benar, ku dengar ada suara langkah kaki dari lorong dan aku langsung bersembunyi. Keadaan lorong saat itu gelap jadi walaupun tidak bersembunyi pun Hinata tidak akan melihatku tapi aku tidak mau ambil resiko.

Setelah kulihat Hinata masuk ke asrama akupun duduk di sebelah pintu sekalian menguping. Indra pendengaran ku bisa dibilang sangat tajam. Itulah kenapa aku masih bisa menyerang meski mataku dibutakan.

Senyap, itulah yang kudengar. Kurasa semua anggota Karasuno sudah tidur. Akupun ber sender ke tembok sambil beristirahat sejenak.

30 menit berlalu dan kudengar ada suara langkah kaki dari dalam menuju ke luar.

Aku langsung bersembunyi dan kulihat Hinata keluar dari asrama. Wajahnya terlihat seperti orang tidak bisa tidur.

Ah.... Aku baru ingat kalau Hinata mengalami masalah tidur. Aku penasaran apa setiap hari dia mengalaminya.

Kulihat Hinata keluar dari gedung sekolah. Akupun mengikutinya dan menghubungi oikawa dan Iwaizumi san lewat earphone. Akan bahaya kalau mereka saling bertemu.

"Halo oikawa san..."
"Oh Lev, ada apa??"
"Hinata sedang berjalan keluar dari gedung sekolah. Sepertinya dia tidak bisa tidur. Aku cuman ingin menyampaikan ini saja, sebab bahaya kalau dia tiba tiba bertemu dengan kalian" jelasku.
"Ooo... Oke, tadi iwa-chan juga sudah dikabari oleh Yaku. Dan kami akan di pandu agar tidak bertemu." Jawabnya.
"Kalau gitu aku akan lanjut mengikuti Hinata" kataku yang dijawab 'hum' oleh oikawa san dan aku memutus sambungan telepon dari earphone.

Kulihat dia berjalan jalan mengelilingi sekolah dan akhirnya berhenti di salah satu pohon yang cukup besar di sekolahku dan dia memanjatnya.

Dia duduk di salah satu dahan pohon itu dan menatap ke bulan. Dia merenung menatap bulan seperti tubuh dan pikirannya terpisah yang mana tubuhnya berada di pohon namun pikirannya entah kemana.

Aku menyempatkan untuk memotretnya sebab kalau boleh jujur dia terlihat sangat tampan, yang mana biasanya dia imut.

Akupun melanjutkan mengawasi Hinata.

Menit per menit, jam per jam berlalu hingga kudengar ponsel milik hinata berbunyi dan dia mematikannya, kurasa itu alarm. Kulihat jam milikku dan menunjukkan pukul 4.

Apa biasanya memang dia seperti ini?? Tidak tidur semalaman dan memulai aktivitasnya pagi pagi buta?? Darimana dia mendapat energi sebanyak itu??.

Kulihat dia turun dari pohon dan kembali ke asrama. Aku mengikutinya lalu berhenti di depan pintu asrama dan berjaga di sana hingga jam 5. Jam 5 adalah jadwal kami untuk bangun setiap pagi.

Kami telah di latih untuk disiplin sejak kecil. Meski banyak yang terlihat sedang tidur tapi itu hanya akting. Sebab akan aneh kalau kami bangun bersamaan jika kami tidak saling mengenal kan??

Setelah jam ku menunjukkan jam 5 aku langsung kembali ke asrama bersama yang semalam berjaga dan menyempatkan diri untuk tidur sebentar.

Author POV

Dan begitulah yang terjadi setiap hari sampai malam terakhir di training camp.

Di mana mereka berbagi jadwal untuk mengawal Hinata, menjaga sekitar sekolah dan berlatih.

The Sunshine's WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang