chapter 24

1.6K 153 38
                                    

Hinata POV

just an average boy
he always wore a smile~~
(Hanya seorang bocah laki laki normal, yang menggunakan senyum)

He was cheerful and
happy for a short while~~
(Dia ceria dan bahagia hanya untuk, sementara waktu.)

now he’s older, things are getting colder
(Sekarang dia bertambah dewasa, hal hal menjadi lebih dingin)

life’s not what he though, he wishes someone had told him
(Hidup tidak seperti yang dia kira, berharap ada yang memberitahunya)

he told you he was down, you let it slip by
(Dia pernah bercerita kalau dia sedang sedih, tapi kau mengabaikannya)

so from then on, he kept it on the inside
(Sejak saat itu dia selalu memendamnya)

he told himself he was alright
(Dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia baik baik saja)

but he was telling white lies
(Namun yang dia katakan adalah kebohongan)

can’t you tell? look at his dull eyes
(Take bisakah kau lihat?? , Lihatlah matanya yang sayu)

tried to stop himself from crying almost every night
(Berusaha untuk menghentikan dirinya sendiri untuk berhenti menangis setiap malam)

but he knew there was no chance of feeling alright
(Tapi dia tau, tidak ada kesempatan baginya untuk merasa baik baik saja)

summer came by, all he wore was long sleeves

(Musim panas datang, dia mengenakan pakaian lengan panjang)

cause those cuts on his wrists were bleeding through you see
(Sebab sayatan di lengannya berdarah dan akan ketahuan)

he knew he was depressed, didn’t want to admit it
(Dia tau dia depresi, tapi tidak mau mengakuinya)

didn’t think he fit it, everyone seemed to miss it
(dia tidak berpikir tentang hal itu, dan yang lain mengabaikannya)

he carried on like a soldier with a battle wound
(Dia seperti tentara di perang luka)

bleeding out from every cut his body consumed
(Terluka dari setiap sayatan yang tubuhnya dapatkan)

he had no friends at class, all alone he sat
(Dia tidak memiliki teman di kelas, dia duduk sendirian)

The Sunshine's WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang