Chapter 1

1.6K 58 1
                                    

Eloise Raveen gadis yang cerdas, cantik, elegan, dan pandai dalam musik. Dia juga dikenal sebagai gadis periang oleh keluarganya.

Namun, senyum manis indahnya seketika hilang dari wajahnya. Ia sering di temukan dengan keadaan yang babak belur di hampir seluruh tubuhnya.

Eric Brauns adalah suami dari Eloise Raveen yang membuat Eloise disiksa seperti dijadikan budaknya.

Karena parasnya yang cukup tampan, Eric menyembunyikan sifat aslinya dengan bersikap baik di depan keluarganya maupun di depan keluarga Raveen.

"akhh... Sakit kumohon hentikan"

"siala*n kau tidak mau menuruti perkataanku rupanya?! Hah?! JAWAB!! "

"aku hanya pergi keluar sebentar untuk bertemu kakakku"

*plakk*

"kubilang kau harus menuruti perkataanku! Kau tak boleh bertemu kakakmu itu aku muak sekali dengan dia"

"muak? Kau... kan sahabatnya"

"pfftt.... Hahhahahhaha bodoh sekali...  Aku mempunyai istri yang bodoh sekali ahahahaha...  Kau kira aku berteman dengannya tulus seperti sahabat? "

"...."

Eric membungkukkan tubuhnya agar wajahnya sejajar dengan wajah istrinya

"aku hanya bermain-main saja dengannya"

Eric tersenyum dan mencium bekas tamparan dirinya di pipi Eloise.

"aku mencintaimu istriku jangan lakukan hal bodoh lagi hingga aku menyakiti tubuh mu yang indah ini"

Eric meninggalkan Eloise di kamar sendirian.

Sementara Eloise tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perkataan suaminya ini.

Keesokan harinya Eric pergi ke Spanyol untuk kunjungan bisnis selama 1 minggu.

Walaupun Eloise gadis yang dikenal sempurna namun, dia masih tetap memiliki kekurangan. Dia tidak mau dikekang dan tentunya dia tak suka peraturan.

"halo kak? "

"iya ada apa Eloise adikku tercinta"

"aku mau kabur dari rumah"

"eh.. Yang benar saja? Bagaimana Eric? "

"oh dia ada kunjungan bisnis "

"kau kerumahku sekarang"

"baik kak"

Begitu sambungan telepon terputus Eloise langsung bergegas mengemasi barang-barang dan pakaiannya ke dalam koper dan menuju taksi di depan apartment nya.

Tok

Tok

Tok

"sudah sampai? "

"sudah tau aku di depan rumahmu pakai tanya segala "

"ya hanya basa-basi silahkan masuk"

Eloise memasuki rumah kakaknya yaitu Keith Raveen.

"Eloise kau tak apa-apa? "

"Tidak. Kemarin dia menamparku"

"maafkan aku kemarin kita bertemu kau jadi seperti ini "

"tak perlu "

Keith memandang adiknya iba ia memeluk Eloise dalam dekapannya

"aku menyayangimu Eloise, kau seharusnya tidak seperti ini"

"...."

" 2 tahun itu lama sekali untuk mengakhiri hubungan kau dengan Eric"

"tak apa kak hanya menunggu 1 tahun lagi, lagi pula aku sudah menemukan banyak informasi dari keluarga Brauns"

"tapi Elo-"

"aku ingin menyampaikan informasi ke ayah dan ibu besok biarkan aku menginap disini"

"tinggalah bersama kakak seminggu ini "

"iya iya"

Keith tersenyum dan mengeratkan dekappannya

"aku lapar "

Keith melepas dekapannya dan menatap Eloise dalam-dalam

"kau mau makan apa? Aku masakkan"

"pfftt hahahaha sejak kapan kakak bisa memasak? "

"ah.. Itu... M-maksudku pesan "

Eloise mencubit kedua pipi Keith gemas dan sesekali memainkannya hingga pipi kakaknya itu memerah

"imut banget sih... Btw aku pesen ramen dan fried chicken dong"

"ok"

Mereka pun menghabiskan waktu bermain bersama seharian di rumah Keith tanpa ada gangguan.

Lady RaveenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang