Eloise dan Keith sudah tiba di Oxford. Perjalanan cukup jauh karena tidak ada kereta kuda yang berjalan di malam hari, terpaksa mereka menaiki kereta uap.
Biasanya hanya memakan waktu 1 jam mereka sampai di Oxford hampir 2 jam karena kereta berhenti di setiap stasiun
"lama sekali biasanya aku mengendarai mobil lewat arah barat laut di trafalgar square/A4 "
"haha lewat tol lebih cepat"
"Sudah tengah malam kita check in hotel saja"
"ayo "
Mereka mencari hotel di sekitar yang sana. Setelah mendapat ruang kamar, Eloise dan Keith berdiskusi sebentar mengenai tempat dimana mereka menemukan kuil yang ia temui sebelum masuk ke masa lalu
"kuil yah... Sepertinya aku mengetahui tempatnya di awal. Di dekat jembatan Magdalen"
"iya di sekitar situ kalau tidak salah di sebrang Magdalen College "
"ah iya kah? Aku sedikit bingung di sekitar situ banyak perempatan dan pertigaan"
"aku ingat jelas tetapi sekarang Magdalen college ada dimana? "
"aku kurang tahu memang sekolah itu ada di zaman sekarang? "
"entahlah tetapi... Tunggu-tadi aku melihat jembatan besar"
"dimana? "
"di sebelah kanan kita itu"
"hah? "
Eloise turun ke lobi bawah dan menyanyakan kepada resepsionis
"nona jembatan besar di sebelah kanan itu namanya jembatan apa yah? "
"ohh itu Magdalen Bridge "
"ah.. Iya iya terima kasih nona"
"iya sama-sama"
Eloise kembali ke kamar mengangguk pada Keith. Ia membuka jendela kamarnya dan menengok ke arah kanan melihat jembatan yang terlihat sepi dan gelap
"terlalu gelap El besok saja"
"iya iya"
Akhirnya mereka memutuskan tidur agar tidak terlambat sewaktu kuil itu muncul
Keesokan paginya hujan sudah mengguyur seluruh britania, banyak dari berita koran yang memberitahu cuaca di hari ini akan hujan seharian penuh. Disisi lain Eloise dan Keith sudah bersiap-siap untuk check out hotel dan segera pergi ke tempat yang mereka tuju.
"ayo sudah siap? "
"ok "
Eloise dan Keith membawa payung pergi ke tempat dimana Magdalen College berada. Walaupun mereka tidak tahu pasti dimana tetapi Keith mengetahui letak sekolah itu melalui Jembatan Magdalen itu.
Karena jarak yang cukup dekat, mereka hanya memakan waktu 20 menit dengan berjalan kaki.
"itu dia"
"iya ayo kita masuk"
Mereka berdua masuk ke dalam kuil yang mereka temui sesuai tempat mereka menemuinya di masa depan. Begitu mereka masuk petir menyambar tepat di depan mereka hingga mereka pingsan.
Tidak butuh lama mereka bangun dari pingsannya, Eloise dan Keith benar-benar tiba di masa depan.
"benar ini di masa kita? "
"iya lihat sudah ada mobil dan aspal"
"ahh baru tadi kita melangkah ke kuil sudah tiba di masa depan. Seperti drama sinetron saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Raveen
Historical FictionDi dunia penuh kekayaan dan intrik perdagangan minyak, keluarga Raveen mengemban reputasi gemilang dan keluarga sempurna. Namun, di balik kilau gemerlapnya tersembunyi dendam kelam yang meratap di hati Eloise Raveen, seorang gadis berusia 20 tahun y...