Setelah kenyang memakan kue Eloise pun merebahkan dirinya di atas kasur yang lumayan empuk. Ia memikirkan kejadian yang baru saja ia alami.
"mungkin...... Aku sudah gila.... Atau aku sebenarnya dalam keadaan koma pasca terlelelap di kuil itu? Tetapi tidak mungkin, bagaimana bisa tas dan koperku ada bersamaku?"
Eloise mulai memejamkan matanya berpikir keras.
"ibu... Maaf kan anakmu yang durhaka ini tolong selamatkan aku dari masa lalu.... Aku tidak akan berbicara kasar lagi tapi tolong maafkan aku dan keluarkan aku dari sini"
Hening sunyi tidak ada suara kendaraan, tidak ada bau knalpot. Itulah yang dipikirkan oleh Eloise Raveen yang sekarang terjebak di masa lalu.
"by the way siapa lelaki tadi? Rambutnya pirang bermata emas itu?"
Eloise mulai merasakan perasaan tidak enak terhadap pria itu. Terlintas ingatan Eloise warna mata pria yang menabraknya tadi.
"dia memiliki golden eye.... Golden eye... Tunggu GOLDEN EYES ?!! "
Eloise terbangun dari kasurnya dan turun ke lantai bawah untuk menemui sang wanita pemilik penginapan Lucy.
"kau... Lucy"
"iya "
"Lucy apa kau tahu pria berambut pirang dengan golden eye ? "
"pria dengan rambut pirang itu banyak nona cuman ada satu pria pirang yang memiliki golden eye"
"iya, siapa? "
"dia adalah Duke Augustine Raveen "
Mata Eloise terbelalak mendengar kata-kata yang dilontarkan wanita dihadapanya.
"Raveen? Duke? Augustine?! "
"sepertinya warna matanya sama dengan anda nona, persis sama. Atau jangan-jangan anda dari keluarga Rave-"
Tangan Eloise membungkam mulut Lucy yang hampir mengatakan nama Raveen.
Eloise mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Lucy
"sssstt tolong jangan beri tahu siapa-siapa ya aku mohon"
"iya nona"
"aku mau tanya satu hal lagi. Dimana perpustakaan dan ada dimana penjual lensa mata? "
Lucy dengan sigap mengambil pena dan kertas, menuliskan alamatnya disana.
Setelah selesai menulis, Lucy menyerahkan kertas berisi alamat itu kepada Eloise.
"terima kasih ya... By the way panggil namaku Eloise saja "
"t-tapi nona-"
"ssstt aku akan menjadi orang lain saat ini"
Eloise pun melenggang pergi meninggalkan penginapan.
****
"Albert tolong berikan wanita itu hadiah sebagai permintaan maaf serta telusuri siapa gadis itu "
"baik tuan"
Siapa gadis itu? Aku tidak pernah melihat wanita itu di keluarga kita. Bagaimana bisa mata dia sama dengan keluarga Raveen?
Kereta kuda berhenti di kediaman keluarga Brauns tepatnya di rumah tunangannya
"selamat datang menantuku"
"selamat datang my darling "
"terima kasih telah mengundang saya"
"oh sayang tak usah kau pikirkan itu sudah kewajiban kita untuk menjalin hubungan erat dengan anda Duke Augustine Raveen "
"iya"
"silahkan masuk"
Pria itu pun memasuki rumah kediaman Brauns yang merupakan rumah tunangannya.
Di sisi lain Eloise sampai di perpustakaan umum di dekat penginapan miliknya.
"ok sekarang masuk"
Eloise memasuki perpustakaan menelusuri setiap sudut ruangan untuk menemukan sebuah buku dan koran yang ia cari yaitu buku tentang keluarga Raveen dan keluarga Brauns serta membeli koran berita terbaru.
"ah ini dia. Ah iya permisi tuan apakah ini boleh dipinjam? "
"hmmm sepertinya anda tertarik dengan buku ini. Saya pinjamkan ke anda tetapi dengan syarat 4 hari sudah dikembalikan"
"4 hari?! Ok baiklah deal Saya pinjam buku ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Raveen
Historical FictionDi dunia penuh kekayaan dan intrik perdagangan minyak, keluarga Raveen mengemban reputasi gemilang dan keluarga sempurna. Namun, di balik kilau gemerlapnya tersembunyi dendam kelam yang meratap di hati Eloise Raveen, seorang gadis berusia 20 tahun y...