Chapter 21

174 17 0
                                    

Di tengah perjalanan menuju mansion Augustine tampak curiga dengan perilaku Eloise ketika bertemu Louis

"sepertinya kau cukup akrab dengan Louis "

"akrab bagaimana? Aku saja baru bertemu dengannya"

Jawab Eloise mengalihkan pandangan

Augustine sempat mencari kebohongan Eloise namun tetap saja wanita itu tak menampakkan sedikit kebohongannya

"lupakan. Hari ini apa rencanamu? "

"sejujurnya hari ini aku sedang menunggu jawaban dari Viscount Gerad masalah pencatatan tranksaksi minyak di Amerika"

"apa maksudmu? "

"aku sudah memperhitungkan semuanya awal dari masalah kita adalah salah pencatatan tranksaksi keuangan maka dari itu aku juga bekerja di viscount Gerad menjadi akuntan"

"bukankah kau orang asing disini? "

"dasar kurang update kau seperti orang yang baru keluar dari goa tidak tau apa-apa"

"memangnya ada apa dengan statusmu sekarang? "

"kau tahu? Semenjak aku mencari informasi dan bukti aku semakin dekat dengan keluarga Raveen disini dan hal yang paling menyenangkan adalah orang tuamu menganggap aku seperti anaknya"

Augustine mengeluarkan ekspresi yang tak terdeskripsikan mendengar pernyataa lawan bicaranya namun tetap tampan di mata Eloise

"aku juga mendapat kepercayaan dari viscount gerad jadi aku bisa bekerja dengannya "

"ya terserahmu"

Augustine mengalihkan pandangannya melihat pemandangan dari jendela kereta.

Rambut pirangnya berterbangan terkena angin, sorot matanya yang tajam tiba-tiba melembut membuat Eloise terpesona dengan sesosok pria dihadapannya

Kalau aku menikah dengannya dan memiliki anak mungkin menjadi anak yang paling tampan dan cantik hahaha

"wajahmu memerah apa yang kau pikirkan"

wajah Eloise merah padam setelah menyadari atas kehalusinasinya

"a-aku hanya berpikir ingin mempunyai anak yang tampan dan cantik"

Jawab Eloise tanpa sadar akan perkataanya

Augustine pun terkejut dengan pernyataan Eloise

"anak ya.... "

"eh? "

"kau barusan bilang ingin punya anak"

Lagi-lagi Eloise dengan bodohnya mengatakan hal yang memalukan dihadapan Augustine

"t-tidak maksudku-"

Augustine mendekatkan wajahnya dengan wajah Eloise hingga hanya berjarak beberapa inci

"kau pasti berpikir memiliki anak denganku"

Ucap Augustine dengan seringaiannya

"t-tidak"

"akui saja aku tidak marah"

"tidak"

"ayolah aku tak marah kali ini"

"aahh berhenti menggodaku"

"hahaha iya iya"

                                 ***

Setelah sampai di mansion Eloise dan Augustine berjalan menuju taman untuk minum teh bersama

Tidak lupa ia membawa gitar kesayangannya

"kita akan minum teh jangan bawa gitar"

"aku ingin bermain lagi pula kalau menikmati teh lebih menyenangkan kalau sambil mendengarkan lagu"

"hmmm "

"kau! Selalu saja jawab hmm pakai kata dong iya atau baiklah atau semacamnya"

"hmmm"

"lagii?! "

"hmm"

"ahh nevermind"

Augustine tersenyum menatap Eloise yang tengan bergumam tentangnya menurutnya ia menggemaskan ketika sedang marah

Setelah beberapa menit mereka menikmati tehnya, Eloise mulai memainkan gitarnya

Never planned that one day, I'd be losing you

In another life, I would be your girl

We keep all our promises

Be us against the world

In another life, I would make you stay

So I don't have to say you were the one that got away

The one that got away

Augustine mengernyitkan dahinya ia tidak menyukai lagu yang Eloise bawakan

"aku... Tidak menyukai lagunya"

"kenapa? "

"itu seperti perpisahan aku.... tidak menyukainya"

Eloise tersenyum pahit mendengar kata perpisahan apalagi menyangkut dirinya dengan Augustine orang yang ia sayangi

"kau harus belajar mengikhlaskan semuanya karena suatu saat semua akan berubah"

Seketika hening menyelimuti mereka
Eloise maupun Augustine sama-sama diam tidak mengatakan apapun

Eloise teringat perkataan neneknya mengenai gelang yang nenek berikan untuknya

Ia melepaskan salah satu gelang nya dan memberikannya pada Augustine

"gelang? "

"pakailah aku ingin kau terus memakainya"

Augustine mengambil gelang itu dan memakainya sama seperti yang Eloise pakai di tangan sebelah kiri

"ini pemberianku aku ingin jika kita sudah tak bersama lagi aku ingin kau selalu mengingatku"

"jangan... "

"??"

"jangan lagi... Kau mengatakan kita tak bersama lagi"

"eh? "

"aku tidak ingin kita berpisah"

Lady RaveenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang