Keesokan harinya Eloise kembali datang ke rumah Augustine.
"oh kau sudah datang ya"
"hmm"
Eloise berjalan menuju sofa dekat meja kerja Augustine dan memainkan ponselnya.
"kau memainkan apa? "
"ponsel"
"apa itu? "
"benda penting. Alasan kau menyuruhku setiap hari datang kesini untuk apa?
""bukankah kau merencanakan untuk masa depanmu? "
"oh iya "
"dasar pelupa. jadi bagaimana rencanamu? "
Eloise melihat Augustine sibuk dengan tugas-tugasnya yang menggunung di meja.
Kemudian Ia
menghampiri melihat apa yang Augustine kerjakan"oh begitu... Ini tugas kau sebagai duke? "
"iya aku sibuk sekarang. Jadi kau tunggu saja sampai nanti siang"
"what?! Aku datang pukul 7 tahu masa aku harus menunggu hingga siang?! "
"diamlah suaramu memekakkan telingaku"
"asal kau tahu saja ya suaraku ini indah sekali. Hal yang membanggakan adalah aku mengikuti kontes menyanyi dan menang juara 1 hahahaha aku sangat bangga pada diriku"
Augustine tidak peduli dengan omongan wanita disampingnya.
"cih"
"a-apa? Baru saja kau-...dasar tidak punya sopan santun"
"terserah aku dasar tukang pemarah"
Eloise mengambil tumpukan kertas yang ada di atas meja Augustine itu ke sofa.
"hei mau kau apakan itu? "
"kerjakan. Jadi diamlah kau disitu aku akan membantumu. Dasar pemalas mengerjakan tugas saja sampai menggunung seperti ini"
"apa?! Kau kira mudah mengerjakan tugas seperti ini? Dasar wanita tak tahu sopan santun"
Eloise tidak peduli dengan pria itu yang terus mengomel. Sedangkan dirinya mulai membaca dan mengerjakan tugas dihadapannya.
2 jam telah berlalu Eloise telah menyelesaikan 1 tumpukan tugas dan memberikannya pada Augustine.
"coba cek "
Pria itu mengecek seluruh tugas yang Eloise kerjakan dan ternyata semuanya benar sesuai dengan pengerjaan miliknya.
"bagaimana bisa kau mengerjakan seperti ini? "
"hah?! Kau meremehkan ku? Tentu saja bisa karena aku sudah biasa memegang perusahaan besar milik ayahku pekerjaan seperti ini sangat kecil menurutku"
"unbelievable "
"haha of course it's me Eloise Raveen"
Ucap Eloise membanggakan diri sendirinya"baru kali ini aku melihat ada perempuan sesombong ini"
Waktu siang pun tiba... Augustine dan Eloise sedang duduk di taman untuk minum teh dan lunch bersama.
"hmmm disini indah sekali bisa jadi referensi rumahku ini"
"rencanamu"
"oh iya. Aku berencana untuk mengorek informasi keluarga brauns terlebih dahulu
apa latar belakangnya""aku mempunyai ide. Bagaimana kalau aku mendekati mereka dan mencari informasi yang mereka miliki karena aku sudah bertunangan dengan Elisa jadi itu akan mudah"
"ah iya kau bertunangan dengannya itu ide yang bagus. Kuharap kau meluluhkan hatinya hingga anak itu cinta mati padamu"
"hahahaha aku tidak bisa"
"bisa. serahkan saja semuanya padaku"
"bagaimana? "
"kita mengubah kerpibadianmu yang jelek dan membosankan itu menjadi pria yang gentleman "
"jelek dan membosankan katamu?! "
"iya dan mungkin sedikit make up agar kau kelihatan lebih tampan"
"aku membencinya"
"yah walaupun kau sudah super duper tampan tapi akan kubuat seluruh warga britania menyukaimu"
"ap-?! t-terserah padamu "
Ucap Augustine dengan wajah yang sedikit memerah.Di tengah percakapan Eloise dan Augustine seorang pelayan menginterupsi mereka dengan informasi bahwa keluarga Raveen datang ke kediamannya dan sedang menuju taman yang dimana Eloise dan Augustine minum teh sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Raveen
Historical FictionDi dunia penuh kekayaan dan intrik perdagangan minyak, keluarga Raveen mengemban reputasi gemilang dan keluarga sempurna. Namun, di balik kilau gemerlapnya tersembunyi dendam kelam yang meratap di hati Eloise Raveen, seorang gadis berusia 20 tahun y...