Chapter 22

170 17 0
                                    

Eloise hanya bisa tersenyum manis pada Augustine

"I hope so"

Setelah percakapan saat minum teh di kediaman Duke Augustine, mereka tidak saling bertemu selama seminggu

Eloise mencoba berkunjung setiap hari ke mansion Duke tetapi dia tidak diperbolehkan masuk ke dalam

Pada akhirnya Eloise memutuskan mengirim surat untuknya namun tetap saja tidak ada balasan surat darinya

Eloise merasa Augustine menjauhinya. Entah apa yang dipikiran pria itu dan itu membuatnya kesal

Sementara itu, Augustine seperti biasa ia hanya melakukan hal yang seharusnya dia sebagai tunangan Elisa.

Mengajaknya berkencan, berkunjung ke kediaman Elisa dan masih melancarkan misi mencuri informasi.

Eloise juga tidak mau membuang waktunya hanya untuk Augustine saja ia pun berencana mengunjungi pedesaan yang berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kota


                                 ***

"permisi saya Eloise dari London saya ingin mengunjungi kantor bupati disini, apakah anda tahu dimana lokasinya? "

"oh iya saya tahu mari saya tunjukkan"

Ucap petani sekitar

Eloise pun mengikuti arah petani tersebut menunjukkan lokasi kantornya

"Nona dari kota ya? Pasti disana sangat makmur"

"ah iya pak, tentu saja kita berada di kota dan dekat dengan kerajaan"

"pasti menyenangkan menjadi orang kaya dan menjadi bangsawan, kita disini semua adalah rakyat miskin yang hidup jauh dari pusat kota"

"miskin? "

"iya, sejujurnya kita ingin pindah desa yang ada di bawah pimpinan keluarga Brauns"

"keluarga Brauns? Kenapa kalian ingin pindah di sana? "

"karena saya lihat disana banyak warga yang makmur mendapat gaji yang sesuai walaupun pajak yang sedikit tinghi tetapi perlengkapan pertanian, peternakan pun juga sudah dari bupati jadi kita tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk keperluan pertanian dan ternak"

"jadi warga desa ini membiayai seluruh perlengkapan dan bahan-bahan dengan upah? "

"iya "

"kenapa tidak meminta pada bupati saja "

"ya kami sempat memintanya pada beliau tetapi ia berkata ia juga masih kekurangan uang dan hanya uang upah yang minim saja untuk kita"

"tidak mungkin, desa ini dibawah pimpinan putra mahkota bukan? "

"iya nona tapi tidak kusangka putra mahkota sebegitunya kejam pada desa kita padahal desa kita penghasil pertanian dan peternakan terbaik"

Tidak mungkin Louis seperti itu

Setelah sampai di tujuan bapak petani itu meminta izin untuk kembali mengerjakan pekerjaannya.

"tunggu sebentar pak"

Eloise mengeluarkan beberapa uang lembar dan diberikan pada bapak itu yang sudah mengantarnya

"tidak usah nona saya hanya menunjukkan jalan saja saya hanya membantu nona"

"tidak apa-apa pak ambil saja pakailah dengan baik untuk membeli makanan untuk keluarga dirumah"

"tapi non-"

"ambil saja terima kasih sudah menunjukkan jalan saya masuk duluan"

Bapak petani itu hampir menitikkan air matanya senang dan berterima kasih pada Eloise

REGENT'S OFFICE

Eloise berjalan masuk kedalam gedung itu yang mungkin menurutnya sedikit megah untuk ukuran desa yang kekurangan seperti ini

Gila mewah sekali apa apaan gedung semewah ini

Eloise berjalan masuk menuju kantor bupati

"silahkan masuk nona Eloise "

"terima kasih "

Lagi-lagi Eloise terkejut dengan keadaan kantor bupatinya penuh dengan barang mewah serta patung patung yunani yang menghiasi setiap sudut ruangan membuat ruangan itu terkesan mewah

Perasaanku sudah tidak enak

"silahkan duduk nona, saya dengar anda dari keluarga Raveen dan ternyata benar, warna mata anda sama"

"iya"

"lalu ada apa anda kemari? "

"ah perkenalkan nama saya Eloise Raveen saya diutus Viscount Gerad untuk mengambil laporan keuangan"

"oh iya iya tunggu sebentar"

Sang bupati pun mengambil map yang berisi laporan dan tranksaksi keuangan memberinya pada Eloise

"terima kasih pak "

"iya sama-sama saya lihat biasanya seorang pria berkacamata yang kesini terus untuk mengambil laporan"

"oh iya saya baru bekerja di Viscount Gerad sebagai akuntan mulai sekarang saya juga bekerja mengambil laporan keuangan seperti ini "

"oh begitu ya kalau begitu sampaikan salam ku pada Viscount "

"baik pak terima kasih saya pamit terlebih dahulu"

Setelah berjalan cukup lama untuk sampai di kereta kuda pinggir jalan Eloise juga merasa iba pada desa ini ia melihat kenyataan yang di ceritakan bapak petani itu.

Pertanian banyak yang sudah tidak terurus hewan banyak yang mati melihat penduduk disitu yang terus bekerja keras demi upah

Tidak mungkin Louis seperti ini apa aku harus melaporkannya?

Setelah sampai di kereta kuda Eloise langsung pergi menuju kedai yang biasa ia bertemu dengan Augustine





Lady RaveenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang