Chapter 23

171 14 0
                                    

Sesampainya di kedai dan memesan minuman, Eloise menempatkan dirinya duduk di bangku sebelah jendela yang menghadap jalan

Eloise berpikir mungkin ia akan bertemu lagi dengan Augustine.
Ia berencana ingin mengembalikkan gitarnya yang ia pinjam 1 minggu yang lalu

Setelah satu jam menunggu, pintu kedai terbuka menampakkan pria tampan berambut pirang menghampiri Eloise

"Louis? "

"hei! Kau ada disini rupanya? "

"ya begitulah menunggu Augustine seperti orang gila saja aku"

"kenapa memangnya? Kalian bertengkar?"

Ucap Louis menahan tawanya

"tidak juga. Mungkin panjang ceritanya kalau ku ceritakan"

"apa mungkin Augustine mencampakkanmu? "

"haha tidak kok"

"aku lihat dia sering berkencan dengan tunangannya "

"dia hanya melakukan misi"

"apa kau yakin dia hanya melakukan misi saja? Mungkin saja ia menaruh perasaan pada tunangannya"

"itu.... Tidak mungkin. Dia tahu kenyataannya Brauns akan membunuhnya"

"hahaha aku suka rasa percayamu "

"terima kasih"

"stay strong my dear "

"hmmm... Oh iya aku ingin cerita yang lebih menggemparkan"

"apa? "

Eloise menceritakkan seluruh kejadian yang ada di desa tidak lupa ia memberikan laporan yang ia bawa dari sana

"aku yakin kau tidak seperti itu"

"tidak... Ini.... Benar aku mengirim dana sebesar ini tidak mungkin desa dibawah kendaliku menjadi desa miskin seperti yang kau ceritakkan"

"aku tahu itu uang yang banyak untuk desa tidak mungkin desa menjadi miskin"

"tapi bupati selalu melaporkan bahwa desa selalu makmur"

"kau terlalu percaya pada pemerintah terlebih pada bupati juga kau tidak pernah mengunjungi desa"

" ...."

"kapan terakhir kali kau mengunjungi desa? "

"2 tahun yang lalu"

"pantas saja mereka juga ingin pindah ke desa bagian barat dibawah kendali Brauns"

"apa?! Damn it! Aku susah payah membangun desa memberinya uang yang banyak, pajak yang rendah mereka mau pindah desa? "

"apa kita harus kesana untuk membuktikannya? "

"ayo kita kesana"

Louis tampak kesal dan tidak percaya dengan cerita yang telah Eloise ceritakan.

Sesampainya di desa, Louis memakai jubah bertudung untuk menutupi identitas.

Setelah Louis turun dari kereta kuda dia sudah disuguhi oleh pemandangan desa yang begitu kumuh, sawah yang hampir 90 persen sudah tidak digarap lagi dan melihat hewan ternak banyak yang kurus dan mati

Louis menjadi kecewa dan marah ia langsung berjalan menuju kantor bupati namun sebelum ia pergi Eloise mencekalnya untuk tidak bertindak sekarang

"tunggu kita belum tahu bagaimana tindakan asli bupati lebih baik kita tanya warga saja dulu"

Louis pun menurut perkataan Eloise. Ia menanyakan bagaimana desa bisa berubah seperti ini.

Sementara Eloise merangkai sebuah informasi kalau desa mulai seperti ini sejak 2 tahun lalu dan itu sama dengan pertunangan Augustine dengan Elisa

Dapat juga informasi seperti ini apa mungkin ada kaitannya dengan Brauns?

Eloise merasa iba pada Louis yang mulai sudah sedih dengan keadaan desa serta ungkapan tidak sukanya masyarakat desa pada Louis

"mungkin kita harus kembali Lou "

"iya"

Eloise mengajak Louis ke penginapannya untuk berbincang mengenai masalah tersebut

"tidak apa-apa aku masuk? "

"iya ini kamarku tidak ada yang menganggu tenang saja"

Louis pun masuk dan duduk di sofa di sisi lain Eloise menyiapkan teh untuk disuguhkan pada tamunya

"maaf ini bukan teh yang biasa di istana ini hanya teh yang sederhana"

"tidak apa-apa"

"jadi bagaimana menurutmu? "

Ucap Eloise penasaran

"yaa aku sangat kecewa... Maafkan aku tidak memercayaimu"

"aku pikir ini ada hubungannya dengan Brauns"

"how? "

"desa mulai tidak makmur 2 tahun yang lalu itu sama dengan Augustine dan elisa tunangan. Menurut informasi yang kudapat dari Augustine, Brauns mulai merencanakan penjatuhan keluarga Raveen itu semenjak Augustine dan Elisa bertunangan ditambah lagi mereka juga mau menjatuhkan tahta putra mahkota maka dari itu Brauns berusaha memanipulasi warga dengan pendanaan yang hilang entah kemana uang nya untuk menstigma masyarakat desa tidak menyukai putra mahkota"

"........"

Louis masih berpikir apa yang dikatakan wanita dihadapannya

"aku hanya menduganya aku tidak tahu pasti benarnya seperti apa"

"kita tidak mungkin hanya mengambil fakta tanpa bukti untuk menjatuhkan bupati"

"ya aku tahu tapi mungkin masih bisa"

"bagaimana? "

"coba kau lihat kertas tranksaksi pembelian ini"

Eloise menyodorkan beberapa kertas tranksaksi pada Louis

"kau bandingkan kertas tranksaksi di tahun-tahun sebelumnya lihat apakah ada keanehan? "

"aku tidak tahu apa bedanya ini sangat mirip biasanya aku tidak terlalu memerhatikan kertas tranksaksi"

"kau bawa pulang saja dan cek apa bedanya "

"baiklah"

"oh iya aku sarankan kau jangan terlalu percaya pada pemerintah "

Louis tersenyum pada Eloise

"terima kasih El, kau telah menyadarkanku"

"sama-sama aku tahu kau orang yang tidak seperti itu Lou aku yakin kau bisa menghadapinya"

"terima kasih aku pulang dulu"

"hati-hati dijalan"

Lady RaveenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang