Maaf, guys cuma mau promosi cerita baru.
Cek aja di profilku, judulnya. 'Tentang A!' kuylah baca, mungkin cerita ini bisa mewakili perasaanmu.
Cerita ini mengandung 'Gue banget'
Part 1👇
"Sampai kapan, Le?"
"Enggak bakalan sampai, anggap aja gak berujung," jawab gadis berambut cokelat yang tengah menempel sebuah palaroid ke tumblr yang berada di dinding kamarnya.
"Gue yang lihat lo capek, berhenti aja. Gausah menanti cowok yang gak pasti, yang mau sama lo banyak."
"Gue maunya Alvano seorang, bukan yang lain."
Namanya adalah Alea, gadis manis berwajah imut yang maniak anime. Walaupun seorang otaku akut yang mencintai suami 2D, tetapi Lea juga masih waras.
Gadis itu sangat bucin kepada seorang Alvano Alam Mahendra, teman kecilnya yang sekarang tengah bersekolah di luar kota.
"Udah tertolak, masih aja."
"Kan gue gak akan nyerah, Hinata aja kuat mencintai Naruto, kenapa gue enggak bisa?" tanya Alea, yang juga ikut prinsip Naruto. 'Aku tidak akan menarik kata-kataku, karena itulah jalan ninjaku.'
"Tapi lo bukan Hinata, dan Alvano bukan Naruto. Mereka cuman tokoh fiksi karya Masashi Kishimoto!" seru Rani.
"Iya sih, tapi gak ada yang gak mungkin, lo tau, 'Kan? Sakura yang udah tertolak dan hampir dibunuh Sasuke aja masih tetap setia.
Lalu hasilnya, terlahirlah Sarada.""Terserah lo, deh!"
Gadis itu mendengus sebal, namanya adalah Rani Sisca.
Dia adalah tetangga Alea sekaligus teman masa kecilnya, walaupun sekarang sudah tidak satu sekolah dengan Alea.Rani sengaja bermain ke rumah Lea, karena ia tau. Jika di hari libur, pasti Alea hanya akan menghabiskan waktunya seharian di kamarnya, dan yang ia dapati ketika memasuki ke kamar Alea adalah, gadis itu tengah menambah koleksi palaroid dengan foto Alvano.
"Gak sopan lo, foto orang asal main colong aja, dicetak, dipajang di dinding lagi, ngeri gue, itu foto juga punya hak cipta!" ucap Rani. Matanya menelusuri foto yang tergantung dengan rapi di lampu tumblr, tidak ada foto Alea seorang diri, kebanyakan foto Alvano yang gadis itu colong dari Instagram, dan foto Alea yang bersama teman-temannya.
Lalu Rani mengedarkan matanya, lagi. Poster anime di dinding kamar Alea bertambah banyak, kamarnya memang rapi dan aestetick tetapi terlihat menyeramkan bagi Rani yang terbiasa dengan kamarnya yang polos.
"Bodomat," jawab Alea sekenanya.
"Gue ngeri, Le. Lo pajang foto Alvano banyak banget, udah kayak mau nyantet aja, terus tuh banyak poster kartun, merinding gue, seperti sedang dipelototin sama tuh gambar," ucap Rani. Jika saja kamarnya juga di tempel poster, pasti langsung di buang dan di marahi oleh bundanya, dengan alasan mengotori tembok.
"Bagus, dong. Dipelototin sama husbu," jawab Alea dengan santai, sampai boneka besar melayang mengenai kepala gadis itu.
"Stress!" Rani tertawa terbahak-bahak ketika lemparannya mengenai Alea, sampai badannya terjungkal ke kasur.
"Tapi, Le. Kalau lo habis mandi terus ganti baju, gak merinding apa? Dilihatin sama foto dan kartun kartun itu?" tanya Rani.
"Gue gak ganti bajunya di walk closet, enggak di kamar," jawab Alea yang membuat Rani mengangguk, ia lupa jika Alea tidak seperti dirinya. Di kamar Alea juga tidak ada lemari.
Hanya ada meja belajar, komputer dan speaker. Lalu rak buku pelajaran dan rak buku yang berisi novel dan manga koleksinya.
Alea suka mengoleksi action figure atau aksesoris yang berhubungan dengan anime favoritnya, bahkan pedang atau katana pun ikut serta dalam mengisi memenuhi lemari kaca yang Alea taruh di depan kamarnya.
"Ran, lo gak ngajak Nabila atau Aristya, gitu?" tanya Alea sembari melirik ke arah Rani yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Udah gue ajakin, tapi mereka masih pergi sama teman satu kelasnya. Kalau Renita sih, gue gak tau," jawab Rani tanpa mengalihkan pandangannya.
Alea mendengus, sejak masuk ke SMA dan berbeda sekolah, mereka sangat sulit diajak bertemu dan berkumpul, walaupun rumahnya berdekatan karena masih satu komplek, tetapi sulit, karena terhalang kesibukan masing-masing.
Alea, Rani, Nabila, Aristya, dan Renita adalah teman dari kecil.
Mereka berlima memasuki taman kanak-kanak sampai sekolah menengah pertama bersama, lalu berpencar setelah memasuki sekolah menengah atas."Kalau lo? Biasanya lo yang paling sibuk banget karena ikut organisasi?"
Teman-temannya sangat sibuk karena mengikuti organisasi ekstrakulikuler di sekolahnya, terutama Rani dan Aristya. Jika Nabila, gadis itu pasti sibuk ngebucin dengan geng barunya di sekolah.
Renita? Temannya yang satu ini jangan ditanyakan, Alea tau Renita sudah mempunyai sifat bar-bar dari kecil, tetapi kelakuan gadis itu tambah menjadi jadi setelah masuk ke sekolah menengah atas, entah salah pergaulan atau apa, Renita menjadi badgirl yang suka keluyuran tanpa ingat pulang.
Walaupun begitu, Alea dan yang lainnya tidak pernah menjauhi Renita, mereka masih berteman sampai sekarang, Renita pun masih seasik dulu jika mereka berlima berkumpul, walaupun bisa dihitung beberapa kali dalam setahun.
"Libur lah, gue capek juga," jawab Rani.
Berbeda dengan teman-temannya yang sangat sibuk, Alea lebih banyak nganggur dan gabut. Ia tidak mengikuti satu ekstrakulikuler apapun di sekolahnya, karena menurutnya sangat merepotkan.
Alea lebih suka berdiam diri di kamar, dengan AC yang menyala dan Wi-Fi yang lancar, menonton anime dengan ditemani snack yang dilengkapi dengan cola.
Kenikmatan yang luar biasa.
Wajar jika kulitnya paling putih di antara semua teman di sekolahnya maupun teman rumahnya.
Putih bukan karena skincare, tetapi karena nolep.
Selain hobi membaca dan menonton, Alea juga hobi mengirimi Alvano pesan disetiap jam dan menitnya, walaupun pesannya tidak pernah dibalas oleh cowok itu.
Pantang menyerah dan sangat strong, stress tidak tertolong.
"Lea, Lo kalau libur jangan di rumah doang, sekali-kali keluar kek, biar akrab sama tetangga," ucap Rani yang sudah berdiri di balkon.
Alea menyengir, sudah 16 tahun dirinya di sini, tetapi ia lupa dengan nama-nama tetangga di kompleknya.
"Kalau gue keluar keliling, bahaya, Ran. Gimana kalau gue kecelakaan? terus mati? Kalau kecelakaan terus masuk ke isekai sih, gapapa, biar mirip lord Kazuma, hehe."Rani hanya mengernyit bingung, ia tidak paham dengan yang dimaksud oleh Alea. " Eh, Udin! Suruh keliling komplek doang lo takut kecelakaan, ingat, lo bawa mobil ke sekolah gak takut tuh, apalagi sekolahan lo paling jauh!"
Yosha!
Ayo tambahkan ke dalam perpustakaannmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Konoha high School(hinata Hyuuga) SELESAI ✔
FanfictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Karakter ini milik Masashi Kishimoto! Konoha High School adalah sekolah elit yang kepintaran muridnya sudah tidak diragukan lagi, seperti salah satu kelas sebelas MIPA 1, MIPA 1? sudah pasti diisi dengan murid-murid jenius, ...