senang atau kesal?

613 83 5
                                    

"HINATA!"

Sasuke segera berlari keluar dari mobilnya, dan menghampiri Hinata yang sedang bersimpuh di aspal dengan kepala tertunduk.

Cowok bermata tajam bewarna onix itu bertambah kaget ketika melihat banyak pecahan kaca mobil yang berserakan, apalagi penampilan Hinata yang sudah tidak serapi tadi.

"Hinata," panggil Sasuke ikut berjongkok di depan Hinata dengan tangan yang memegang bahu gadis itu.

Hinata sendiri masih diam, tidak menjawab panggilan Sasuke ataupun sekedar meliriknya.

"Lo kenapa?"

Masih tidak merespon.

Helaan napas kasar terdengar dari cowok itu, Sasuke bukan orang yang sabar dan ramah, biasanya ia yang sering mengabaikan panggilan orang lain, dan sekarang ia diabaikan oleh Hinata.

Sebisa mungkin Sasuke berusaha bersabar, karena cewek di depannya ini Hinata, jika saja cewek lain, mungkin Sasuke sudah membentaknya karena berani mengabaikannya.

"Kenapa lo pulang dulu, lo udah janji akan pulang sama gue!" Sasuke berdiri sembari menunduk untuk menatap Hinata yang masih tidak bergeming.

Perlahan Hinata ikut berdiri, gadis itu tersenyum sinis, ia berjinjit dan tangan mungilnya mencengkram kerah baju Sasuke. "Lo mau gue tonjok hah! Gue nunggu lo lama bangsat!"

"Gue capek nunggu, nelpon lo berkali-kali, dengan hels tinggi gue mondar-mandir buat cari lo, tapi apa? Lo enak-enakan mojok sama karin, berduaan, berpelukan. Ah, sialan lo!" teriak Hinata sembari memukul dada Sasuke dengan bruntal.

Sasuke sedikit terkejut, dengan cepat ia menangkap kedua tangan Hinata, karena jujur. Pukulan gadis itu sakit, dan ia yakin akan lebam jika tidak segera dihentikan.
"Gue cuman .... "

"Lepasin anjir, gue mau pukul lo sampai bonyok kek laki-laki tadi!" Hinata terus memberontak.

Lagi-lagi Sasuke terkejut, sebelah tangannya digunakan untuk mencengkal tangan Hinata, dan Satunya lagi digunakan untuk menarik tubuh Hinata agar merapat.
"Laki-laki? Jelasin, maksdunya apa? dan kenapa banyak pecahan kaca mobil? Lo gak papa,  'Kan?" tanya Sasuke dengan wajah yang sangat serius.

"Gausah kepo lo! Emangnya lo siapa?! Dan apa pentingnya buat lo!" jawab Hinata sinis.

"Jawab aja, gue maksa! Kesabaran gue gak banyak!" Sasuke berkata dingin dengan wajah yang sangat dekat Hinata.

Hinata membuang mukanya, disaat seperti ini, bisa-bisanya ia gugup dengan tatapan Uchiha itu. "Tadi ada dua laki-laki yang ngehadang gue, puas lo!"

"Siapa?"

"Mana gue tahu."

"Preman?"

"Mungkin."

Merasa kesal karena Hinata menjawab dengan tatapan yang entah mengarah ke mana, Sasuke memegang dagu Hinata. "Lo pulang dan dihadang preman? Lo gak papa?"

"Gak. Malah kalau mobilnya gak mogok, gue mau nebeng," jawab Hinata ketus.

"Maaf," ucap Sasuke dengan tatapan teduh.
"Enggak gue maafin," jawab Hinata berlawanan dengan hatinya yang sangat mendambakan Sasuke, hatinya langsung goyah ketika melihat tatapan mata itu.

"Gue denger suara langkah kaki, saat gue cek ada jepit rambut lo di tanah," ujar Sasuke pelan, tidak dingin seperti biasanya.

"Karin cuma curhat sama gue, dan sory. Ponsel gue mati," sambung Sasuke sembari menyisir rambut Hinata dengan jari.

Cairan bening menetes dari mata bulat Hinata, ia sudah tidak bisa menahannya lagi untuk tidak menangis. "Apa gunanya lo cerita dan jelasin? Toh, gue juga bukan siapa-siapa lo!"

"Karena lo mencintai gue, dan itu semua membuat lo sakit, maaf."

Tangis Hinata bertambah kencang, ia merutuki dirinya yang sangat cengeng ini, bukankah ia tadi bilang akan memukul wajah Sasuke jika bertemu dengannya?
"Lo tahu gue suka sama lo,  kenapa lo cuma diam! Lo memberi perhatian yang membuat gue jadi bertambah berharap, tapi sampai sekarang apa? Lo gak pernah kasih kepastian atau penjelasan apapun!"

"Udahlah, Sas. Gausah urusin gue, gak penting, dan jangan kasih gue perhatian lebih lagi. " sambung Hinata dengan nada lelah.

"Emang salah, kalau gue kasih perhatian ke cewek yang gue suka? Lo penting, perhatian gue ke lo, karena gue juga cinta, suka dan sayang sama lo, Hinata Hyuga!" Sasuke memeluk Hinata dengan erat, selama ini ia bingung bagaimana menunjukkan perasaannya, ia terlalu kaku untuk itu.

Hinata mematung, badannya lemas, mungkin jika Sasuke tidak memeluknya ia akan jatuh. Rasanya dirinya sedang melayang.

"Bohong."

"Uchiha gak pernah bohong.".

"Terus kenapa lo gak pernah bilang!"

"Gue terlalu bingung untuk menyikapi perasaan gue, gue gak mau hubungan sekedar modal jadian doang," ucap Sasuke dengan cepat.

"Maksud lo apa?"

"Gue gamau pacaran sama lo dengan modal nembak, gue maunya ajak lo tunangan." Sasuke memalingkan wajahnya, entah cowok itu gugup atau malu.

"HAH!" Hinata syok, mulutnya terbuka dengan mata yang membola, jantungnya serasa akan keluar.

Sasuke terkekeh, cowok itu kembali menarik tangan Hinata untuk memasuki mobil dan pulang.

Melihat ekspresi Sasuke setelah mengatakan itu, Hinata tidak yakin kalau cowok itu serius, mungkin hanya bercanda atau menenangkan dirinya saja?

"Gue akan cari preman itu dan memberinya pelajaran," ujar Sasuke ketika di dalam mobil.

"Kurang kerjaan lo?"

"Mereka udah buat lo kacau begini," jawab Sasuke santai, dan sekarang Hinata yakin kalau ucapan Sasuke tadi hanya bercanda, bahkan cowok itu tidak menyinggungnya lagi.

"Yang buat gue kek gini itu lo, kenapa lo salahin mereka?" tanya Hinata, dasar tidak sadar diri, bisanya cuma menyalahkan orang lain.

"Gue berhasil pukulin mereka, dan membuatnya kabur. Itu karena gue bayangin kalau gue lagi pukulin lo. Kasihan, gue harus minta maaf, mereka hanya orang yang mogok dan ketemu gue di jalan," gumam Hinata dengan mata lurus menatap keluar jendela.

"Kalau bukan preman gaakan ngehadang lo."

"Heh, orang mogok di tempat sepi terus ketemu cewek imut dan seseksi gue, pasti jiwa premannya meronta-ronta lah."

"Gausah nyalahin orang lain lagi, pokonya lo yang salah!" lanjut Hinata dengan ketus.

Sasuke tidak bersuara lagi, ia menambah kecepatan mobilnya karena hari sudah semakin larut.

Setelah sampai, Hinata keluar tanpa mengucapkan apapun, tangannya mengisyaratkan Sasuke agar tidak ikut turun.

Untung Hinata membawa kunci cadangan, jadi ia tidak perlu repot menekan bell dan menganggu orang rumah yang pastinya sudah tertidur.
"Untung udah pada tidur, gue harus jelasin apa ke papa kalau gue pulang dengan keadaan kacau kek gini, bisa-bisa Sasuke dihajar nanti, haha!" gumam Hinata.
.
.
.
.
.
Kyaaaa>//<

Jangan lupa vote komen dan follow❤

Jangan lupa vote komen dan follow❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Konoha high School(hinata Hyuuga) SELESAI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang