Time skip-Farewell party

656 83 5
                                    


Sudah satu tahun berlalu, sekarang ini Hinata dan yang lainnya sudah kelas dua belas dan akan lulus, tepatnya hanya tinggal menunggu hari perpisahan, karena segala ujian sudah dilaluinya.

Hubungannya dengan Sasuke?
Mereka bertambah dekat, sampai semua orang sudah mengira kalau mereka sepasang kekasih yang sangat serasi.

Kenyataannya tidak, sampai sekarang, bocah Uchiha itu belum juga memberikan kepastian kepada dirinya, tetapi selalu melarang Hinata ketika ia dekat dengan seseorang.

Hinata menurutinya, gadis berambut indigo itu selalu menolak ketika ada cowok yang menembaknya, itu semua karena ia menunggu Sasuke.

Ino, Sakura dan Temari. Mereka masih setia dengan pasangannya dan tambah dekat saja, tidak dengan Tenten dan Hinata yang tak kunjung mendapat kepastian.

Untuk Gaara, cowok itu sepertinya sudah tidak mempedulikan tentang cinta. Bahkan bocah merah itu menolak Matsuri yang nekat menyatakan perasaannya. Untung saja Gaara menolaknya dengan halus, dan Matsuri menerima keputusan Gaara.

***

"Huaaaa! Kita bakalan pisah, dong!" ucap Ino sembari terisak.

Pengumuman kelulusan baru saja diumumkan. Semuanya lulus, dan kelasnya yang menjadi juara. Kelas paling kompak dan kelas dengan yang memperoleh nilai tertinggi.

Tidak sia-sia Hinata dan yang lainnya terkurung di rumah saat ujian, karena hasilnya sangat tidak mengecewakan.

Hinata menghapus air matanya, ia saling berpelukan dengan sahabatnya, tidak peduli orang-orang yang menganggapnya lebay, karena ia benar-benar sedih sekarang ini.

"Gue gak mau pisah," isak Sakura terdengar memilukan.

"Lo pikir kita semua mau berpisah? Kalau bisa juga kita tetap sama-sama terus, tapi mau gimana lagi, kita punya jalan-jalan masing-masing," lirih Kiba yang mendapat anggukan pelan dari para cowok.

"Kita harus menuruti keinginan orang tua, untuk kuliah di mana," timpal Gaara sendu.

"Jarak memang boleh memisahkan, tetapi ikatan kita akan tetap satu, kita 'Kan. Sahabat!" seru Lee yang sudah banjir dengan air mata.

"Saatnya menata hidup dan masa depan, kita akan melangkah. Sudah bukan masa SMA lagi, jadi ... harus lebih serius," ucap Neji sembari tersenyum simpul.

Mereka melepas pelukan dan mengangguk kompak.

"Udah, jangan nangis terus. Nanti ada prom night loh, kalau matanya sembab jadi gak cantik bahaya nanti," canda Naruto berusaha menghibur.

"Guys, janji ya? Kita semua harus sukses, dan bersahabat sampai kita tua nanti." Hinata menatap teman-temanya satu persatu, dan berhenti di depan Sasuke. Tidak mengucapkan apa-apa, mereka hanya saling berpandangan.

"Iya dong! Hahaha. Lo itu, Hin. Masih lama kali kita jadi tuanya. Nenek Hinata!" ucap Kiba sembari tertawa terbahak-bahak.

Mau tidak mau, Hinata juga ikut tertawa.

"Foto kuy!" ajak Kankuro sembari mengangkat kamera yang dibawanya.

"Eh, bentar! Gue ke toilet dulu!" Hinata langsung berlari menuju toilet.

Sembari menunggu, mereka duduk terlebih dahulu, atau melayani adik kelas yang ingin berfoto dengannya.

Temari menunduk, menatap sepatunya dengan pandangan kosong.
Perlahan Shikamaru menautkan jari mereka dan menggenggamnya dengan lembut.

Konoha high School(hinata Hyuuga) SELESAI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang