•°AGATHA•°||PART 49.

1.5K 67 6
                                    

Jangan lupa dukungan dari kalian para pembaca Agatha 😘🤗
Happy reading all 🧚

🐣🐣🐣🐣

"AGATHA?"teriak ayah dan bunda dari tangga,mereka langsung berlari saat melihat anak gadisnya pingsan.

"Ini kenapa bisa kayak gini Riz?" Tanya ayah. Pakaian ayah masih setelan kantor sepertinya ayah hanya pulang mengambil berkas terbukti dari berkas yang di pegang sekarang.

"Astaghfirullah Agatha,bawa ke kamar Agatha aja Riz," ucap bunda sambil menuntun jalan untuk ke kamar Agatha.

Fariz membaringkan Agatha di tempat tidur,bunda langsung membersihkan darah mimisan yang cukup banyak keluar.

"Ayah udah telpon dokter keluarga kita, sebentar lagi datang,"ucap ayah Arthur memberi tahu.

"Jadi kenapa Agatha bisa begini Riz? Tadi kata bunda dia izin pergi jalan-jalan?." Tanya ayah dengan tenang tetapi sebenarnya dia sangat gelisah saat melihat putrinya drop

"Tadi Agatha pulang bersama saya dan kami enggak langsung pulang, kami berhenti di taman yang ada di perumahan ini. Saat lagi ngobrol tiba-tiba Agatha meringis kesakitan lalu hidung nya mengeluarkan darah dan berakhir pingsan." Jelas Fariz dengan nada datar dia tidak melepaskan pandangannya dari Agatha. Fariz sengaja tidak memberi tau tentang permasalahan mereka tadi.

Tok..tok..

Suara pintu yang di ketuk pun membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Pasti itu dokter yang di telpon Ayah Arthur tadi, ayah segera berdiri untuk membukakan pintu kamar Agatha.

Ceklek

Pintu terbuka nampak seorang pria yang seumuran dengan Arthur berdiri di depan pintu sambil menenteng tas hitam yang sudah di pastikan isinya adalah perlengkapan medis.

"Silahkan masuk dok," ucap Arthur

"Terimakasih tuan," jawab sang dokter lalu masuk ke dalam kamar Agatha.

Dokter pun langsung memeriksa keadaan Agatha dengan telaten,setalah beberapa menit pemeriksaan pun selesai.

"Tuan ada yang harus saya bicarakan,tetapi tidak di sini." Ucap dokter

Arthur yang tau alasan dokter tersebut pun langsung mengajak untuk berbicara di ruangan kerjanya saja," yaudah kita bicara di ruangan kerja saya saja, mari dok,"

"Permisi nyonya, saya keluar dulu." Pamit Dokter tersebut dan di jawab anggukan oleh Calista.

Ruang kerja Arthur.

"Jadi begini tuan,kita harus membawa nona Agatha untuk melakukan pemeriksaan,karena kemungkinan penyakit yang di tubuh nona sudah semakin parah." Jelas dokter tersebut membuat Arthur lemas.

"Saya rasa nona Agatha beberapa hari ini mengalami memar di tubuh, pusing dan mimisan tetapi dia menyembunyikan hal itu,karena sudah tidak kuat menahan rasa sakit itu imunitas tubuh nona drop hal ini lah yang membuatnya pingsan." Sambung dokter tersebut kembali.

Lagi dan lagi Arthur harus menelan kepahitan,jujur orang tua mana yang tidak sakit saat melihat anaknya sedang berjuang untuk sembuh dari penyakit mematikan.

AGATHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang