•°AGATHA•°||PART 76

1.5K 103 28
                                    

Level tertinggi mencintai seseorang itu adalah merelekanya pergi,bila kau tahan ia untuk bersama itu hanya akan membuat luka.

_Isabella Maura Mahendra_

°

°

"Bagaimana,bisa kita mulai terapi pertama nona cantik ini?" Tanya Ronald pada semua keluarga Agatha.

"Bisa Dok," jawab Arthur. Sekarang semua orang sudah berkumpul di ruangan Agatha mereka ingin menyemangati princess mereka untuk terapi pertama kalinya.

"Agatha takut Abang,"lirih Agatha. Kenzo yang mendengar itu mencoba menenangkan adek tersayangnya itu.

"Sttt jangan takut,kan ada kita. Adek Abang enggak sendiri kok." Ucap Kenzo dengan lembut.

"Agatha kan gadis kuat,jadi harus berani ya." Kenzi ikut menyemangati adek nya itu.

"Tata,nanti Malvin beliin novel keluaran terbaru mau gak?" Tawar Malvin pada sahabatnya itu.

Agatha dengan semangat mengangguk,"mau Vin,janji ya Malvin beliin Tata novel."

Malvin menyodorkan jari kelingkingnya yang besar itu kedepan, dengan cepat Agatha menyambar jari kelingking Malvin dengan jari kelingking mungil milikinya.

"Janji," ucap Malvin tersenyum

"Ayok kak dokter, Agatha udah siap." Ucap Agatha dengan semangat.

Ketiga Dokter muda di sana pun terkekeh,mereka mulai mendorong brangkar Agatha keluar menuju ruangan khusus terapi Radiologi.

Banyak pengawal bertubuh kekar,menjaga luar ruangan Agatha mereka sedikit membungkuk kan badan saat melihat para majikanya keluar dari ruang.

"Jangan takut Agatha,kamu bisa." Agatha menyemangati dirinya sendiri.

Saat sudah di depan ruangan terapi Radiologi,dokter memberhentikan brangkar itu sebentar.

Ayah Arthur berjalan ke arah brangkar putrinya itu ia menunduk kan kepalanya mensejajarkan pada kening Agatha.

Cup.

"Ayah tau kamu takut, jangan takut sayang, Putri Ayah ini pasti bisa lewati ini semua."

Agatha mengangguk dia tersenyum lebar menatap Ayahnya,"iya Ayah." Setalah ini Agatha mengangguk kan kepalanya kepada ketiga dokter mengkode bahwa iya sudah siap.

"Tunggu Agatha," ucap Agatha pelan menatap semua keluarga nya,setelah itu pintu tertutup dengan rapat.

"Ya Allah, lancarkan proses terapi putri ku. Berikan kesembuhan padanya." Batin Callista berdoa penuh harap.

•=•°•°•=°•=•÷•==•÷=•=÷

Di Indonesia.

Jam menunjukkan pukul lima sore membuat keadaan ibu kota yang padat oleh kendaraan yang berlomba-lomba untuk sampai di rumah dengan cepat menjadi pemandangan wajib setiap harinya.

Semua orang yang sudah beraktifitas dari pagi ingin cepat-cepat untuk mengistirahatkan tubuh yang telah lelah seharian. Begitu pula dengan seseorang laki-laki yang sedang mengendarai kuda besinya dengan lihai menyalip-nyalip kendaraan yang lain,seolah ia sedang menunjukkan akrobat di jalanan yang padat itu. Tak urung pengendara lain memberikan sumpah serapah pada laki-laki tersebut.

Laki-laki tersebut membawa kuda besinya ke suatu tempat yang pernah menjadi saksi bisu cintanya terhadap gadisnya. Tak lama kemudian motor tersebut berhenti,laki-laki itu telah sampai pada tempat yang di tuju.

AGATHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang