Bacanya pelan-pelan ya kalo bisa kalian bacanya sambil dengerin musik yang udah aku kasih.
Selamat membaca ✨
-
-
-
-Sesuai keinginan Agatha,ia ingin pulang ke negara kelahirannya. Dan sekarang gadis itu pulang,tetapi dengan keadaan tidak bernyawa.
Isak tangis bergema di dalam mansion besar keluarga Alexander,banyak juga warga sekitar membantu menyiapkan kedatangan jenazah yang sudah dalam perjalanan.Kabar meninggalnya Agatha sudah menyebar,saat itu juga Kenzo memberitahu keluarga besarnya dan para sahabatnya bahwa sang adik sudah berpulang. Semua kaget,ini terlalu tiba-tiba buat mereka.
Harapan mereka Agatha pulang ke Indonesia dengan keadaan sehat,tetapi bukan sehat seperti ini mereka ingin. Agatha pulang ke Indonesia pulang dengan keadaan sehat dan bernyawa bukan sebaliknya.
"Sa,bilang sama gue kalo ini cuma mimpi." Lirih Zeline. Pandangan gadis itu tampak kosong,mata yang bengkak pertanda ia habis nangis cukup lama.
"Atau ini semua cuma prank kan?" Sambung gadis itu.
"Yang ikhlas Lin,bukan Lo aja yang kehilangan Agatha,tapi kita semua." Jawab Raissa dengan pelan, tangan gadis itu mengusap pelan kepala Zeline.
"Tapi,gue----" Zeline tidak sanggup melanjutkan perkataannya ia menangis dengan dalam diam, otaknya memutar kembali tentang kebersamaan mereka dengan Agatha.
Kemana Bella? gadis itu pingsan karena kecapean lalu ia di bawa ke kamar Agatha untuk beristirahat.
Sedangkan Dean dan Chandra sedang di bandara menunggu kedatangan jenazah Agatha di sana.
Fariz? Laki-laki itu belum ada menampakkan batang hidungnya sampai sekarang,ntah kemana laki-laki itu pergi yang jelas tidak ada yang tau. Chandra sudah mencoba menelpon Fariz tetapi tidak ada respon dari laki-laki itu.
Dering ponsel Raissa membuyarkan lamunannya,dia melihat siapa yang menelepon dirinya ini. Tertera nama Dean di sana,segera ia mengangkat panggilan tersebut.
"Jenazah Agatha udah nyampe,pastiin di sana sudah siap ya." Ucap Dean langsung. Suara laki-laki itu sangat lirih seperti menahan tangis.
"Disini udah siap." Hanya itu yang bisa di jawab oleh Raissa.
"Yaudah,kalo gitu gue matiin dulu ya." Izin Dean,belum sempat Raisa jawab, sambungan telpon sudah dimatikan.
Raissa menghela nafas,menatap Zeline dengan nanar. Mulutnya sangat berat untuk mengatakan ini,semua ini seperti mimpi.
"Line, siap-siap. Jenazah Agatha udah dalam perjalanan. Coba Lo liat Bella,siapa tau dia udah sadar." Ucap Raissa pelan.
Air mata Zeline kembali tumpah,ia menggelengkan kepalanya,"gue liat anak itu, kacau banget Sa. Gue,gak sanggup." isakan kecil lolos dari bibir pucat Zeline.
Raissa mengangguk,ia berdiri dan berjalan untuk ke kamar Agatha. Tangannya terulur untuk membukakan knop pintu kamar Agatha.
Saat pintu terbuka,terlihat seorang gadis duduk di pinggir kasur sambil memandangi pigura yang menampakkan gambar seorang gadis sedang tertawa bersama ketiga sahabatnya.
"Bell, siap-siap yok. Jenazah Agatha udah dalam perjalanan,Lo mau disini terus?" Tanya Raissa sambil berjalan mendekati Bella.
"Agatha,hiks..." Gumam Bella sambil mengusap foto Agatha. Air mata gadis itu terus keluar seolah tidak ingin berhenti.
Raissa tidak tega melihat sahabatnya seperti ini,dengan cepat ia memeluk Bella. Membiarkan gadis itu menangis di pelukannya.
"Agatha,bohong Sa. Dia kan udah janji buat sembuh,tapi kenapa dia pergi hiks... hiks..."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA [END]
Teen Fiction"AGATHA CALLISTA PUTRI" Seorang,gadis cantik yang tinggal di sebuah panti asuhan yang bernama "Kasih Indah". Panti asuhan itu menjadi saksi bisu tentang kehidupan gadis cantik berhati mulia tersebut. Hidupnya yang sederhana membuat Agatha menjadi so...