•°AGATHA•°||PART 7 ✔️

6.9K 360 19
                                    

Disini lah Fariz berada,di ruang Buk Dian.
Dia langsung masuk saja tanpa mengucapkan salam,seperti apa kawan-kawan? Kucing.wkwkw

"Permisi buk,kenapa manggil saya?" Ucap fariz dengan nada datar.

"Fariz apa kamu mau mewakili sekolah buat olimpiade matematika?" Tanya buk Dian langsung tanpa basa basi.

Fariz menatap buk Dian heran tumben sekali dia menyuruh ikut olimpiade biasa nya pasti si Kenzo .

"Maaf buk,tapi tumben ibuk menyuruh saya untuk mewakili sekolah?biasanya Kenzo." tanya Fariz

Buk dian tersenyum melihat ke arah Fariz lalu menjawab."Begini nak, Kenzo sudah ikut olimpiade IPA jadi kamu mau kan ikut olimpiade matematika nya?" Tanya buk Dian dengan berharap .

"Oke saya mau," setalah mengatakan itu dia langsung pergi dari sana dan buk Dian menatap punggung Fariz dengan senyum yang mengembang.

•••••••••

Sekarang Fariz,dkk,sedang berada di kantin sambil makan makanan yang di pesan oleh mereka.

" Lo di panggil kenapa tadi?" tanya Dean sambil makan baksonya.

"Olimpiade matematika" jawab Fariz tanpa mengalih kan pandangan nya dari handphone.

"Wes tumben Lo mau,biasanya bakal Lo tolak mentah-mentah."

"Suka-suka gue lh,"jawab Fariz dengan ketus

"Woi kembar,ngapa lu pada diam,biasa bertingkah?" tanya Chandra sambil menatap Kenzo Kenzi secara bergantian. Biasanya kenzi akan menjadi cacing kepanasan tapi kali ini berbeda.

"Kita lagi banyak pikiran,jadi lo diam gak usah kepo." jawab Kenzi dengan serkas.

"Gila Lo pada punya hutang?sampe mikir sebegitu nya. Kan lo pada anak holkay ngapa jadi punya hutang gitu." ucap Dean sambil bercanda.

Kenzo menatap Dean dengan sengit.

" Lo diam, kalo masih mau hidup." ucap Kenzo dengan tatapan membunuh. Kenzo sekali bicara langsung ngancam.

Dean langsung terdiam karna mendengar ancaman dari sahabat kutub nya. Membuat yang lain tertawa melihat wajah kicep Dean.

"Haha muka Lo ngakak,kayak kudanil beranak." ucap Chandra dengan muka memerah karena tertawa.

"Diam deh Lo," jawab Dean dengan ketus.

"Gue deluan," ucap fariz tanpa mendengar jawaban sahabat sahabat nya.

"Lah ngapa dia?" tanya Chandra dengan heran melihat Fariz pergi begitu nya saja.

"Gue juga," ucap Kenzo dengan nada datarnya sambil pergi begitu saja.

"Lah,woi bang ngapa Lo!" teriak Kenzi melihat Abangnya pergi begitu saja.

"Dah lah malezz Abang Kenzo sama abang Fariz pergi tinggali dedek." ucap Dean dengan dramatis.

"Cih gile lo ya,nyok lah Ken kita cabut tinggalin si kunyuk sendirian." ucap Chandra sambil melenggang pergi bersama Kenzi meninggalkan Dean dengan muka tengilnya .

"Ya Allah, apa salah Baim ya Allah, kenapa mereka pada ninggalin hamba ya Allah." gumam Dean dengan dramatis.

••••••


"Bagaimana,sudah ada kabar tentang gadis itu?" ucap seorang pria paru baya dengan seseorang di sebrang sana.

"Kami lagi mencari informasi tentang gadis itu tuan,bila sudah ada kami akan segera hubungi anda tuan."

"Cari informasi yang akurat." setalah mengatakan itu pria paru baya tersebut langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

"Semoga kau putri,yang kami cari." sambungnya dengan lirih.

••••••••

sedangkan di sisi lain, seorang gadis masih menunggu kendaraan umum di depan halte. Dia duduk di kursi itu sendiri sambil bermain ponselnya dengan serius hingga dia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikan nya dari motor. Laki laki itu yang melihat muka serius Agatha tersenyum tipis .

"EKHEM!"

Deheman itu membuat Agatha mengalihkan atensinya dari ponsel,dia melihat ke depan,dia kaget saat melihat cowok yang telah menolongnya saat malam itu berada di hadapannya.


"Belum pulang?" tanya cowok itu membuat Agatha tersadar dari lamunannya.

"Hah! itu,aku lagi nunggu bus kak." Jawab Agatha gugup.

"Gue antar," ucap Fariz seperti tidak mau di bantah

"Eh gak usah kak,aku mau ke cafe engga langsung pulang." tolak Agatha dengan halus dia tidak mau merepotkan orang lain.

"Yaudah ayok," kekeh Fariz tetap mau mengantarkan Agatha.

"Makasih kak, tapi aku takut ngerepotin kakak jadi gak usah ya." Lagi Agatha menolaknya dengan halus di sertai senyum manisnya.

"Gue,enggak terima penolakan!" Fariz menekankan setiap perkataan nya yang membuat Agatha takut.

Langsung saja Agatha menaiki motor Fariz walaupun sedikit kesusahan, karena motor itu yang ketinggian atau Agatha yang kependekan.

"Pegangan," ucap Fariz dengan tajam. Sontak Agatha langsung memegang pundak Fariz,hal itu membuat Fariz mendengus gemas.

"Gue bukan tukang ojek lo, ngapain pegangan di pundak gue." ucap fariz datar.

Agatha melihat Fariz dari belakang dengan bingung, "Jadi dimana kak?" Tanya Agatha dengan muka polosnya.

"Disini," cowok itu langsung menuntun tangan Agatha ke arah pinggangnya. Sekarang jantung Agatha berdetak dengan kuat seperti habis lari maraton.

Jujur ini pertama kali nya Agatha memeluk pinggang cowok,setelah itu Fariz menjalankan motornya ke cafe tempat bekerja Agatha biasanya bekerja.

Kalo kalian bertanya kenapa Fariz bisa tau di mana Agatha bersekolah? Jawabnya adalah karena Fariz telah mencari informasi tentang gadis ini. Dan kenapa Fariz bisa menjemput Agatha pulang sekolah? Fariz pun tidak tau jawabannya karena motornya membawanya ke sekolah Agatha.

Sejujurnya Fariz mulai tertarik dengan gadis yang di tolongin nya ini,entah kenapa saat melihat gadis itu seperti ada dorongan dalam diri Fariz untuk selalu melindungi Agatha.

••••••••

Okke makasih yang udah baca cerita aku dan jangan lupa komen,vote dan follow akun wattpad aku ya terimakasih 😘🙏❤️❤️

AGATHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang