My Husband Is My Star [Selesai]

[4] Pindah

New one sewu

Jangan lupa absen yuk kehadirannya

Ditunggu notif vote and commentnya
sayang, canda sayang.

-
-
-

Mobil Rasi telah sampai di depan rumah Zela dan sudah ada Zela yang menunggunya di depan gerbang. Rasi membuka kaca jendelanya dan melambaikan tangannya pada Zela sebagai tanda untuk menghampirinya.

Zela berjalan mendekati mobil Rasi, membuka pintunya dan mendudukan dirinya di kursi jok belakang bersama Rasi.

"Aaaaa akhirnya ketemu selama bertahun tahun berpisah," ucapnya riang disertai pelukan untuk Rasi.

Rasi memutar bola matanya mendengar kealayan dari sahabatnya ini. Kemarin aja ketemu dia bilangnya bertahun tahun?

"Lebay."

"Gue rindu tau Ras," Zela memberengutkan bibirnya.

"Gue enggak tuh," usil Rasi menjahili Zela dan tebukti sebagai tanda kesalnya Zela menabok lengan Rasi.

"Jahat, dahlah males bye."

"Bercanda Zelampir, gue rindu sama lo kok padahal cuma sehari gak ketemu," tutur Rasi membuat Zela mengurungkan niatnya untuk ngambek.

"Kan rindu juga lo, udahlah ayok berangkat. Pak Imron jalanin mobilnya." Zela kalau ngambek sama Rasi gak bakalan lama paling beberapa menit saja juga udah baikan, entah Zela yang mudah luluh atau Rasi yang orangnya susah untuk Zela marah padanya.

"Baik neng Zela." Pak Imron menjalankan mobilnya menuju sekolah baru mereka yaitu SMASTAR.

~

Banyak pasang mata yang melihat mereka waktu sampai di parkiran dan menuruni mobilnya. Rasi dan Zela melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolah barunya.

Terpampang tulisan besar di bangunan untuk para murid menuntut ilmu yaitu SMA STARLA SCHOOL. 

Sudah bermenit menit Rasi dan Zela mengitari setiap ruangan yang ada, dilihatin lagi. Mau tanya tapi malu soalnya gak kenal.

"Ini ruangannya mana dah," tanya Zela kebingungan.

"Nyesel gue nolak tawaran Ayah buat dijemput ke ruangan kepala sekolah kalau tau sekolahannya aja luas banget," takjub Rasi memandangi sekelilingnya.

"Lo coba telfon Ayah lo aja deh Ras."

"Ohiya kenapa gak dari tadi," ucap Rasi menepuk jidat.  Mengeluarkan ponsel disakunya Rasi memencet tombol panggilan kepada Ayahnya.

"Berdering tapi gak di angkat," Rasi memberi tahu Zela.

"Coba sekali lagi," perintah Zela diangguki Rasi dan Rasi mencobanya kembali tetapi tetap hasilnya sama.

"Tetep gak di angkat Zela," sungut Rasi.

Mereka menghembuskan nafasnya kasar.

"Terus gimana dong," Zela menghentakan kakinya kesal, dirinya lelah sudah mutar mutar tidak jelas tetap tidak ketemu ruangannya.