[14] Baru

3.1K 176 5
                                    

Sekian lama otak mengelag
huhuhu

Jangan lupa vote komen yaa

-
-
-

Beberapa hari berlalu. Pernikahan dan insiden luka telah lalu. Semua kembali semula, Reon dan Rasi yang kembali bersekolah. Mereka pagi pagi sekali sudah bangun, setelah menunaikan sholat subuh mereka melanjutkan dengan menyiapkan segala keperluan untuk sekolah.

Waktu pulang dari rumah sakit pertama kalinya Rasi berada serumah dengan Reon. Rasanya begitu canggung begitu juga Reon yang tak tau harus bagaimana.

"Reonn," panggil Rasi pada Reon yang sedang menata buku. Reon menolehkan kepalanya.

"Kenapa?" balasnya dengan menyeritkan alis.

"Em, kita berangkat bareng?" tanya Rasi.

Reon menghentikan kegiatannya dan berjalan mendekati Rasi. Setelah dekat Reon mengurung pergerakan Rasi yang terduduk dibangku meja belajarnya dengan menopang tangan di setiap samping sisi Rasi.

"Iya, kenapa?" balas Reon disertai pertanyaan. Rasi mendongakan kepalanya melihat Reon yang lebih tinggi meski posisinya sudah menunduk.

"Gak papa sih, nanya aja. Siapa tau nanti gu–," Reon menempelkan telunjuknya dibibir Rasi, memotong perkataannya.

"Jangan pake gue–lo lagi bisa?" saran Reon.

"Hah?"

Reon memegang dagu Rasi dan memiringkannya, kemudian.

Cup

Pupil mata Rasi melebar mendapat ciuman di pipinya. Pipinya seketika memanas karna ciuman tersebut.

"Mulai sekarang jangan pake gue–lo tapi pake aku–kamu paham?" papar Reon. Jujur jantung Reon sedang tidak baik baik saja, rasanya begitu membuncah setelah mencium pipi Rasi.

"T–tapi,"

"Gak pake tapi tapian sayang,"

Blushh

"Pliss pliss jantung gue gak kuatt untuk kemanisan ini," berontak Rasi dalam hatinya.

"Hey," panggil Reon yang melihat Rasi terbengong.

"H–hah?" beonya.

"Udah jam setengah tujuh, ayo berangkat." Reon menyudahi aksinya. Rasi mengangguk patuh, tidak ada yang bisa dilakukannya selain mengangguk karrna jantungnya masih berdisko ria.

"Gak sarapan dulu?" Rasi bertanya saat memasangkan sepatunya.

"Nanti di kantin aja," Rasi hanya mengangguk menuruti tidak mau banyak bicara. Hatinya masih terasa berdenyut atas kejadian tadi.

Perjalanan hanya terisi musik yang mengalun indah di mobil. Hanya musik lama namun sangat mengenangkan.

Takan pernah ada yang lain di sisi

Segenap jiwa hanya untukmu

Dan—

"Takan mungkin ada yang lain disisi,"

"Takan mungkin ada yang lain disisi."

Keduanya saling menoleh bersamaan setelah saling menyambung lirik musik yang sama.

"Kamu suka lagu itu?" tanya Reon sembari menggaruk pelipisnya canggung karena pertamanya mengucapkan kata 'kamu' kepada seseorang.

Rasi menggembungkan pipinya dan melirik kearah kiri memandang jendela.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang