[46] End.

4.6K 222 48
                                    

Sedih adalah ketika, udah baca dulu aja deh.

Jangan sedih ya,

Ayo baca.

Udah?

VOTENYA MANA?

MAKSA POKOKNYA MAKSAA.

MAKSA BANGET LOH YA.

KUDU!!!

BACA AYO, GE PE EL.

syg awkm

-
-
-


🍁🍁🍁🍁🍁

Satu bulan berakhir setelah hari kelulusan mereka. Pagi ini Rasi terbangun karena merasakan mual yang begitu menyiksa, perutnya serasa dikocok kocok dan membuatnya ingin memuntahkan segala isi perutnya.

Huekk

Huekk

Hanya lendir lah yang keluar membuat Rasi harus bolak balik membasuh mulutnya. Reon terbangun kala mendengar suara istrinya yang muntah muntah, menghampirinya dan segera memijat tengkuk Rasi.

"Udah mendingan?"

Rasi menggeleng sebagai jawaban, rasanya sangat tidak enak menurutnya.

"Mau kerumah sakit?"

"Gak!" batah Rasi.

"Gak mau, nanti juga mendingan," terang Rasi.

Tapi detik selanjutnya sasaran tempat muntahan Rasi adalah lengan suaminya, dirinya tidak sengaja dan terlambat untuk berbalik badan ke wastafel. Reon mengusap mulut Rasi yang masih tersisa lalu menghadapkan Rasi ke wastafel dan membasuhkan air ke mulut Rasi tanpa Rasi jijik dan membersihkan bekas muntahan dilengannya.

"Maaf," sesal Rasi karena muntahannya mengenai Reon.

"Ngga papa ngga papa," ujarnya menenangkan.

Reon menarik Rasi kepelukannya membuat Rasi merasa nyaman seketika, mualnya pun sedikit mereda karena menicum aroma yang menguar dari tubuh Reon.

"Kamu masuk angin? Perasaan terakhir kita bawa motor pas hujan dua hari lalu deh," kata Reon memprediksi.

"Emang kalau masuk angin harus naik motor! Kan bisa aja pas hawa malem malem," papar Rasi. Reon mengangguk membenarkan lalu menuntun Rasi untuk duduk saat merasa Rasi sudah mendingan.

"Aku bikin teh dulu," ucapnya perhatian lalu berjalan meninggalkan Rasi dikamar menuju dapur.

Saat Reon sudah tidak terlihat mual kembali menyerangnya membuatnya dengan segera berlari menuju wastafel dikamar mandi lalu kembali memuntahkan isi perutnya. Bagaimana bisa isi? Ini masih pagi dan ia belum memakan apapun sejak bangun tadi.

Reon kembali dengan membawa teh hangat berada ditangannya, saat tidak melihat istrinya ditempat tadi dan mendengar kembali muntahan ia segera meletakan gelas berisi teh tersebut dimeja dan menyusul istrinya.

"Ke dokter aja ya? Kamu udah pucet banget," dengan penuh kasih sayang Reon mengurut tengkuk istrinya yang belum selesai dengan muntahnya.

"Nggak ma—huek," ucapannya terpotong saat muntah kembali menyerangnya. Menghabiskan waktu sekitar tiga menit untuk membuat muntahan Rasi mereda.

"Reon hiks mau muntah terus," cicitnya dengan mata yang berlinang hendak menangis.

Reon menarik Rasi untuk masuk kedekapannya lalu memberikan usapan lembut pada posisi punggung istrinya, "Nggak papa, kedokter aja kita ya?" bujuknya tetap dibalas gelengan Rasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang