Hillow welcome back in my story.
Py' reading...
Area typo pokoknya, kalian pahami ya<3
_
_
_Selesai dengan urusan perutnya yang merasa lapar, Afzan kembali ke ruang adiknya menenteng plastik berisi makanan berjaga jaga jika nanti ia merasa lapar kembali. Sesampainya didepan ruangan ia membuka pintu perlahan takut mengagetkan Rasi tapi justru yang kaget dirinya sendiri. Bagaimana tidak?
Saat ini di ranjang yang sama dua orang berbeda gender sedang asik dengan tidurnya sembari berpelukan mesra.
"Rasanya ah mantab!" sungutnya lalu berjalan tergesa kearah Reon. Mengguncang lengan Reon keras berharap Reon bangun, tidak ada pergerakan membuat Afzan mendengus.
Ia berdecak. "Tidur apa belajar mati ini orang?!"
Akhirnya Afzan mengalah membiarkan dua adiknya ini yang satunya ipar tetap terlelap pada tidurnya, dengan dirinya yang kesal malah ditinggal tidur. Tau begitu mending dirinya tadi ikut pulang bersama Ayah dan Bunda, mau pulang juga tidak ada kendaraan dirinya malas harus mencari taxi malam malam sekarang.
Afzan merebahkan dirinya di sofa yang tersedia dengan perasaan jengkel, "Mana sempit bener!" Daripada mendumel sendirian tidak ada yang mendengarkan Afzan memejamkan matanya berharap mimpi cepat menjemputnya. Berkisar beberapa menit ia tak kunjung tidur, lalu berbalik memandang Reon dan Rasi lalu tersenyum tipis.
"Gue masih nggak nyangka, setelah umur gue segede ini gue baru tau punya adik, dan itu malah lo, istri sahabat gue sendiri, Reon." Gumamnya sendiri, sekelebat bayangan masal kembali berputar dimana ia masih menjadi bagian keluarga Saputra. Dia tersenyum menghilangkan pikiran anehnya, dirinya sudah berkumpul dengan keluarga kandungnya mendapatkan kasih sayang yang sama serta kebahagiaan yang belum ia dapatkan sebelumnya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Mungkin hari ini hari paling membahagiakan bagi Rasi, kembali menginjakan kaki dirumahnya yang sekian lama tidak ia rasakan. Bahagia sekali dirinya, meski tetap saja mendapatkan sikap over dari suami menyebalkannya itu.
Saat memasuki rumah dirinya tersenyum lebar, lalu berlari menuju sofa tanpa memedulikan larangan dari Reon.
"Jangan lari lari!" peringat Reon tegas tapi diabaikan oleh Rasi karena telat setelah Rasi duduk baru Reon berbicara.
"Reon nanti kerumah Bunda yaa?" pinta Rasi.
Reon menghela napas tidak percaya sikap hiperaktif istrinya yang baru baru ini muncul, oh salah sudah lama tapi ini lebih lebih dari yang sebelumnya.
"Kita nggak usah kesana, Bunda yang akan kesini nanti," beritahu Reon membuat Rasi tersenyum.
Reon membawa langkahnya menuju kamar untuk meletakan barang bawaan yang dibawa selama Rasi dirumah sakit, tidak begitu banyak karena sudah dipipil oleh Bunda. Meninggalkan Rasi yang masih menyenderkan kepalanya pada senderan sofa, mungkin rindu dengan sofanya yang tidak lama digunakan olehnya itu.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Reon kembali turun dan menemukan Rasi yang sudah tertidur tenang disofa, ia menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Capek kan? Dibilangin ngeyel sih," kata Reon sembari mengangkat Rasi untuk dipindahkan ke kamar mereka.
Reon membaringkan Rasi dengan perlahan takut membangunkan istri cantiknya itu, memposisikan tempat ternyaman lalu menyelimutinya dengan benar. Saat hendak beranjak sebuah tangan menyekal kaos yang dipakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Star [Selesai]
Teen FictionPerjodohan? Berawal dari perjodohan yang terpaksa membuat Rasi dan Reon harus merasakan apa itu arti ikatan yang sah dalam agama. Karena permintaan kakek dari Rasi yang mengharuskan mereka berdua menikah, mengawali semuanya dari awal. Namun tidak...