Happy reading my boow,"
Jangan lupa star sesuai judul kwkw^^
Delta tunggu nontifikasinya
-
Setiap orang mempunyai sisi rapuh masing masing, mereka tertawa hanya untuk menutupi luka yang dirasakannya. Bukan berarti mereka hidup layaknya orang yang bahagia.
~
Rasi tengah membereskan sisa sisa makanan dimeja karena hari ini merupakan hari terakhir peringatan kematian kakeknya. Sudah tujuh hari berlalu semenjak kakek meninggalkan duka dirumah ini. Bagaimanapun juga beliau sangat berperan penting dalam rumah yang kini masih dirundung kesedihan.
Oma mendekati cucunya yang melamun saat mengelap meja.
"Cucu Oma," panggil Oma dengan pelan.
Rasi mengerjapkan matanya dan menengok kearah Oma lalu memberikan senyumnya.
"Iya Oma, ada apa?"
Oma menggelengkan kepalanya kemudian menarik tangan Rasi untuk duduk dikursi terdekat. Oma melepas kacamatanya dan mengelus puncak kepala Rasi sayang.
"Kamu balik ke rumahmu sama Reon nanti ya?"
"Emang kenapa Oma? Rasi gak boleh nginep disini lagi?" sungut Rasi.
"Ya Ampun nak, bukan begitu. Kamu sama Reon pasti capek bolak balik kerumah terus kesini belum lagi sekolah kalian kan?" nada bicara Oma begitu halus.
Rasi paham arah pembicaraan Omanya, "Iya sih Oma, yaudah nanti Rasi bilang sama Reon,"
"Yaudah gih nyusul Reon di kamar," kata Oma.
"Tapi Rasi belum selesai beres beres Oma," protesnya. Oma menyunggingkan senyumnya melihat ajaran kepada cucunya untuk mengutamakan kebersihan.
"Biar nanti Bi Alia yang ngelanjutin." Rasi menganggukan kepalanya.
"Kalau gitu Rasi ke kamar dulu ya, Babay Oma," setelah Rasi mencium pipi yang sudah keriput itu, Rasi langsung menyelonong berlari menuju kamarnya.
Oma memandang langkah demi langkah cucunya itu dengan sendu "Cucu kita udah besar Pa."
Rasi membuka pintu kamarnya pelan, di kasur terdapat Reon yang tengah tidur terlentang dengan lengan yang menutupi matanya. Berjalan mendekat dan duduk dipinggir ranjang. Rasi kira Reon tertidur sehingga Rasi hendak membangunkannya.
"Re—," tubuh Rasi terdiam kaku kala Reon membalikan badannya memeluk Rasi lebih tepatnya memeluk perut Rasi.
"Eh," kagetnya.
"Bentar aja ya," mohon Reon membuat Rasi tidak bisa berkata kata lagi, Rasi sedikit menangkap kejanggalan yang membuat Reon menjadi seperti sekarang.
"Kamu kenapa?" tanya Rasi hati hati. Reon tambah menduselkan kepalanya.
"Gak papa." Rasi tampak tak puas dengan jawaban Reon. Mengelus lembut rambut Reon sehingga membuat Reon memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Star [Selesai]
Teen FictionPerjodohan? Berawal dari perjodohan yang terpaksa membuat Rasi dan Reon harus merasakan apa itu arti ikatan yang sah dalam agama. Karena permintaan kakek dari Rasi yang mengharuskan mereka berdua menikah, mengawali semuanya dari awal. Namun tidak...