[24] Baper

2.3K 156 2
                                    

Happy reading my stories~

Cari tempat ternyamanmu untuk membaca, jangan terlalu dekat dengan hp yya^^

-
-
-

Algib yang sedang menyeruput es tehnya terhenti kala Zela duduk didepannya dengan raut wajah kesal. Algib mengetahui bahwa dirinya memang tertarik dengan seseorang yang kini duduk didepannya namun gengsi memang menguasainya sehingga enggan mengakui bahwa dirinya suka pada Zela.

Karena Zela yang sedang misuh misuh membuat Algib penasaran sehingga tanpa sengaja bertanya,"Kenapa?"

Zela mendongakan kepala ke lawan bicara menemukan Algib yang sedang memperhatikannya dengan seksama.

"Tadi gue denger ada yang bilang kalau Rasi nikah sama Reon karena harta, gue gak terima. Padahal jelas jelas mereka berdua dijodohin. Kenapa bilang enggak dari dulu, baru sekarang pada ngebacot tanpa tau apa apa, dasar bitch!" kesal Zela mengeluarkan unek uneknya.

Algib menarik turunkan alisnya, "Apa yang buat lo kesel?"

"Ya lo mikir lah anjir, sahabat mana yang terima sahabatnya difitnah padahal aslinya nggak kaya gitu!"

"Lo udah ngomong sama mereka?"

Zela mengangguk, "Sekalian gue jambak tuh tante tante kaga ada akhlak," sungutnya.

Afzan, Dehan dan Zenal yang melihat interaksi antara Algib dan Zela membuka mulutnya kagum.

"Bro bro jarang banget si Algib ngomong sama cewek baru baru ini sama Zela," ungkap Dehan diangguki Afzan dan Zenal. Memang benar mereka bersahabat sudah lama dan selama itu mereka jarang melihat Algib berinteraksi dengan seorang perempuan manapun, baru saat ini dan itu bersama dengan Zela.

"Gue nangkep gerak gerik Algib kayaknya dia suka sama Zela," sela Zenal.

"Gue kira Algib homo anjirr," Afzan menyaut.

Rasi datang menepuk bahu Afzan, "Ada apa sih?" tanyanya.

Zenal memutar badannya dan melihat Rasi sedang berjinjit untuk melihat yang mereka bertiga lihat. Rasi pendek patut diakui, karena memang tembok menjadi penghalang mereka mengintip.

"Algib noh sama sahabat lo lagi pedekatean," seloroh Zenal. Afzan mengusak rambut Rasi gemas kenapa saat berhadapan dengan Rasi seakan akan begitu nyaman?

"Ras, jadi adek gue yuk?" ajak Afzan tiba tiba membuat Rasi menampilkan raut wajah penasaran.

"Mana mau Rasi jadi adek lo ngab!" sela Dehan cepat. "Rasi patutnya jadi adek gue," lanjutnya dibalas tonyoran dari Zenal.

"Yang bener itu kalian gak pantes jadi abangnya Rasi harusnya tuh gue!"

"Halah kalian semua gak cocok jadi abang istri gue!" cetus Reon yang tiba tiba datang.

"Nyinyinyi," ucap Zenal menye menye mendapat jitakan keras dikepalanya, siapa pelakunya? Tentu Reon.

"Zel—," ucapan Rasi tertunda saat hendak memanggil Zela karena bekapan dari Dehan.

"Jangan dulu dipanggil dedek imut, liat dulu mereka berdua," cegat Dehan lalu melepaskan bekapannya karena tangan Dehan ditampol Reon.

Rasi menurut, mengambil posisi didepan lalu mengintip interaksi antara Algib dan Zela. Posisinya Rasi lalu Afzan, Reon, Dehan terakhir Zenal bertumpukan. Rasi memang tidak menahan beban namun kala melihat semut di kaki yang mengganggunya membuat Rasi bergerak mengusir dengan mengibas ngibasnya. Rasi berjongkok membuat Afzan memelototkan matanya, karena tumpuan tangan pada tembok melemas.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang