[44] Bahagia

2.3K 148 17
                                    

Hii selamat menikmati...

Menikmati ceritaku lohh yyya.

-
-
-

Py' reading 🍁


Hari kelulusan telah tiba, tidak menyangka semuanya berakhir begitu cepat. Masa putih abu abu yang tidak terasa, bahagia, tertawa semua berakhir disini, waktunya menempuh kehidupan untuk masa depan di jenjang yang lebih tinggi.

SMA N STARLA telah mengadakan acara kelulusan besar besaran, semua murid dibebaskan melakukan apapun selain yang berbahaya tentunya. Siapa tidak senang semuanya bersorak gembira saat ini. Menghabiskan waktu yang tidak akan terulang kembali, mengenang masa masa dimana mereka masih menduduki bangku dan sekarang sudah menjadi alumni.

Rasi bertopang dagu dimeja kantin dengan senyum yang terpantri dibibirnya, "Gak nyangka gue, cepet banget!" decaknya.

Reon yang berada disampingnya, ralat lebih tepat sedang bersandar di bahu Rasi dengan memejamkan mata dengan tangan keduanya yang saling bertautan.  Bukan hanya mereka dua yang lainnya pun duduk di meja yang sama, meja persegi panjang yang kini terisi penuh oleh tujuh manusia itu.

Sama halnya dengan Algib yang tengah menggenggam tangan Zela. Mereka berdua sudah jadian sejak dua bulan lalu, tepatnya saat Zela yang kecelakaan ringan alias keserempet motor, disitu Algib panik luar biasa, saat membuka mata Zela dikagetkan dengan Algib yang meneteskan air mata, kaget? Tentu. Seorang Algib menangis tepat didepannya saat ini dengan menggenggam kedua tangannya. Mulai sejak itu, Algib menyatakan perasaannya terang terangan tanpa ragu, akhirnya Zela menerimanya.

"Disini kita bertiga yang masih jomblo," celetuk Zenal sedih membuat Afzan dan Dehan seketika menoleh.

Afzan menabok lengan Zenal keras, "Sorry, dorry, norry lah ya gue udah punya doi!" sengitnya. Rasi mengernyit mendengar perkataan abangnya itu.

"Siapa bang? Bunda kemarin nanya katanya lo nggak punya, gimana sih?" tanya Rasi penasaran mengundang gelak tawa Zenal.

"Ketahuan boongnya lo!"

Mendengus atas ledekan sahabat sahabatnya, karena kesal ia mengeluarkan ponsel dan menunjukan sesuatu disana. Terpampang foto Afzan dengan seorang gadis yang tengah tersenyum lebar kearah kamera.

"See?" ucapnya dengan menaik turunkan alisnya.

Rasi merebut ponsel ditangan abangnya itu untuk memperjelas penglihatannya, "Abang pacaran sama Klara?" tanya Rasi dibalas anggukan senang Afzan.

"Eh kok lo tau?"

Rasi mengembalikan ponsel milik Afzan, lalu menggeleng dengan senyumnya. Syukurlah abangnya sudah memiliki kekasih, jadi ia tidak perlu repot repot mencarikan Afzan pasangan tentunya.

"Gue bingung mau kuliah dimana," lesu Dehan.

"Gue mau kuliah di–," ucapan Rasi terpotong atas kalimat Reon. "Kamu nggak usah kuliah, mending jadi ibu rumah tangga sambil ngurusin anak anak kita."

Mata Rasi melotot tentunya, dengan kesal menabok lengan suaminya itu. Sahabat sahabat yang melihatnya memutar bola matanya malas, seorang Reon sekarang menjadi begitu manja hanya karena Rasi, boom daebak.

"Nggak ya, aku mau kuliah juga." Tolak Rasi lalu menyeruput es teh yang berada didepannya, milik Reon.

Reon hanya diam tidak meladeni, harum tubuh Rasi menjadi candu untuknya tentu. Tidak betah berjauhan meski cuma beberapa waktu.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang