[38] Perihal

1.9K 136 8
                                    

Aih lama banget nggak update MHIMS.

sekarang udah update ya, kalian jangan lupa kasih vote biar semangat update.

Makasih telah singgah di lapak ini, i hope kalian engga bosen bosen ya✊

Aku sengaja nge–panjangin part ini buat tebusan karena aku lama nggak update.

Area typo dimana mana, bantu koreksi jika kalian berkehendak🗿


***

Enjoy your read💅

Nikmati ceritanya dan simak dengan baik.

Luv u all.


_
_
_

Dua minggu berlalu dengan keadaan masih sama dengan Rasi yang setia memejamkan mata tanpa ada tanda tanda mengakhiri hal menyakitkan yang Reon rasakan.

Reon tidak berhenti untuk menunggu berharap Rasi bangun dan yang pertama dilihat adalah dirinya, saat ini Reon tengah memegang tangan Rasi dan ditimpelkan pada pipi dinginnya.

"Kamu damai banget tidurnya," ucap Reon lirih mengiringi suara mesin EKG yang berada diruangan itu.

Sadar akan mengeluarkan bulir bulir air yang berada dimatanya Reon mendongak, menghalanginya agar tidak terjatuh. Kenapa dirinya selemah ini, padahal semua yang berkolaborasi pada penembakan Rasi sudah menerima balasannya sendiri.

"Bangun, Sayang." Reon mengelus lembut tangan Rasi, melihat dengan sendu pahatan wajah istrinya yang damai dalam tidurnya.

Reon menghembuskan nafas kasar menerima kenyataan bahwa memang Rasi terluka karena dirinya, terluka karena menyelamatkan dirinya, demi dirinya, serta untuk dirinya. Reon menjambak rambutnya frustasi antara sedih, marah, kecewa yang sangat sulit untuk diutarakan.

Pintu ruangan terbuka disana berdiri Desi dan Bisma yang tengah menatapnya sendu terutama Desi. Keduanya mendekati Reon mengambil tempat disebelah kiri brankar Rasi.

Tangan Desi tergerak mengelus kepala menantunya yang sudah berminggu minggu tidak membuka matanya, semuanya kehilangan senyum Rasi serta canda tawanya.

Bukan perihal waktu saja namun perihal hati yang tersakiti tapi tanpa bisa berbuat.

"Reonald?" panggil Desi lembut membuat Reon mendongak lalu menampilkan ekspresi bertanya.

Desi melihat kearah suaminya terlebih dahulu meminta persetujuan dirinya untuk membicarakan perihal sesuatu, Bisma mengangguk sebagai balasan.

"Ten—," ucapan Desi terpotong saat pintu ruangan diketuk. Desi tergerak menggapai pintu untuk melihat siapa yang datang.

*****

Afzan berlari setelah turun dari tangga rumah setelah mengambil map yang berada dikamar orang tuanya ralat orang tua yang mengadopsinya. Kemudian berjalan menuju garasi mengambil mobil yang hendak dibawanya menuju suatu tempat.

"Shit!" desisnya saat merasakan saku celananta bergetar karena ada panggilan masuk.

Melihat siapa si pemanggil sebentar sebelum mengangkat, "Halo?!"

Seseorang diseberang sana terkekeh atas respon Afzan, irama musik sebagai pengiring di seberang menjadi melodi kesunyian Afzan berada, "Santai slord!"

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang