[36] Hampa

1.9K 139 10
                                    

Area typo bertebaran.

Harap hati hati dalam membaca, kalian bisa komen untuk membenarkan penulisan.

Semogaa sukaa


*****

Enjoy your read💅

_
_
_

.




Tetap disini bersamaku jagan pernah pergi ataupun menghilang barang sedetik dari pandanganku.

Reonald.

✴✴✴✴✴



Reon tertidur dengan bertumpu pada dua tangannya tepat disamping brankar Rasi. Rasi masih setia memejamkan matanya sampai sekarang, sudah terhitung tiga hari tidak ada tanda tanda Rasi akan membuka matanya.

Afzan datang setelah menjenguk orang tuanya di ruangan sebelah, memasuki ruang rawat inap Rasi dengan tangan kosong. Sama seperti Reon, Afzan merasa dunianya hampa melihat orang tuanya yang berada dirumah sakit tidak sepadan dengan rasa sakit yang dirasakannya saat melihat Rasi yang terbaring tanpa membuka mata bahkan sudah berhari hari.

"Bangun Ras, banyak yang nunggu lo termasuk gue," ucap Afzan lirih.

Reon mengerjabkan matanya lalu terbangun.

"Zan? Lo disini, gimana keadaan orang tua lo?" tanya Reon.

Afzan menganggukan kepalanya dua kali, "Mereka nggak ada luka serius Alhamdulillah."

Reon meraih tangan Rasi lalu digenggamnya, menciumnya lembut dan menempelkannya pada pipinya.

"Rasi nggak ada niatan bangun buat ngelihat gue disini, Zan?"

Afzan menghela nafasnya gusar, pertanyaan Reon tidak bisa dijawab olehnya. Baginya sulit untuk sekedar menenangkan diri sendiri apalagi untuk menenangkan atau membuat kalimat penenang untuk orang lain.

"Rasi kaya gini gara gara gue Zan!" ungkap Reon asal.

Afzan mendekat lalu menepuk pundak Reon dua kali sebagai ungkapan rasa hangat yang tidak bisa Afzan salurkan melalui kata kata.

"Ohya gimana sama Nanda?" Reon menoleh dan memandang Afzan meminta Afzan memberikan penjelasan.

"Mereka kena hukuman penjara, parahnya si Nanda keluarganya nggak ada yang mau ngebebasin. Padahal jelas jelas Nanda itu disuruh buat jadi kaya gitu sama bokapnya sendiri," jelas Afzan.

Reon merespon dengan mengangguk, "Mungkin karma buat mereka."

"Dan... Keluarga Renda juga bangkrut gara gara kuasa keluarga Algib yang main main sama perusahaan mereka. Gue lebih sreg kalau perusahaan Abraham yang bikin mereka sengsara tapi yaudahlah," protes Afzan lalu menghendikan bahu tidak peduli.

Tiga orang masuk dengan menenteng masing masing kresek berwarna hitam, mereka adalah Algib, Dehan dan Zenal.

"Malam slur, gimana ada perkembangan dari Rasi?" Zenal bertanya lalu mendudukan dirinya di sofa yang tersedia.

Reon hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya membalas pertanyaan Zenal, Zenal yang menangkap perubahan raut Reon berdehem untuk menetralkan keadaan.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang