[13] Titik

3.5K 185 7
                                    

Update nih

Ramein yook

Nih yang neror kemarin kenapa gak
update update.

Jangan lupa vote sama komen yaa^^

-
-
-

Sungguh Reon merasa tidak karu karuan melihat keadaan Rasi saat ini. Algib mengendarai mobil dengan tergesa namun hati hati, bagaimanapun juga dirinya sedang membawa empat nyawa.

Setibanya di pelantaran rumah sakit Reon membopong Rasi menuju ke dalam dan segera memanggil perawat.

"Tolong istri saya!" tekannya.

Zela pun tak kalah panik, "CEPET DOKTER!!"

Dokter dan perawat datang dengan membawa brankar kemudian Reon meletakan tubuh Rasi dengan pelan. Kaki mereka bertiga membawa langkahnya dengan lebar membututi brankar yang didorong menuju satu ruangan.

Ketiganya menunggu di depan ruangan karena tidak diperbolehkan masuk. Setelah menunggu beberapa sekiranya sekitar setengah jam, seorang dokter keluar dengan tampang yang sedikit was was.

"Gimana keadaan istri saya dok?" tandas Reon cepat.

Dokter perempuan yang bernametag Dhira mengangguk sekilas dan memberikan senyumnya. Bukan berarti genit!.

"Alhamdulillah pasien tidak apa apa, hanya saja rasa sakit yang menekan bagian lengannya akibat goresan kaca membuatnya kehilangan kesadaran. Sudah kami beri resep obat beserta salep untuk mengobati luka goresnya, silahkan ditebus diapotik depan," tutur Dokter Dhira menenangkan.

Reon menghela napas lega mendengarnya. Seketika rasanya ia ingin mendobrak pintu kaca tersebut untuk melihat keadaan Rasi sekarang.

"Boleh kami masuk dok?" tanya Zela diangguki oleh Dokter Dhira.

"Boleh, tapi jangan membuat keributan. Pasien juga butuh istirahat," paparnya.

"Satu lagi," cegah Dokter Dhira ketika melihat ketiganya akan memasuki ruangan.

"Pasien tidak perlu rawat inap jadi bisa pulang hari ini."

Reon mengembangkan senyum tipis dan menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Terimakasih dok," ucapnya.

"Sudah tanggung jawab kami."

Setelah pembicaraan selesai Reon melangkahkan kakinya memasuki ruangan bersama Algib dan Zela. Didalam ruangan terdapat Rasi yang tertidur dibrangkar dengan alat infus di tangan kirinya serta perban yang menempel di lengannya.

Mendekatkan dirinya untuk lebih dekat, Reon mengusap pucuk kepala Rasi.

"Yang nikah mah beda," seru Zela.

"Baru nikah udah dapet masalah aja," celetuk Algib.

"Lahiya bener, padahal sek—," Zela yang melihat pergerakan Rasi menghentikan kalimatnya.

"Rasi sadar," pekiknya pelan.

Reon segera mengunci pandangannya pada Rasi, perlahan Rasi mengerjabkan matanya. Satu yang Rasi tangkap, ruangan putih yang memiliki bau khas obat obatan menjadi penyapa utama dari pingsannya.

"Ada yang sakit?" tanya Reon pada Rasi.

Rasi yang semula memandang lurus menolehkan kepalanya kesamping kiri yang terdapat Reon dan samping kanannya yang terdapat Zela dan Algib.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang