[23] Teror

2.4K 143 2
                                    

Happey reading my boow'

-
-
-


Nanda menjauhkan wajahnya dari telinga Hera, menaik turunkan alisnya dengan senyumannya.

"Jadi?"

"Gue bukan orang tolol yang gak paham omongan kelas rendah kaya lo," ungkap Hera.

Nanda berdecih mendengarnya, "Kita liat aja nanti."

Hera mengibaskan tangannya tak perduli, melihat kearah dimana Reon dan Rasi yang tengah bergandengan tangan membuat emosinya memuncak tapi sebisa mungkin Hera menahannya.

"Oke, daripada lo ngelihatin mereka. Mending lo tunjukin dimana ruang kepala sekolah ke gue sekarang," kata Nanda sambil menepuk pundak Hera.

Hera mendengus lalu membalikan badannya mengkode sahabatnya untuk membawa Nanda bersama mereka.

Lula mengangguk lalu menarik tangan Nanda cepat, "Ikut kita!"

*****

Selesai sholat Isya berjama'ah. Reon dan Rasi berbaring santai dikamarnya dengan kepala Rasi yang berbantalan paha Reon. Reon terus terusan mencuri kecupan didahi Rasi melampiaskan rasa gemasnya.

"Sayang," panggil Rasi disauti dengan Reon mencubit hidung Rasi pelan, "Kenapa hm?"

"Kamu ganteng banget kalau pake sarung sama peci deh," aku Rasi. Karena sehabis sholat memang Reon tidak melepaskan sarungnya saat ini.

"Jadi aku gak ganteng kalau gak pake sarung sama peci?" protes Reon.

"Bukan gitu, tapi kalau pake kayagitu berdamage banget, Zela juga pernah ngakuin gitu sama aku waktu itu," lanjut Rasi membenarkan. Reon tertawa menanggapinya.

Kemudian Rasi berbalik menghadap Reon dengan wajah polosnya, "Jangan ganteng ganteng yaa, cukup ganteng buat aku aja," pinta Rasi lucu.

"Kalau sama cewek lain gak boleh ganteng?" iseng Reon.

"Awas aja kalau berani! Auto cari selingkuhan aku mah," sebal Rasi membuat Reon kembali mencuri kecupan tapi bukan didahi melainkan dibibir istrinya.

"Cukup kamu perempuan di hidup aku, sebagai cinta aku yang terakhir setelah Mamah sayang,"

Pipi Rasi memanas seketika mendengar pernyataan dari suaminya yang membuat jantungnya tidak berhenti berdetak dengan cepat.

Bunyi bel menghentikan kegiatan mereka, membuat Rasi beranjak dari posisi ternyamannya lalu berdiri, "Biar aku aja yang buka."

"Bareng aja, aku juga mau sekalian ke dapur ambil minum," komentar Reon.

"Emang air di teko abis?" tanya Rasi kemudian beralih menatap teko yang sudah tidak terisi alias kosong, "Ehiya kok habis?" herannya sendiri.

"Kan diminum yang," Rasi cengengesan mendengarnya.

Mereka akhirnya menuruni tangga bersama dan berpisah saat Reon berbelok menuju dapur sedangkan Rasi melanjutkan langkahnya menuju pintu.

Rasi membuka pintu utama rumah dan mendapati sebuah kotak berwarna coklat dengan pita kuning yang mengikatnya, mencari siapa si pengirim namun Rasi tak kunjung menemukan siapapun dihalaman rumahnya. Memutuskan membawa kotak itu masuk dan duduk disofa hendak membuka kotak tersebut.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang