[12] Panik

3.9K 201 22
                                    

Haloo

Jangan lupa vote dan komen ya^^

-

Dimobil Afzan yang terdapat Dehan dan Zenal begitu berisik karena tingkah konyol Zenal yang memutar musik begitu keras dan berjoget ria ala ala jamet dilampu pertigaan.

Afzan yang menyetir menggeram marah merasakan telinganya yang berdengung panas mendengar lagu yang begitu mengusik gendang telinganya.

"Diem asu!!!" sentaknya membuat Zenal yang asik berjoget menghentikan gerakannya.

"Apa sih sayang?" genit Zenal sembari mengedipkan mata.

"Goblok sia, belok lo Nal?" sela Dehan yang memperhatikan interaksi antara Afzan dan Zenal.

Zenal memelototkan matanya mendengar ucapan Dehan "Anjing lo! Ya kagak lah!!!" bantahnya cepat.

Afzan menonyor kepala Zenal yang duduk disampingnya karena Zenal menambah volumenya menjadi lebih keras.

Seperti mati lampu ya sayang

Seperti mati lampuuu...

Cintaku padamu ya sayang,

Bagaikan—

Bruk

Porr Zenal

Setelah ditonyor Afzan sekarang dengan tanpa rasa berdosanya Dehan melemparkan botol Aqua yang tersisa setengah kepada kepala Zenal dengan keras.

"Oasu punya sahabat gak ridho amat liat sahabatnya excited," melasnya dengan mengusap dada.

Rasi yang melihat darah di pelipis Reon segera mengusapnya.

"Sakit?" tanyanya dibalas gelengan Reon.

"Cuma perih," balas Reon seadanya. Rasi meringis melihatnya, padahal lengannya juga terluka.

"Mas, Abang, Om berhenti bentarr napa!!!" panggil sebal Rasi membuat preman yang sedang baku hantam terhenti. Semua netra melihat Rasi yang sedang memasang muka cemberut.

"Apasih!?"

"Suami saya luka ini loh, saya takut darah. Kalian mau saya pingsan disini?"

Preman yang paling cilik serta muda diantara mereka merogoh saku celananya dan menyodorkan handsaplast yang masih terbungkus rapi.

"Panjul ada ini kak, bisa membantu gak?" tanyanya pada Rasi yang sedang menatap tangan yang memegang benda tersebut.

Rasi mengulas senyum manis

"Bisa kok dek, kok kamu manis banget sih?" kagum Rasi melihat keluguan pemuda didepannya ini, bisa ia tebak bahwa si Panjul Panjul itu hanya ikut ikutan pada komplotan preman tidak berguna ini.

Panjul yang mendengar pujian istri dari seorang yang diserangnya tersipu malu "Aish panjul jadi mau ngeply," batinnya.

My Husband Is My Star [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang