18.makan malam

78 8 0
                                    

Nadine bangun dari tidurnya saat merasakan tenggorokan nya kering.dengan malas Nadine turun dari ranjangnya untuk mengambil minuman ke dapur.

"Hhff,baru jam 2 pagi ternyata." Monolog Nadine saat melihat jam di nangkas nya dan berjalan keluar kamar.

Nadine menuruni undakan tangga satu persatu menuju dapur tapi langkah Nadine harus terhenti saat tak sengaja melihat pintu ruang kerja papanya yang sedikit terbuka apalagi lampunya juga masih menyala.dengan rasa penasaran Nadine mendekati pintu tersebut dan mengintip sang papa dari celah pintu.

"Ran kamu tau beberapa hari lagi anak kita akan tunangan." Monolog Tama sambil mengusap sebuah foto sambil menghela napas berat."Andai Nadine tau semua kebenaran yang aku sembunyikan darinya pasti dia akan bertambah benci sama aku." Lirih Tama dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Deg

"Maksudnya apa?." Batin Nadine bertanya sambil memperhatikan papanya." Foto itu,siapa perempuan di foto itu sebenarnya?."

"Sampai kapanpun gak akan ada yang bisa gantiin posisi kamu di hati aku dan maaf aku belum bisa jadi suami dan papa yang baik buat kamu,satria sama Nadine,tapi aku janji sama kamu aku akan perbaiki semua kekacauan yang telah aku perbuat." Kata Tama sambil mencium foto tersebut penuh cinta dan menyimpannya di laci meja setelah itu Tama keluar dari ruang kerjanya.sedangkan Nadine yang melihat papanya akan keluar langsung bersembunyi di balik tembok

"Hhff hampir aja gue ketauan." Ujar Nadine sambil mengelus dadanya. Dengan senyum smirknya Nadine memasuki ruang kerja papanya.

Membuka dengan perlahan laci tempat foto tersebut di simpan

"Rani Queensa narayang."

"Kok nama gue sama nama di foto ini sama ada queensa nya."

Dengan perasaan campur aduk Nadine mengambil dan membalikan foto tersebut.di dalam foto itu ada wajah seorang wanita cantik.

"Wajahnya kok hampir mirip sama gue,tapi papa bilang anak kita,siapa?.yang bakalan tunangan kan gue, berarti perempuan di foto ini apa mungkin nyokap gue?,apa ini alasan kenapa mama seren selalu pilih kasih sama gue karena gue bukan anak kandungnya." Monolog Nadine dengan mata berkaca kaca sambil mengusap wajah yang ada di foto itu.entah perasan apa yang sedang di rasakan Nadine yang pasti hatinya menghangat saat melihat senyum manis wanita di dalam foto tersebut.

"Gue harus cari tau semua kebenarannya." Tekad Nadine keluar dari ruangan itu setelah memasukkan kembali fotonya ke dalam laci dan berjalan kembali menuju kamarnya.

"Niat awal pengen ambil minum malah gue dapatin sebuah kebohongan yang baru,tapi gue harus cari tau semua kebenarannya." Guman Nadine yang mulai memasuki alam mimpinya.


                                 ••

Saat ini Nadine dan kedua sahabatnya tengah menikmati makanan mereka di ramainya pengunjung kantin yang antri untuk membeli makanan,untung mereka bertiga kebagian tempat duduk.

"Nad gua dengar Lo mau tunangan sama Leon,itu benaran kan bukan gosip semata?." Tanya Amanda sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Ya gitu deh."

"Trus nyokap bokap lo udah tau soal pertunangan itu?." Kini giliran Luna yang bertanya.

"Menurut Lo,gak mungkinkan gue tunangan tapi bonyok gue gak tau."

"WOI KITA DUDUK DI MEJA NADINE AJA."

Teriak Darren yang telah duduk di depan Luna yang dihadiahkan tatapan tajam dari Nadine dan amanda apalagi seisi kantin menatap ke meja mereka.

  Dia nadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang