14.cerita

93 12 0
                                    

Nadine turun dari sepeda diikuti oleh Leon dan mereka berdua berjalan bergandengan memasuki rumahnya malvino.

"Assalamualaikum bunda." Ucap mereka bersamaan saat Maya di depan setelah membukakan pintu.

"Waalaikumussalam." Balas Maya saat Nadine dan Leon menyalami punggung tangan Maya bergantian. "Ayo masuk,kalian berdua ke sini naik apa?." Tanya Maya saat memasuki rumah.

"Biasa Bun naik sepeda." Jawab Leon yang diangguki Nadine.

"Wah udah pada ngumpul aja nih." Seru Leon yang langsung melompat duduk ke arah malvino."wih ada raya juga ternyata." lanjut Leon saat telah duduk dan melihat ke hadiran raya yang duduk di sebelah malvino.

"Kok lo bisa kenal sama raya?." Tanya Galang yang membuat tatapan semua orang disana mengarah kepada Leon sedangkan Nadine yang masih berdiri terlihat santai.

"Ya kan kemarin gue ngajak dia kenalan." Alibi Leon sambil menggaruk tengkuknya.

"Kapan coba kan seharian lo sama gue, Galang." Timpal Darren.

"Ngapain jadi bahas itu sih gak penting juga kan." Kata Nadine kepada mereka semua. "Oh ya kalian pastinya haus,bunda Nadine pinjam dapurnya ya buat bikin minuman." Lanjut Nadine ke arah Maya yang juga masih berdiri disana.

"Eh masa tamu yang bikin minum sih udah kamu duduk biar bunda yang bikinin kalian semua minum." Larang Maya dengan senyum lembutnya.

"Gak boleh bunda duduk Nadine yang bikin minum nya,bunda gak boleh capek nanti sakit trus Nadine yang sedih dan ngerasa bersalah biarin bunda buat minum untuk kita kita." Cerosos Nadine panjang di akhiri senyum tulusnya.

"Gak mungkin sakit sayang kan cuma bikin minum doang." Balas Maya sambil mengusap rambut panjang Nadine.

"Yaudah tapi Nadine bantuin ya."ujar Nadine yang mendapat anggukan dari Maya.

"Tante raya boleh bantu juga kan." pinta raya yang sudah berdiri dari duduknya.

"Gak usah mending kak raya duduk aja biar aku sama bunda aja." Tolak nadine dan berlalu bersama Maya menuju ke dapur.

"Lo perusak semuanya awas aja lo gue bakal rebut hati nyokapnya vino dan bikin dia benci Lo." Batin raya jengkel.

"Aduh Nadine itu tipe tipe calon idaman gue banget." Celetuk Darren setelah kepergian Nadine.

"Lo apa apa calon idaman,Nadine itu punya gue." Timpal Leon.

"Eleh jelas jelas dia punya bonyok nya,ngadi Ngadi aja lo." Jawab Darren tak mau kalah.

"Ngapain kalian rebutin nadine sih." Kesal raya.

"Kayaknya ada yang ngomong barusan deh Yon lo dengar kagak, lo juga dengarkan kan nta,Lang?." Tanya Darren sambil memperhatikan sekeliling ruang tamu dan bergedik ngeri sendiri. "Merinding gue njir." Lanjutnya sambil mengusap tengkuk sendiri.

"Iissh,kamu kok nyebelin sih ren." Kesal raya menghadap ke Darren. "Kamu juga nta kamu kok diam aja Darren ngejek aku." Sungut raya.

"Lo kok jadi gampang emosian sih?,biasanya Darren usilin Lo diam aja?." Tanya Galang sambil mengangkat satu alisnya.

"Ya kan setiap manusia juga pasti adalah perubahannya." Kilah raya seadanya.

"Masa sih perubahan lo barusan jauh banget dari sebelumnya lebih menonjol sekarang." Kata Darren yang mendapat anggukan Galang.

"Minuman datang." Seru Nadine dengan mapan di tangannya. " Lagi bahas apaan sih kayaknya seru banget?." Tanya Nadine sambil meletakkan minumannya ke meja setelahnya duduk di samping Darren.

  Dia nadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang