Tentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya.
Menjalani kehidupan yang rumit,penuh teka teki tentang masa lalu kedua orang tuanya.
Di paksa menya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading
Nadine tengah memakaikan foundation berwarna coklat ke wajahnya dan meratakannya,setelah itu mengikat dua rambutnya dan terakhir memakai kaca mata bulatnya.merasa cukup dengan penampilan cupu nya,Nadine mengambil tas dan bergegas menuruni undakan tangga menuju meja makan.
"Hai semuanya." Sapa nadine dengan nada di buat seceria mungkin.
"Tumben,biasanya main nyelonong aja keluar!." Sarkas seren yang mengoles selai untuk raya.
"Ada yang ngomong ya?,tapi wujudnya nggak keliatan."santai Nadine sambil mengambil selebar roti dan mengolesnya dengan selai blueberry kesukaannya.
"Jaga bicaramu Nadine!."bentak Tama sambil membanting pisau dan garpu nya ke piring.
Nadine yang melihat papanya marah merasa senang.
"Ada sesuatu yang ingin anda sampaikan kepada saya tuan Tama?,tentang masa lalu anda atau keluarga ini mungkin."
Deg
Tama dan seren menegang di tempat dengan pikiran yang melayang entah kemana.
"Mak-maksud kamu apa Nadine?."tanya seren yang saat ini menatap nyalang Nadine.
"Saya pamit duluan Bye-bye."
Nadine berlalu begitu saja tanpa menjawab pertanyaan dari seren.
"Eh ada kakak kelas,mau jemput aku ya." Dengan pdnya Nadine berujar begitu kepada malvino.ya saat ini malvino tengah berdiri di anak tangga pertama untuk masuk ke rumah Atmajaya sedangkan Nadine masih mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan malvino
"Raya."
"Oh non raya Kirain aku,dia ada di dalam lagi sarapan bareng nyonya sama tuan." Nadine hanya mampu menampilkan senyum yang dibuat se ikhlas mungkin.
"Hhmm!."
"Kakak kelas nggak mau masuk kok malah duduk disini?." Tanya Nadine dengan kernyitan di dahinya.pasalnya saat ini malvino duduk di lantai tangga luar rumah di sebelah Nadine yang tengah memakai sepatu nya.
"Males."
"Yaudah aku duluan Bye-bye sampai ketemu di sekolah kakak kelas kutub ku." Kata Nadine setengah berteriak dan pergi mengayuh sepedanya meninggalkan perkarangan rumah Atmajaya.
Malvino hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan senyum tipisnya saat melihat tingkah Nadine yang lucu menurut nya.
"Vino... Ngapain kamu kesini?." Tanya raya sambil melipat ke dua tangannya di dada.
"Jemput kamu,ayo berangkat." Kata malvino yang langsung berdiri dari duduknya.
"Nggak perlu aku diantar supir aja." Ketus raya.
"Kan ada aku."
"Iihh kamu nyeselin banget ya,nggak ada rasa bersalah nya sama sekali." Kesal raya sambil menghentakkan kedua kakinya ." Pokoknya aku masih marah sama kamu."