15.queen

101 11 0
                                    

01.30 wib.

Nadine memasuki rumahnya sambil mengendap-endap berharap papanya telah tidur.tadi sebelum pulang Nadine mampir dulu makan di kaki lima yang buka 24 jam.di ujung sana tepatnya di ruang tamu papanya tertidur pulas dengan laptop yang masih menyala.

"Aki aki tua udah jam segini masih aja mikirin kerjaan." dumel nadine berjalan menuju kamar tamu untuk mengambil selimut buat papanya.

"Maaf Nadine belum bisa jadi anak yang papa impikan tapi Nadine akan terus berulah sampai papa nggak ngekang semua anak papa." Lirih Nadine sambil menyelimuti tubuh papanya sampai menutupi setengah leher . "Good night." Ucap Nadine sambil mencium kening papanya,menutup laptop dan berlalu dari sana menuju kamarnya dan membuka pintu balkon kamarnya.

"Bar Lo dimana?, kenapa gue selalu ingat setiap waktu yang kita habisin berdua?,Lo janji gak akan ninggalin gue,Lo janji selalu ada buat gue tapi semuanya apa sampai sekarang Lo gak ada kabarnya sama sekali." Monolog Nadine memegang kalung pemberian bara kepadanya , kalung berbandul bulan purnama dihiasi oleh banyak bintang di dalam nya sambil memandang langit malam yang juga penuh dengan bintang. "Hhff mending gue tidur." Nadine menutup kembali pintu balkon kamarnya melangkah menuju tempat tidur dan mulai membaca doa sebelum tidur kemudian memejamkan mata berharap hari esok akan ada sedikit kebahagian dalam hidupnya.

Nadine berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih sepi,sengaja berangkat pagi untuk mengindari perselisihan antara dirinya dan Tama papanya. Saat ini tujuan Nadine adalah taman belakang untuk tidur dan bolos di jam pelajaran pertama.

"NADINE."

"BUGH."

Teriak Luna sambil melompat ke punggung Nadine di belakang nya masih ada Amanda yang hanya menggelengkan kepalanya.ingatkan Amanda untuk cepat memisahkan mereka berdua. Bagaimana tidak saat ini kedua sahabatnya terjatuh dilantai dengan Luna yang menghimpit tubuh Nadine.

"Bangke badan gue!." Pekik Nadine yang merasakan badannya sakit semua.

"Aduh Lo nad udah jatuh tertimpa anak monyet lagi." Kata Amanda sambil membantu mereka berdua untuk berdiri.

"Ihh Lo pikir gue monyet apa?." Sungut Luna setelah berdiri dengan nadine.

"Emang." Balas Nadine dan amanda bersamaan.nadine menatap Luna dengan sengit untung sahabat batin Nadine.

"Aduh nad maaf lutut sama siku Lo jadi lecet semua." Ujar Luna khawatir.

"Nad kaca mata Lo." Kata Amanda sambil menyerahkan kaca mata Nadine.saat kaca mata tersebut di pakai Nadine malah kaca mata tersebut terbelah menjadi dua bagian.

"Ah sial kaca matanya mana bisa di pakai lagi." Umpat Nadine. " Gue mau bolos sampai jam istirahat Lo berdua izinin gue bilang aja gue lagi di UKS sakit." Lanjut Nadine dan pergi begitu saja meninggalkan ke dua temannya.

"Untung Lo sahabatnya Nadine,coba kalau gak udah di lempeng tuh kepala, lo jadi teman gak ada akhlak ." Dumel Amanda berlalu juga dari sana meninggalkan Luna.

"Manda tungguin gue woi." Teriak Luna untung saat ini sekolah mereka masih sepi.


                 •••••••••••••••••••••


Nadine berjalan menyusuri lorong belakang sekolah menuju taman belakang.menghempaskan bokongnya di dekat akar besar pohon tempat biasa dia duduk.samar samar Nadine mendengar suara orang yang tengah berbicara.

"Siapa ya?." Guman Nadine yang berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah sumber suara sambil mengumpat di dekat meja usang di luar gudang tersebut.

"Ray Lo gak mau ngasih pelajaran buat murid baru yang dekatin vino itu?." Tanya perempuan tersebut kepada raya.

  Dia nadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang