34.ulang tahun sekolah

85 7 0
                                    

Acara yang telah di susun OSIS sedemikian mungkin hari ini di laksanakan.para peserta lomba tengah menyiapkan diri mereka masing-masing.saat ini Nadine dan amanda tengah duduk di tepi lapangan sedangkan Luna tengah sibuk sebagai panitia perlombaan.hari ini semuanya memakai baju olah raga.

"Man gue ke toilet bentar."pamit Nadine berdiri dari duduknya.

"Mau gue temanin?." Tanya Amanda mendongakkan kepalanya menatap Nadine.

"Gue bukan anak kecil yang nggak tau arah toilet dimana." Balas Nadine yang pergi dari sana setelah mendapat anggukan serta kekehan dari Amanda.

Nadine berjalan sambil memperhatikan setiap orang yang tengah sibuk mempersiapkan segala hal untuk perlombaan hari ini.

Memasuki bilik toilet karena Nadine ingin menuntaskan buang air kecilnya. Setelah itu Nadine keluar dari bilik tersebut dan melihat raya yang tengah mencuci tangan di wastafel.raya yang melihat Nadine dari kaca hanya bisa berdengus tak suka.

Nadine melangkah dan berdiri di samping raya melakukan hal yang sama.

"Gimana sama kaki Lo?." Tanya Nadine basa basi sambil tetap mencuci tangannya."gue harap nggak akan sembuh atau kalau perlu Lo selamanya  pakai tongkat itu."tambah Nadine memutar sedikit kepalanya menghadap ke raya.

"Jaga ucapan Lo!mungkin sekarang Lo masih bisa tertawa setelah apa yang menimpa Lo...kehilangan kepercayaan dari Abang Lo,Leon,mungkin juga dengan sahabat vino lainnya." Ejek raya dengan senyum yang menjengkelkan menurut nadine.

"Gue akui sebelumnya emang gue merasa kehilangan tapi.....gue nggak merasa kesepian,gue masih punya sahabat,punya satu harta yang berharga dalam hidup gue,gue bebas tanpa larangan kekangan dari siapapun......bukannya hidup harus dinikmati apalagi saat saat remaja."
Balas Nadine dengan tenang tetap mempertahankan senyum tipisnya."satu lagi gue saranin cari sahabat itu yang berbobot dikit bukan bermuka dua depan sok baik belakang punya segudang rencana picik." Sindir Nadine.

"Lo nggak perlu ngehina sahabat gue!,Lo bilang cari sahabat yang berbobot emang salah satu sahabat Lo itu berbobot,nusuk Lo dari belakang hhmm bukan lebih tepatnya bermuka dua depan baik belakang juga punya rencana jahat buat jatuhin Lo!." Sarkas raya membalikkan ucapan Nadine dengan nada mengejek.sedangkan Nadine terkejut dengan apa yang di ucapkan raya,apa benar salah satu sahabatnya berhianat?,atau ini cuma akal akalan raya buat menghancurkan persahabatan Nadine.

Menghilangkan rasa keterkejutan nya Nadine kembali menatap raya dengan raut tenangnya.

"tanpa Lo ingatin pun gue tau...Lo pikir gue mudah menaruh rasa kepercayaan terhadap orang lain,sahabat,keluarga bahkan orang terdekat sekalipun....nggak sama sekali....gue hanya percaya sama di-ri gu-e sen-di-ri."

"Oh ya gue harapnya sih gitu lebih percaya sama diri sendiri..tapi apa mungkin itu ada pada diri Lo?...masalah Lo aja kedua sahabat Lo tau sampai akar akarnya."ucap raya dengan senyum miringnya.

"Lo tau orang terdekat sangat memungkinkan untuk berhianat walau satu kali..... pemicu nya juga beragam kan mulai dari rebutin satu cowok,salah paham,dan dalam memahami ego masing masing...gue tau karakter kedua sahabat gue...gue juga tau mana yang berhianat mana yang nggak karena gue punya cara sendiri buat mastiin semua itu benar atau bohong!." balas Nadine menatap raya datar ."dan satu lagi gue bukan Lo yang semua masalah sepele sampai besar semua orang harus tau karena gue bisa selesaiin masalah gue sendiri bukan ngadu atau ngarang cerita buat  dapat  simpati orang lain!."sarkas Nadine berlalu dari sana meninggalkan raya.

"Sialan ya Lo tunggu aja pembalasan gue!! ahhgg." Teriak raya sambil mengacak rambutnya geram.setelahnya keluar dengan bantuan tongkatnya menuju tempat duduk yang ada di tepi lapangan.

.
.
.

Malvino dkk berjalan beriringan menuju tepi lapangan tepatnya ke arah Nadine dan kedua sahabatnya.samar samar mereka mendengar percakapan ketiga gadis tersebut.

"Lo ngapain enak enakkan duduk disini,tuh anggota OSIS pada sibuk buat acara lah Lo santai santai disini." Ujar raya yang melihat Luna menghampiri dan langsung duduk di sebelah kanan Nadine.

"Baru juga duduk gue nya,Lo pikir jadi anggota OSIS enak?,capek tau tiap minggunya rapat,pulangnya telat,sampai rumah badan pegal pegal,belum lagi kalau ada acara kek gini,nyusun,ngatur sana sini,kerjain ini itu,capek tau!."jengkel Luna memandang berang ke arah Amanda yang cuek cuek saja menganggap ocehan Luna angin lalu.

Nadine hanya menghela napas pendek."nih minum dulu Lo pasti haus kan kerja sana sini belum lagi tenggorokan yang kering gara gara cerocos Mulu..kerja tuh yang ikhlas."tegur Nadine sambil menyodorkan botol minuman kepada Luna.

"Lo emang pengertian banget beda sama yang onoh." Tunjuk Luna dengan lidah yang mendorong pipi bagian dalamnya membentuk sebuah tonjolan ke arah Amanda.

"Hai man." Sapa Galang yang langsung duduk di sebelah Amanda.

"Hhmm." Balasnya.

"Ketus gitu jawabnya,senyum dikit kek."

"Kalau sama Lo nggak bisa." Jutek amanda

"Nad."panggil Darren yang langsung duduk di depan nadine.sedangkan Leon duduk di samping Luna dan malvino duduk di samping darren.

"Iya."

"Semangat nanti lombanya,kalau menang jangan lupa traktir gue."

"Bang aren tenang aja aku pasti menang apalagi satu tim sama kakak kelas."balas nadine dengan senyum manisnya yang dibalas Darren dengan mengacak gemas rambut Nadine.

"Eekkmm." Deheman Luna dan malvino membuat mereka yang ada disana menatap kedua nya bergantian.

"Lo berdua kenapa,keselak berjamaah ya?." Tanya Galang seakan menggoda mereka berdua.

"Acaranya mau dimulai tuh ayo Yon kita ke sana." Itu Suara Bella yang datang bersama raya berdiri di samping Leon begitupun raya.

Mereka semua mulai berdiri kecuali Darren yang masih duduk karena tidak mengikuti lomba apapun.

"Ada apa kak?." Tanya Luna saat tangannya di tahan oleh Darren setelah yang lainnya pergi kecuali raya yang saat ini telah duduk di samping Darren dan memperhatikan mereka berdua.

"Jangan cemburu,tugas Lo cuma nungguin gue." Ujar Darren lembut sambil melepaskan tangan Luna.

"Aku pergi dulu kak." Pamit nya dengan pipi yang sudah memerah.

"Lo suka Nadine atau Luna?." Darren yang telah duduk di samping raya mengalihkan perhatiannya ke si empu yang bertanya.

"Lo tau mencintai nggak harus memiliki.melepaskan hal terbaik jika salah satu tak membalas rasa cinta itu apalagi rasa cinta itu mulai hilang.dan melepaskan adalah jalan satu satunya...gue harap Lo tau maksud gue apa?."raya yang mendengarnya langsung tertampar akan kata kata dari darren.ya dia tau kalau hati malvino bukan lagi untuk dia melainkan untuk adiknya sendiri.tapi yang ada di benak raya sekarang hanya satu apa sebenarnya dia mencintai malvino atau hanya sekedar rasa penasaran akan sikap dingin malvino.dan apa rasa cintanya pada seseorang dimasa lalunya sampai sekarang masih ada.

"Gue harap rasa cinta itu masih ada Yon untuk gue." Batin raya memandang ke tengah lapangan tepatnya ke arah Leon dan Bella yang akan memulai lombanya.





Maaf lama up nya hehehehe


  Dia nadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang