Bella menghampiri raya yang baru saja masuki kelas.
"Ray tumben Lo bolos?." Tanya Bella mengikuti raya yang berjalan menuju bangkunya dan mendudukinya serta menaruh tasnya di meja."soal semalam gue minta maaf karena ninggalin Lo gitu aja...keluar dari toilet nyokap gue nelpon suruh pulang...gue waktu itu panik lang-sung cabut."jelas Bella menatap tak enak kepada raya.
"Santai aja bel...untung ada Nadine semalam yang nolongin gue.....kalau nggak mungkin semalam gue udah di apa apain sama orang yang nggak bertanggung jawab." Balas raya seolah kejadian semalam tak pernah terjadi.
Bella menatap senang ke arah raya.memegang tangan raya dengan senyum merekahnya."beneran Lo nggak marah sama gue?." tanya Bella memastikan kembali sedangkan raya hanya menganggukkan kepalanya.
"benar...Lo kenapa sih?,gue bilang lupain aja elah."
"aaa makasih Lo emang sahabat gue yang pengertian...beruntung banget gue bisa punya lo."girang Bella memeluk tubuh raya dari samping.
"Eh tapi kok Nadine bisa pas gitu ya datang nolongin Lo saat dalam bahaya?." Tanya Bella penasaran.
Raya yang mendengar memutar bola mata malas sambil menatap sinis kepada Bella.bella jangan di tanya sangking senang nya dia tak melihat respon raya yang muak dengan kebohongannya."kebetulan kali...dianya mau hilangin stres makanya pergi ketempat yang sama."
"Masa sih?,jangan jangan dia lagi yang suruh orang buat gangguin Lo....trus pura pura nolongin Lo biar masuk perangkap dia."opini Bella menatap seakan cemas jika raya dalam bahaya.
"Gue bisa jaga diri....dan gue nggak akan biarkan orang sekitar apalagi terdekat gue buat celakain gue....gue akan balas mereka yang berani ngusik
Gue!." Tegas raya penuh tekad menatap menyeringai ke arah bella.si empu yang melihat seringaian raya hanya bergidik ngeri.🍁
"Eh,ngapain?." Tanya Nadine kaget saat melihat malvino bersandar di dekat toilet perempuan
"gue mau ngomong sesuatu sama Lo?." Ujar malvino saat melihat Nadine keluar dari dalam toilet.
"Itu udah ngomong."
"Bukan itu ,ikut gue." Malvino menarik pelan pergelangan tangan Nadine menyusuri koridor yang sepi karena PBM telah dimulai.
"Nggak bisa pas istirahat aja kak?...kelas aku gurunya udah masuk lho."
"Bolos nggak masalah kan?...biasanya juga Lo sering bolos." Jawab malvino dengan entengnya.
Nadine menatap melongo ke arah malvino. "deabak "
Mereka berdua berjalan beriringan menuju taman belakang sekolah.tak ayal selama berjalan malvino terus memandang Nadine dari samping menyiapkan kata kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Mau ngomong apa?." Tanya Nadine yang telah duduk di akar pohon tempat biasanya begitu pun dengan malvino.
"Gue mulai dari kalung yang Lo pakai." Nadine yang mendengar menatap kalung yang tengah dipakainya.
"Kenapa sama kalung aku?,ada yang aneh...bagus gini masa aneh sih."
"Bukan itu...gue penasaran sama kalung itu....Lo dapat dari mana?."
"Oh itu aku dikasih sama cowok ganteng...lebih Ganteng dari kakak kelas." Ujar Nadine gamblangnya sambil membayang sosok cowok yang memberikannya kalung itu dengan senyum manis nya.
"Gue serius nanya?."
"Kalung ini pemberian teman aku."
"Siapa Luna atau Raina?." Tanya malvino memancing Nadine untuk bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia nadine
Teen FictionTentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya. Menjalani kehidupan yang rumit,penuh teka teki tentang masa lalu kedua orang tuanya. Di paksa menya...