Nadine menghampiri dokter Marcell yang baru saja keluar dari ruangannya."Hai dokter." Sapa Nadine.
"Nadine kamu udah lama sampainya?."
"Baru aja..oh ya saya mau nanya tentang perkembangan mama saya..apa keadaannya udah mulai membaik atau belum?."
"Sejauh ini udah ada perkembangannya...udah jarang ngamuk juga." Jawab dokter Marcell yang mendapat anggukan dari Nadine.
"Kalau tuan Tama sering kesini juga?."
Dokter marcell yang mendengar Nadine memanggil papanya dengan sebutan tuan hanya mengernyitkan dahi nya heran " kamu nggak salah panggil...bukannya bapak Tama itu papa kamu?."
"Duh dokter bisa kepo juga ya...suka suka saya dong mau panggil bapak Tama dengan sebutan apa aja." Jawab Nadine dengan kekehan nya.
"Terserah kamu saya pergi dulu ada pasien lainnya yang belum saya periksa."
"Boleh saya ikut nggak...saya bosan nggak ada dikerjain juga."
"Bukannya kamu kesini buat jenguk ibu Rani?."
"Ya kan bisa nanti dok.... please boleh ya ya ya." Bujuk Nadine sambil menautkan kedua tangannya.
"Yaudah ayok ikut saya."
Mereka berdua berjalan menyusuri koridor rumah sakit sampai berhenti di satu ruangan,Nadine mentap kaca ruangan tersebut. Disana Nadine melihat ada seorang wanita sebaya mamanya tengah mengamuk.
Nadine melihat para perawat yang kesusahan memegang kedua tangan ibu itu dan meringis saat melihat salah satu dari perawat tersebut jatuh Ke dorong."Dok ibu itu kenapa?." Dokter Marcell yang mendapat pertanyaan dari Nadine mengalihkan perhatian ke pada nadine.
"Dia gila saat anak nya mengalami kecelakaan sampai meninggal ditempat."
"Anaknya perempuan atau laki-laki?,trus namanya siapa?."
"Perempuan namanya kalau nggak salah rianti Fitri dan anak laki laki nya juga sering kesini namanya galang." Jawab dokter Marcell yang mendapat anggukan dari Nadine.
"Galang." Beo Nadine."nama Galang juga nggak satu di dunia jadi mungkin itu Galang yang lain apalagi dokter Marcell nggak nyebut nama panjangnya." Guman Nadine sambil
"Mau masuk atau kamu diluar aja?."
"Masuk aja dok,siapa tau saya bisa bantu?."
Nadine dan dokter Marcell masuk kedalam ruangan tersebut setelah para perawat tadi berhasil mengikat kedua tangan dan kaki ibu tersebut ke sisi brangkar.
"Halo Tante saya Nadine." Sapa Nadine dengan senyum mengembang nya."Tante cepat sembuh ya..masih ada orang yang sayang Tante lagi nunggu Tante buat sembuh di luaran sana."
Ratih yang mendengar suara Nadine langsung terdiam dengan mata berkaca kaca. " Anak ku...kamu kemana aja?,mama nyariin kamu...kamu bisa lepasin mama orang orang itu jahat semua jahat jahat jahat." Ratih membrontak kembali sambil berusaha melepas semua ikatan yang ada di kedua tangan dan kakinya.
Dengan cepat dokter Marcell langsung menyuntikkan obat penenang ke pada ibu Ratih.
Setelahnya dokter Marcell dan Nadine keluar dan memeriksa pasien pasien lainnya.nadine yang merasa tidak nyaman karena pengen buang air kecil pun meminta izin kepada dokter Marcell pergi ke toilet.
.
.
.
.
.Nadine membasuh mukanya di depan wastafel dan menatap pantulan dirinya di kaca sambil memperbaiki tatanan rambutnya.setelah dirasa tidak ada yang kurang Nadine bergegas keluar dan berjalan diantara orang gila yang ada di koridor rumah sakit tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia nadine
Teen FictionTentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya. Menjalani kehidupan yang rumit,penuh teka teki tentang masa lalu kedua orang tuanya. Di paksa menya...