Raya berjalan tanpa bantuan tongkatnya menuruni undakan tangga menuju meja makan.ya tiga Minggu lebih raya harus berjalan menggunakan bantuan tongkat dan sekarang kakinya telah kembali normal seperti sedia kala.
"Pagi ma,pa." Sapa raya sambil mengecup kedua pipi orang tuanya secara bergantian dan menduduki diri nya di samping papanya.
"Pagi sayang." Balas seren dan Tama barengan.
"Gimana sama kaki kamu nggak sakit lagi kan?." Tanya Tama sambil menyesap Kopinya.
"Nggak ko pa,raya senang banget kaki raya udah sembuh." Balas raya dengan senyumnya.
"Mau makan roti atau nasi goreng sayang?." Tanya seren mengalihkan perhatian raya.
"Roti aja deh ma selainya coklat." Seren dengan cekatan langsung mengoleskan selai tersebut ke roti.
Setelahnya mereka bertiga makan dengan keheningan.
"Ma,pa raya berangkat duluan ya." Raya langsung menyalami tangan kedua orang tuanya bergantian."assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab kedua orang tuanya.
"Eh kamu berangkat sama siapa?." Tanya seren setengah berteriak.
"Sama Bella ma." Teriak raya yang telah sampai di depan pintu.
°°°°°
"Pagi mama." Sapa nadine sambil mengecup sekilas pipi Rani.
"Pagi sayang duduk kita sarapan dulu." Rani dengan cekatan menuangkan nasi goreng buatannya ke piring Nadine.
"Mama nggak perlu masak sarapan segala,jangan capek capek kerja beres beres apartemen ini,dan satu lagi mama harus banyak istirahat." Titah Nadine sambil melahap nasi goreng buatan Rani.
"Mama juga suntuk sayang nggak ngapa ngapain,masa kerja mama cuma makan tidur doang." Ujar Rani seraya mengusap sayang kepala Nadine.
"Tapi mama harus janji sama Nadine kalau capek harus istirahat,rutin minum obatnya sama jaga selalu kesehatan Mama."
"Iya nak mama akan ingat sama kata kata kamu barusan. "
"Nadine berangkat dulu ma, assalamualaikum." Pamit Nadine menyalami tangan Rani dan bergegas pergi menuju sekolahnya.
"Waalaikumsalam." Balas Rani terus memandang kepergian Nadine.
"Semoga kamu selalu bahagia sayang,maaf mama belum bisa jadi mama yang sempurna buat kamu." Guman Rani dengan raut sendunya.
•••••
"Leon." Panggil Nadine setengah berteriak.
"Yon tunggu."
"LEON BERHENTI!."
"Apa?." Ketus Leon memutar badannya menghadap ke arah Nadine yang tengah berlari kecil ke arahnya.
"Kenapa nggak dari tadi Lo berhenti sih!." Kesal Nadine menatap tajam ke arah Leon.
"Kalau nggak penting gue duluan."
"Mau lari dari masalah Lo!." Bentak Nadine sambil mencekal tangan Leon
"Masalah apaan,him?." Tanya Leon menatap malas Nadine.
"Soal pertunangan kita,gue pengen berhenti sampai disini." Jawab Nadine sambil melepaskan sebuah cincin dari jari manisnya."gue balikin lagi sama Lo,soal kerja sama orang tua kita gue jamin nggak akan batal,dan soal pembatalan itu gue yang akan ngomong sama bokap nyokap Lo kalau gue nggak bisa lanjut ." Lanjut Nadine mengambil tangan kanan Leon dan meletakkan cincin tersebut ke telapak tangan Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia nadine
Ficção AdolescenteTentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya. Menjalani kehidupan yang rumit,penuh teka teki tentang masa lalu kedua orang tuanya. Di paksa menya...