Sorang remaja cewek berjalan menuruni undakan tangga sambil memainkan kunci motornya.ya remaja tersebut bernama Nadine quenza Atmajaya cewek cantik dengan penampilan urakannya serta tas yang di sampirkan di lengan kanannya."Nadine sarapan dulu." panggil seren setengah berteriak sedangkan Nadine tetap melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan panggilan mamanya tersebut.
"NADINE QUEENSA ATMAJAYA." bentak tama yang geram dengan kelakuan nadine yang sedari tadi tengah membaca koran.
"Apa?." tanya Nadine males yang berhenti di depan pintu saat papanya memanggil namanya dan membalikkan badannya.
"Kalau anda manggil saya cuma buat marah marah saya gak ada waktu buat itu semua." lanjut Nadine."Bukan gitu nadine, mama sama papa mau ngomong sesuatu aja sama kamu." Ujar seren sedangkan nadine melangkahkan kakinya kembali menuju meja makan.
"Mau ngomong apa?." tanya Nadine dengan malas yang sudah duduk di samping papanya dan berhadapan langsung dengan tempat duduk seren.
"Makan dulu mama udah siapin roti selai cokelat kesukaan kamu." ucap seren sambil meletakkan roti tersebut.
"Gak usah saya belum lapar." tolak Nadine. "langsung aja tuan Tama Atmajaya apa yang ingin anda omongin sama saya?." tanya Nadine datar.
"Kamu gak ada sopan sopannya sama papa kamu sendiri." ujar Tama yang mulai tersulut emosi.
"Kalau emang gak ada yang mau di sampaikan saya pamit dulu." ujar Nadine sambil berdiri dari kursinya.
"Siapa yang suruh kamu pergi,ha?."tanya Tama geram.
"Saya sendiri." jawab Nadine santai.
"Kamu anak gak tau di untung ya." bentak Tama sedangkan Nadine sudah mengepalkan kedua tangannya di bawah meja.
"Santai nad lo harus bisa mengendalikan emosi Lo." ujar Nadine dalam hati sambil mengatur napasnya supaya lebih tenang menghadapi situasi sekarang.
"Mas udah."ujar seren sambil mengelus lengan suaminya. "Nadine kamu duduk lagi dulu." Datar seren sambil menghela napas kasar yang juga mulai tersulut emosinya sedangkan Nadine langsung duduk kembali. "jadi gini saya sama suami saya udah mindahin sekolah kamu ke SMA Ganesa." jelas seren.
"Mama,papa"sapa raya sambil mencium pipi mama dan papanya secara bergantian setelah itu raya duduk di samping mamanya.ya namanya raya Isabella Atmajaya kakak dari nadine ,penampilan mereka 180⁰ berbeda, raya dengan kaca mata bulat dan rambut yang di kepang dua, ya penampilan yang terbilang cupu tapi mampu membuat cowok jatuh hati padanya karena kepintaran,sopan santunnya, kecantikan dan kebaikan hatinya ,apa lagi selalu menuruti semua
Perintah mama dan papanya,berbeda dengan Nadine dan Abangnya satria yang gak mau dikekang oleh kedua orang tua mereka."Dasar cupu." ejek Nadine.
"Nadine." tegur Tama.
"Apa? Anda berdua seenaknya aja mindahin sekolah saya tanpa sepengetahuan saya dulu." ujar Nadine dengan tatapan tajam nya.
"Yang biayain Pendidikan kamu itu papa,jadi suka atau tidak itu udah jadi keputusan papa." jelas Tama.
"Semua biaya pendidikan saya Memeng tanggung jawab Anda bukan?" tanya Nadine sedangkan Tama ,seren,dan raya hanya diam.
"Kenapa?, yang saya omongin barusan benarkan?,dan satu lagi jika anda tidak mau membiayai pendidikan saya anda tinggal bilang sama saya,atau anda ingin saya bernasib sama kayak Abang saya yang anda usir dari rumah ini karena suka sama perempuan miskin." sarkas Nadine dengan muak.
"Nadine itu semua permintaan kakak sama papa mama." ujar raya sambil menundukkan kepalanya karena dia tidak ingin ada keributan apalagi papa nya yang sudah sangat emosi.
"Ooohhh, permintaan tuan putri ternyata." ejek Nadine. "Ok, gue akan pindah sekolah tapi kasih gue satu alasan kenapa Lo mau gue pindah ke sekolah Lo?" tanya Nadine.
"Karena gu-gue ada student exchange program ke luar negeri." jelas raya .
"Alasan Lo gak masuk di akal." sarkas Nadine.
"Gue pengen Lo dekatin cowok yang gue suka namanya malvino Aldebaran,dan gue minta tolong sama Lo untuk rubah penampilan Lo sama kayak gue." jelas raya.
"Maksud Lo gue harus jadi cupu gitu?." tanya Nadine dengan nada ejekannya.
"Iya,gue pengen Lo rubah dia kayak dulu lagi waktu gue sama dia masih sama sama."
"Gue gak ngerti." potong Nadine yang mulai jengah.
"Dulu sebelum dia kenal gue dia orangnya cuek,dingin,ketus dan paling benci kalau di ganggu." jeda raya sambil menghela napas kasar. "Dia mulai berubah jadi cowok yang hangat sejak sama gue tapi gue udah ngehindari dia dari sebulan yang lalu dan Lo tau alasannya apa ,dan sekarang sikap dia berubah lagi sebelum kenal gue."
"Dan Lo berharap sama gue untuk ngerubah dia?." tanya Nadine yang diangguki oleh raya sedangkan seren dan Tama hanya diam sedari tadi."mimpi Lo ketinggian, gue gak akan pernah Sudi ngerubah penampilan gue jadi cupu kayak Lo." sarkas Nadine .
"Nadine jaga ucapan kamu,dia kakak kamu jadi kamu harus hormat sama dia." bentak Tama.
"Oohhh ya,perlu anda tau tuan Tama yang terhormat kakak saya cuma satu yaitu satria Lorenzo Atmajaya." jawab Nadine dengan santainya .
"Nadine setuju atau tidak kamu harus turuti kemauan raya kakak kamu." putus seren.
"Terus aja kalian turuti permintaan cupu itu, kalian sadar gak sih tuan Tama Atmajaya dan nyonya seren Alya Atmajaya yang terhormat kalian punya anak tiga tapi kenapa selalu dia yang kalian perioritasin,ha?,selalu kabulin apa yang dia mau tanpa kalian pikirin perasaan anak kalian yang lainnya,pernah gak kalian ngertiin apa yang saya mau?,kalian berdua cuma bisanya ngatur ngatur saya,selalu salahin saya,kalian cuma orang tua yang egois,dan saya benci semuanya dari kalian." bentak nadine dengan emosinya,semua unek unek yang di pendam Nadine selama ini keluar semua yang membuat Tama,seren dan raya bungkam seketika.
"Jaga ya ucapan Lo, mereka itu orang tua lo,gak seharusnya Lo sakitin hati mereka." berang raya.
"Gak usah sok nasehatin gue segala Lo,nasehatin dulu diri Lo itu." sarkas Nadine tajam ke arah raya yang membuatnya langsung mengunduk takut.
"Papa tetap tidak menerima penolakan apapun dari kamu Nadine." putus Tama.
"Ok fine,saya akan turuti keinginan tuan putri anda tuan Tama Atmajaya dan nyonya seren Alya Atmajaya." ujar Nadine setengah membungkuk. "dan Lo ingat satu hal raya Isabella Atmajaya jangan sampai Lo menyesal karena udah suruh gue untuk dekatin malvino Aldebaran sang pujaan hati Lo." ujar Nadine dengan seringai nya ."gak ada yang mau di omongin lagi kan kalau begitu saya pergi dulu." pamit Nadine yang langsung berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.
Setelah kepergian Nadine , seren,Tama,dan raya menyantap makan mereka masing masing dengan keheningan.
"Ma, pa raya gak mau sampai Nadine ngerebut vino dari raya,raya gak mau kehilangan orang raya cintai."ucap raya setelah makan dengan mata berkaca kaca."raya udah nurutin kemauan papa,mama untuk ngambil student exchange program ke luar negeri itu meski hanya tiga bulan tapi raya mohon jangan biarin Nadine ambil vino dari raya." lanjut raya.
"Kamu tenang aja sayang mama gak akan biarin kebahagian kamu di ambil sama Nadine." ujar seren sambil memeluk raya."iya kan papa?"tanya seren yang mendapatkan anggukan dari Tama."Cuma kamu anak mama yang paling pintar dalam segala hal gak kayak satria dan Nadine yang selalu bikin mama sama papa malu karena kelakuan mereka berdua." ujar seren. "dan mama gak akan biarin Nadine ngerebut vino dari kamu." lanjut seren.
"Makasih pa,ma kalian berdua orang yang paling raya sayang." ujar raya sambil memeluk mama dan papanya.
"Yaudah ayo sekarang kita berangkat ,ini kan hari terakhir kamu sekolah sebelum pindah ke luar negeri." ujar Tama yang diangguki oleh raya.
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah ya para pembaca.
Makasih 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia nadine
Teen FictionTentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya. Menjalani kehidupan yang rumit,penuh teka teki tentang masa lalu kedua orang tuanya. Di paksa menya...