Malvino berdiri dengan sapu tangan dalam genggaman nya.dengan perlahan malvino mulai menutup mata Nadine.ya perlombaan tersebut mulai berlanjut lagi.
"Ok,perlombaannya kita lanjutkan lagi..masih semangat kan." Teriak Luna dengan semangat empat limanya.
"Masih." Sorak semua penonton di tepi lapangan.
"Ok, kita mulai lagi dari hitungan mundur." Heboh Luna.
"TIGA."
"DUA."
"SATU."
"MULAI."
Nadine mulai meraba semua alat make up yang ada di depannya untuk mencari bedak yang ada di depan meja dengan kedua tangannya.setelah menemukannya Nadine dengan senyum indahnya mulai mengoles bedak tersebut ke pada wajah malvino.
"Itu leher gue bukan muka."
Mendengar itu Nadine langsung berhenti menggerakkan tangannya.
"Salah ya,hehehe maaf kan nggak kelihatan." Jawab Nadine sambil cengengesan yang dibalas malvino dengan dengusan dan menuntun tangan Nadine ke wajahnya.
"Ini baru benar." Kata malvino lagi.
Nadine mulai mengolesi bedak tersebut ke wajah malvino setelahnya memberi alis, blush-on dan yang terakhir lipstik.
Malvino yang didandani asal asalan oleh Nadine hanya pasrah.iya yakin wajahnya pasti akan seperti badut bahkan lebih parah dari itu.
"Hhff."
"Kenapa?." Tanya Nadine yang baru saja memberi blush-on dan sekarang tengah meraba meja depannya untuk mencari lipstik,setelah mendapatkan apa yang di carinya nadine meraba kembali wajah malvino menyentuh perlahan bibir kakak kelasnya dan mulai memakaikan lipstik tersebut dengan perlahan ke bibir malvino.
"Lanjut aja." Kata malvino tanpa menjawab pertanyaan Nadine.
"Cemong ya?." Tanya Nadine berhenti sejenak memberikan lipstik ke bibir malvino.
"Hhmm,tunggu hukuman dari gue." Malas malvino sambil memutar kedua bola matanya.
"Kalau tetap dapat hukuman mending tuh muka tambah di cemongin aja sekalian." Jengkel Nadine dengan sengaja mencemongkan bibir malvino dengan lipstik di tangannya.
"Ck,sengaja!." Malvino membulatkan kedua bola matanya sambil menggeram. "tunggu hukuman buat Lo,dobel!."
"Kok ngamok." Kekeh Nadine sedangkan malvino hanya tersenyum tipis menatap nadine.
Sisi lain Leon tengah menggerutu tidak jelas menatap Bella yang tengah memakaikan blush-on ke wajahnya dengan Ambu radul.
"Ck,muka gue Lo apain sih?,orang blush-on itu di pipi,Lo ngasih nya di jidat sama hidung gue!." Jengkel Leon tetap memperhatikan Bella dengan mata tertutup nya.
"Ya maaf, kan kamu tau mata aku ketutup...harusnya kamu tuh nuntun tangan aku biar nggak salah kayak gini dandanin kamu."jawab Bella pelan sambil meraba sesuatu di depan meja.entah apa yang sedang gadis itu cari. sampai sampai perlengkapan yang ada di meja tersebut berjatuhan.
"Cari apaan sih Lo?,itu jatuh semua gara gara Lo!."sentak Leon tak santai.ingin rasanya Leon pergi dari sini,apalagi melihat wajah tanpa dosa dari Bella yang hanya cengengesan tak jelas.
"Maaf aku lagi nyari lipstik,mana ya dari tadi aku raba nggak ketemu juga." Bella hanya bisa menghela napas panjang sambil mengucap sabar dalam hati,untung cinta coba kalau tidak,rasanya Bella ingin menampar mulut pedas cowok di depannya ini.
"Ngomong kalau gitu,gimana mau ketemu tuh lipstik kan jatuh gara gara Lo raba raba nggak jelas!." Sarkas Leon sambil mengambil lipstik yang jatuh tersebut.sedangkan Bella hanya diam sambil mengambil lipstik yang telah di berikan Leon ke tangannya.dan mulai memakaikan lipstik tersebut ke arah bibir Leon.
Di sebelah Leon tepatnya Galang dan Amanda hanya bisa geleng geleng kepala mendengar perdebatan mereka berdua.
"Coba kalau Lo kek Leon marah marah nggak jelas pas gue dandanin kek banci di lampu merah udah gue tampar tuh mulut." Kata Amanda membuka pembicaraan diantara mereka yang sedari mulai lomba tidak ada yang membuka pembicaraan.
"Gue pasrah aja mau Lo apain, asal Lo nggak ninggalin gue." Balas Galang dengan candaannya yang membuat gerakan Amanda yang tengah membuat alis Galang terhenti.
"Gue nggak pergi tapi Lo yang menjauh susah buat gue gapai." Balas Amanda melanjutkan tugasnya yang sempat berhenti sejenak.
"Gue nggak menjauh tapi sedikit menepi... introspeksi diri sendiri apa pantas gue berdiri di samping Lo atau menjauh sejauh nya dari sisi Lo." Galang menatap lekat wajah Amada yang hanya diam sambil memakai kan blush-on ke pipi Galang.
"Sampai kapan?." Tanya Amanda meletakkan kembali blush-on tersebut ke meja dan meraba raba lipstik di meja tersebut."hubungan kita nggak ada kejelasan..Lo menjauh gitu aja..kata putus pun sama sekali nggak terlontarkan sama mulut Lo itu." Amanda hanya mampu menghela napas lelah sambil mengoleskan lipstik ke bibir Galang.
°°°°°
Di tepi lapangan Darren,Luna dan raya duduk dengan tenang tepatnya cuma raya sedangkan darren dan Luna tengah berdebat tentang siapa yang pantas menjadi pemenang dalam lomba make up tersebut.
"Kan udah aku bilang pasti Manda sama Galang yang menang." Kekeh Luna dengan pendapatnya sendiri.
"Jelas jelas Nadine yang paling jago make up..Lo lihat dari sekian banyak peserta cuma Nadine yang hasil kerjanya bagus...tutup mata aja jago make up apalagi nggak tutup." Papar darren rak mau kalah.
"Lo berdua dari tadi debat hal yang nggak jelas...yang nentuin itu juri perlombaan bukan asumsi Lo berdua." Jengah raya mendengar perdebatan unfaedah mereka berdua.
"DIAM." Bentak darren dan Luna bersamaan sambil menatap sengit ke arah raya.sedangkan raya yang di tatap seperti itu langsung menutup rapat mulutnya.
"Ck,yang gue omongin barusan kan benar." Dumel raya menatap sinis kepada darren dan Luna secara bergantian.
Kini perhatian raya menuju ke arah Leon dan Bella yang tengah adu mulut,andai saja raya yang di posisi Bella pasti dia yang akan mendandani Leon,mendengar gerutuan pemuda tersebut saat raya membuat wajahnya menjadi cemong. "Andai waktu bisa di putar lagi gue nggak akan sia siain orang yang tulus sama gue."lirih raya memandang sendu Leo dari jauh.
Raya mengalihkan perhatiannya lagi ke arah Nadine dan malvino.disana Nadine tengah tertawa lepas saat membuka penutup matanya memandang wajah malvino yang bisa dibilang seperti ondel ondel.tawa lepas itu entah kapan terakhir kali raya melihatnya.apa dia terlalu jahat kepada adiknya sendiri?,ya raya akui dia memang iri karena Nadine bisa bebas dari kekangan mama papanya sedangkan dirinya sendiri masih terkurung dalam sangkar mewah itu.
"Ray Lo mau ikut kita ke tempat vino sama yang lainnya?." Tanya Darren.
"Ray."
"Kak raya,woi bengong aja kesambet ya."
Luna mengeraskan suaranya di gendang telinga raya.
"Ehh,gila ya Lo,Lo pikir gue pikun apa? Teriak di depan telinga gue!." Sungut raya sambil mengelus dadanya terkejut.
"Ya salah sendiri dari tadi dipanggil ,lo nya nggak respon." Jawab Darren tak santai sedangkan raya menatap sinis ke arah darren.
"Ayo gue mau foto sama vino." Raya berdiri dari duduknya dengan bantuan tongkat dengan inisiatif Luna membantu raya yang tampak kesusahan.
"Kakak kelas foto yuk." Ajak Nadine antusias.
"Nggak!."
"Ayo lah Leon sama kak Galang juga ikutkan?." Tanya Nadine kepada Leon dan Galang.
"Ayo nad."Amanda mengeluarkan handphone berlogo apel setengah gigit itu kepada Bella."tolong fotoin kita kak."
"Ck,gue juga pengen foto juga kali,suruh si caper Nadine aja sih yang fotoin." Tolak Bella mentah mentah.
"Hee kita juga mau foto bareng kalian." Teriak Luna yang hampir sampai dan berdiri di sisi kiri Amanda.
Mereka semua mulai berfose dengan Bella sebagai fotografer dadakan.mulai dari foto bersama,Nadine bersama vino,Galang,dan leon.dan yang paling banyak foto Nadine bersama malvino dengan berbagai gaya tentunya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia nadine
Teen FictionTentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya. Menjalani kehidupan yang rumit,penuh teka teki tentang masa lalu kedua orang tuanya. Di paksa menya...