16. double date

90 9 0
                                    

Leon tengah berkaca sambil menata rambutnya serapi mungkin ,dengan baju kaos hitam di lapisi jaket kulit yang senada dengan celana jeans yang menambah kesan casual dari dirinya.

"Udah ganteng nih gue,terakhir apa ya." Monolog Leon sambil mengusap dagunya seolah tengah berfikir. " Nga ha sentuhan terakhirnya ya parfum lah biar gue wangi." Lanjut Leon dengan jentikan jarinya dan mengambil parfum lalu menyemprotkan ketubuhnya.setelah semuanya selesai Leon keluar dari dalam kamarnya.

"Mau kemana Lo?." Tanya malvino saat mereka sama sama ke luar dari kamar masing-masing.

"Ke rumah pacar gue lah." Jawab Leon dengan senyum yang mengembang.

"Perjodohan itu?." Tanya malvino lagi.

"Ya pasti batal lah,gue kan udah punya queen ngapain lagi coba gue terima perjodohan terpaksa itu." Balas Leon yang diangguki oleh malvino. "Lo mau kemana udah rapi aja gue lihat?." Tanya Leon.

"Raya." Jawab malvino berlalu dari sana.

"Sama dong berarti sama gue." Guman Leon yang langsung mengejar malvino.

"VIN LO MAU DINNER SAMA RAYA YA?."

Teriak Leon dari arah belakang yang tak dihiraukan sama sekali oleh malvino.

                       🌃

Saat ini malvino dengan Leon tengah berdiri di depan pintu rumah raya,dengan Leon yang sedang memencet bel rumah tersebut tanpa sabaran.

"YA BENTAR."

Teriak orang dari dalam rumah.

Ceklek

"Raya." Guman mereka berdua yang terbengong saat melihat penampilan raya yang berbeda dari biasanya. Dres Sabrina selutut,rambut panjang nya yang di gerai dan kaca mata yang di lepas menambah kesan manis di wajah raya.

"Kalian berdua kok ngeliat aku segitunya, ada yang salah ya sama penampilan aku?." Tanya raya sambil meneliti penampilannya sendiri.

"Eh gak kok Lo cantik kalau kayak gini." Ujar Leon dengan cepat setelah sadar dari terpesonanya.

"Kamu cantik hari ini." Puji malvino yang membuat pipi raya merona seketika.

"Sebelumnya jelek dong." Celutuk Nadine dari arah belakang raya yang membuat ketiganya menoleh ke arah Nadine.

"Lah kapan datangnya Lo?." Bingung Leon.

"Makanya jangan terpesona Lo sama cewek lain, gue perhatiin Lo ya dari tangga." Datar Nadine.

"Maaf ya sayangnya akoh, tapi hari ini kamu cantik pakai Tanktop kuning itu apalagi dilapisi sama jaket denim nya." Puji Leon mengedipkan sebelah matanya ke pada Nadine,sedangkan Nadine hanya memutar mata malas.

"Yaudah langsung cabut aja,Lo mau ngajak gue dinner di mana?." Tanya Nadine.

"Terserah kamu aja ." Jawab Leon.

"Kalian berdua mau dinner juga kan?." Tanya Nadine kepada malvino dan raya.

"Iya." Balas raya singkat padat dan jelas.

"Yaudah kalau gitu kita double date aja,gimana?." Tanya Nadine lagi.

"Gak!." Dingin malvino.

Seakan belum puas dengan jawaban malvino kini tatapan Nadine beralih ke pada raya.

"Ray gak papa kan biar gue lebih kenal sama cowok Lo dan Lo juga lebih kenal sama cowok gue." Pinta Nadine dengan tatapan tajamnya.

"Ayo kapan lagi kita bisa double date kan." Ajak raya yang langsung menarik tangan malvino menuju mobilnya.

"Eh tunggu dulu Kita satu mobil aja, kan Leon bawa motor ini juga udah mau hujan deh kayak nya." Cegat Nadine.

"Gak bisa!." Ketus malvino.

"Lo jangan gitu dong sama pacar gue." Kata Leon ke pada malvino. " Ayok sayang kita masuk." Leon langsung menarik tangan Nadine menuju mobil malvino dan membukakan pintu penumpang bagian belakang untuk nadine dan dirinya.

"Sial." Maki malvino dalam hati.

"Lo perusak kebahagiaan gue." Batin raya bergejolak marah.

Setelah nya mereka pergi menuju cafe satria atas usul Nadine walau Sempat
Ada perdebatan antara nadine dan malvino.

                     ••••••••••••••••••

Saat ini mereka berempat tengah menyantap makanan mereka masing masing dengan hikmat tanpa ada satupun yang membuka pembicaraan.

"My queen gue kita tunangan nya satu Minggu lagi ya." Kata Leon membuka pembicaraan.

Khuk....khuk......khuk

Secara bersamaan Nadine dan raya tersendat makanan masing masing.

"Nih minum dulu." Serempak Leon dan malvino sembari memberikan minuman pada pasangan mereka.

"Lo gila ya!." Pekik Nadine tajam. "Lo gak ngomongin ini dulu sama gue,kenapa Lo ngambil keputusan sepenting ini sendirian,ha?"

"Kok Lo marah?." Bingung malvino.

"Maaf kalau Lo gak mau biar gue bilang sama bonyok gue buat batalin pertunangan kita." Putus Leon.

"Kita perlu bicara berdua." Kata Nadine yang berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ruangan satria diikuti oleh Leon dari belakang.

"Bang sat." Panggil Nadine yang langsung berhamburan kepelukan satria saat satria akan membuka pintu.

"Anjir untung gue gak jatuh." Ujar satria sambil membalas pelukan adiknya.

"Gue pinjam ruangan Lo bentar bolehkan bang?." tanya Nadine yang mendapat deheman dari satria dan berlalu dari ruangannya.

"Sekarang Lo jelasin semuanya sama gue." Titah Nadine yang telah duduk di sofa bersama Leon. Sedangkan Leon menghela napas berat dan mulai merangkai kata yang cocok buat menjelaskan semuanya kepada Nadine

"nyokap gue bilang mau pulang ke sini buat ngatur acara pertunangan gue sama Bella." Ujar Leon sambil menatap manik mata Nadine dalam "jadi gue bilang aja kalau gue udah punya pacar dan itu lo.awalnya bokap gue nolak buat sama Lo karena dia gak enak Sama keluarga Bella tapi gue bilang gak mau,gue mau tunangan cuma sama Lo yaudah deh bokap gue setuju tapi satu Minggu dari sekarang." Lanjutnya Leon tak enak hati kepada Nadine.

"Niat awal gue cuma bantu Lo,tapi kok malah tambah rumit aja ya masalahnya." Kata Nadine bersandar  sambil memijat pangkal hidung nya.

"Gue juga bingung,Lo tau kan gue gak suka  sama Bella trus sekarang gue harus gimana?." Bingung Leon.

"Gue  mau tunangan sama Lo." Putus Nadine. "Tapi cuma tunangan doang gue gak mau sampai ke hal yang lebih lanjut lagi."

"Iya dan makasih udah mau bantuin gue."

"Yaudah mending kita balik ke tempat tadi aja."

Nadine dan Leon berjalan sambil bergandengan tangan menuju meja mereka sebelumnya.















Maaf ya baru up lagi.






Thank yang udah mau baca cerita aku











Jangan lupa volment nya







Ditunggu

  Dia nadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang