Masih pada suka kan dengan cerita biasa ini?
ʂҽɱσɠα ʂιԋ ɱαʂιԋ ραԃα ʂυƙα
🐈🐈🐈
Cuaca tak seburuk kemarin. Hari ini, cerah sedari pagi hingga menjelang sore. Semua aktifitas pun seakan lancar tak terhalang hujan seperti kemarin yang sepanjang hari hingga malam, hujan tak pernah berhenti mengguyur kota.
Reza senang bisa menghabiskan sisa harinya untuk datang ke toko buku bernuansa klasik pinggir jalan dekat klinik hewan Ayuni. Ia bahkan melewati beberapa toko buku dan memilih datang ke toko buku klasik yang baru di kenalnya akhir-akhir ini, setelah ia sering menjelajahi wilayah tersebut.
Terbilang cukup jauh dari rumahnya, namun Reza belakangan ini menyukai datang ke berbagai tempat di bagian wilayah tersebut, seperti sebuah kafe depan sebuah sekolah menengah atas, taman pinggir sungai yang membentang membelah kota dengan gedung-gedung tinggi di pinggir sebelahnya. Termasuk mendatangi toko buku bernuansa klasik tersebut. Selain itu, Reza akan merasa tenang saat ia merasakan gundah jika telah mendatangi tempat-tempat tersebut, termasuk dengan hanya sekedar menatap gedung klinik hewan itu, ԃan kafe Jingga. Bahkan Reza lebih memilih datang sejauh itu hanya untuk berbelanja berbagai makanan ringan dan sebagainya dari mini market sejauh itu.
Reza yang sebelumnya tak mengenal baik bagian wilayah itu dan hanya sering melewatinya saja, kini lebih sering mendatangi termasuk untuk menghabiskan hari-hari yang membosankan.
Setelah menemukan buku yang di cari, ia keluar menenteng bungkusan berisi dua buah buku non fiksi bergenre thriller.
"...Duh kasian kamu, ini pasti sakit banget. " Seorang wanita muda tengah jongkok di trotoar tepat di samping Reza berdiri. Entah berbicara mengenai apa, Reza tak mampu melihatnya.
"Gimana kalau kamu ikut aku saja, di tempatku udah aku siapain tempat buat kamu, ya?"
Gadis muda yang entah berbicara dengan apa, menyita perhatian Reza. Ia menatapnya cukup lama sampai akhirnya gadis tersebut berdiri. Kedua tangannya memegang seekor anak kucing yang nampak begitu menyedihkan. Kotor dengan beberapa luka setengah kering di tubuh kecilnya, gadis itu malah terlihat tidak memiliki perasaan jijik sama sekali.
"Ayo sayang." Ucap wanita berambut lurus sepinggang itu kepada kucing yang baru di temukannya di depan toko buku. Ia sadar di tatap pria asing di sebelahnya setelah ia bangkit dari posisi jongkok nya.
Lama di tatap pria asing di depannya, gadis muda itu mulai menunjukkan gelagat aneh. Ia risih dengan tatapan yang di lekatkan pria itu padanya.
Ada yang aneh pada dirinya?, apa karena kucing malang yang di peluknya?. Gadis itu pikir pria jangkung di depan menatapnya jijik karena kucing kecil tak terawat di tangannya.
"Ada yang aneh ya dengan saya?" Ia menyuarakan kebingungan nya.
Masih tak ada jawaban. Pria di depannya malah menatapnya lebih intensif dari sebelumnya. Dengan perasaan yang makin risih, ia melambaikan sebelah tangannya tepat di depan wajah pria aneh itu, berharap pria itu bisa sadar jika orang yang sedang ia tatap merasa risih dengan caranya menatap.
"Hei, hello. Hello?"
"O, eh.. Iya, iya maaf, maaf" Reza gelagapan setelah menyadari kelancangannya. Menatap seseorang dengan cara seperti itu tentu salah, hanya akan menimbulkan rasa tak nyaman pada orang yang tengah di tatap nya. Reza mengakui itu salah, namun ia tak sengaja. Tatapannya tiba-tiba intens saat merasa jika ia mengenali wanita itu.Gadis berwajah bak wanita barat itu menggeleng tak habis pikir, kemudian berlalu.
Reza menatap punggung wanita tersebut yang tengah melewatinya.
"Apa aku mengenalmu?" Tanya Reza tiba-tiba saat wanita itu baru saja hendak memasuki klinik hewan di sebelah dan membuat wanita muda itu menoleh, menatapnya kembali.
Bingung dengan Reza yang tiba-tiba bertanya, pikirannya menangkap kemungkinan jika pria aneh yang masih diam di tempat sedang menatapnya, merupakan penderita amnesia.
Wanita muda itu kembali mendekatinya, menatap dan mengangkat sebelah alisnya lalu menampakkan mimik tak paham pada pria di depannya.
"Maaf, tapi aku gak kenal kamu. Tapi jika kamu meras mengenal aku, itu mungkin saja" Gadis berambut coklat karamel mengindikkan bahu dan tersenyum.
Melihat pria di depannya masih diam mengamatinya, ia memutuskan untuk menyampaikan maksud kalimatnya barusan.
"Maksud aku, benar aku gak kenal kamu tapi mungkin saja kalau kamu mengenalku, jika kamu pernah datang atau sering datang di tempat itu." Wanita berkulit pucat itu menunjuk klinik hewan di sebelah bangunan klasik itu.Reza mengikuti arah telunjuk wanita di depannya yang tengah menunjuk klinik hewan yang selalu menyita perhatiannya tiap kali mendatangi lokasi tersebut.
Ia tak mungkin pernah mendatangi tempat seperti itu, mengingat keluarga nya dan terutama dirinya tidak memiliki hewan peliharaan, mana mungkin dia ke klinik hewan jika tidak ada hewan yang harus di periksakan. Namun, ia tetap merasa yakin mengenali wanita di depannya itu, tapi di mana dia pernah bertemu?, hingga Reza merasakan pening di bagian kepalanya. Jantungnya kembali merespon, mengingatkan dirinya jika bukan dia yang mengenali wanita itu, namun jantung barunya.
Sial, jantung yang memalukan. Batin Reza mengumpat.
"Ah, maaf." Senyum canggung menghiasai wajahnya, "tadinya aku pikir kamu dia. Dulu aku punya teman kecil dan wajahnya agak mirip dengan kamu, jadi aku pikir kamu itu dia. Cuma karena udah lama sekali aku gak pernah ketemu, makanya aku sulit untuk memgenalinya." Ia terpaksa berbohong untuk menutupi kesalahan jantungnya. Tentu saja, ia tidak mungkin mengatakan jika dia telah menerima Transplantasi jantung dan jantung barunya itu yang memicu nya untuk berusaha mencari tahu pada wanita secantik itu. Bagaimana jika ia jujur dan malah akan menyakiti wanita itu jika saja pemilik jantung sebelumnya adalah orang terdekatnya atau orang spesialnya.
Jelas Reza tidak mau.
***
😉 aku telah kembali lagi membawa Reza untuk bertemu gadis karamel 😸 berharap kalian suka dan tidak lupa untuk meninggalkan jejak kalian..
Ƙαɳ, Ⴆυαƚ Ʋσƚҽ ԃαɳ Ƙσɱҽɳ ƚιԃαƙ ʂҽʂυʅιƚ ɱҽɳυʅιʂ ƈҽɾιƚαɳყα...
😁
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Back - [Tamat]
Random"Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku akan merayakan Ulang tahunmu bersamaku" - Reza - "Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku tidak akan merengek untuk ulang tahunku" - Bayu- ⭐2020.06.12