Pamit

378 15 8
                                    


📚 SELAMAT MEMBACA 📚

Angin berembus menyusup di celah dedaunan, menerpa wajah Anita, Syam dan Reza. Setelah mendapat alamat tempat peristirahatan terakhir Bayu dari Ayuni, mereka memutuskan untuk menjenguk Bayu tepat diperingatan hari kematiannya dan merupakan hari ulang tahun Reza.

Langkah kaki mereka terasa begitu berat mendekati pusara di depannya. Di sana, di antara makam yang lain terdapat dua makam berdekatan.

Bayu Satya Novian dan di sebelahnya terbaring ibu Ayuni – Nadia Tame.

Reza memberikan ruang buat Syam dan Anita untuk memberikan doa di makam Bayu. Keduanya menerima kesempatan itu dengan lebih dulu meletakkan bunga pada nisan Bayu.

“Bayu? Papa sama Mama datang,” ucap Syam sedikit lirih. Ia mengusahakan senyumannya terlihat tidak ada beban, begitupun dengan Anita.

Mereka berdua melangkah lebih dekat lagi, berjongkok didekat nisan.

“Papa minta maaf terlambat datang. Juga minta maaf karena tidak pernah menemuimu.” Tangannya bergerak menyentuh nisan dan mengelus tulisan di sana.

“Asal kamu tau, Papa sayang sama Bayu. Papa selalu kangen sama Bayu, tapi Papa bodoh. Papa bahkan lebih percaya terhadap apa yang Marisa katakan, seharusnya Papa lebih mendengarmu. Papa minta maaf ya nak?” ucapnya lalu mengecup nisan Bayu.

Kehilangan Bayu sebelum sempat bertemu kembali menyisakan sakit yang dalam bagi diri Syam, apalagi ketika mengingat dirinya adalah seorang papa yang sudah gagal pada amanah Tuhan.

Anita menatap makam itu dengan mata mulai berkaca-kaca, ia merasakan hatinya tersayat. Ada perasaan malu berada didekat makam Bayu. Anita merasa malu sebab harus datang dengan penyesalan, tapi  jika harus menunggu penyesalan itu hilang baru kemudian datang maka mungkin itu tidak akan pernah bisa terjadi. Penyesalan itu akan selalu ada dalam dirinya, Anita memastikan itu.

Tangannya bergerak menyentuh nisan, mengelusnya dengan lembut, membayangkan bagaiman ia seharusnya mengelus Bayu bukan nisan. Air matanya mulai mengalir turun membasahi pipinya, bahkan sebelum ia bicara.

“Mama minta maaf,” lirihnya.

“Mama sungguh minta maaf. Mama salah tidak pernah mempercayaimu. Mama terlalu banyak menyakitimu Bayu. Mama salah, Mama minta maaf.” Air matanya makin tumpah, ia benar-benar tidak bisa menahan untuk tidak menangis. Bahkan suara segugukan dari tangisnya terdengar jelas.

Syam yang melihat bagaimana Anita menumpahkan penyesalan, mengakui kesalahannya pada Bayu ikut merasakan matanya panas. Air bening dari sanapun ikut turut hadir, beberapa kali Syam menengadah menghadap langit untuk mencegah air matanya turun tapi tidak bisa. Sebelumnya ia berharap dan mengusahakan agar tidak sampai menjatuhkan air matanya di depan Bayu, sebab tidak ingin Bayu ikut merasa sedih.

“Sekarang Mama benar-benar menyesal. Mama minta maaf.”

Reza merasakan air mata menyentuh pipinya, ia menitihkan air mata tanpa ia sadari. Melihat bagaimana mamanya memeluk nisan Bayu begitu erat, membuatnya merasakan bagaimana mamanya benar-benar terpukul.

Menyaksikan Anita berat hati meninggalkan makam Bayu, Reza menyadari hal lain dari mamanya. Anita tak sepenuhnya membenci Bayu, selama ini ia pasti juga merindukan kehadiran Bayu di antara mereka, hanya saja karena termakan dengan konspirasi yang diciptakan Marisa untuk sebuah dendam tidak jelas dalam dirinya membuatnya bertahan pada kebencian yang dibuat-buat.

Setelah Anita dan Syam selesai melampiaskan semua perasaan yang membendung hatinya di pemakaman Bayu, berharap Bayu dapat mendengar dan melihatnya dari tempat ia tinggal sekarang. Mereka memanjatkan doa untuk Bayu agar bisa lebih tenang dan bahagia di sana.

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang