Setidaknya Aku Bisa Merasa Tenang.

227 25 0
                                    

📖 ѕєℓαмαт мємвα¢α 📖
📚📚📚

Reza berhasil mendapatkan kontak Ayuni dari dokter Malik dan dia telah menghubunginya semalam. Kini mereka akan bertemu di sebuah taman pinggir sungai tengah kota sesuai kesepakatan mereka.

Ayuni siap untuk membuka identitas pendonor organ untuk Reza dan Reza telah berjanji untuk tak perlu menemui Ayuni lagi setelah dia tahu, itu kesepakatan secara lisan yang mereka telah sepakati.

Di tengah cuaca sore hari yang mendukung, mereka sudah bertemu dan berjalan berdampingan ke sebuah kursi panjang berbahan kayu, yang memang sudah menjadi bagian dari taman tersebut. Masing-masing dari mereka memegang minuman yang dibelinya di pinggir jalan.

“Maaf soal kemarin” Ayuni membuka suara pertama kali setelah bokong mereka terduduk nyaman di kursi kayu menghadap sungai yang sering di sebut orang-orang setempat, sebagai sungai yang membelah kota.

Reza menatapnya paham.

“Kemarin aku sudah cukup kasar sama kamu, seharusnya aku gak kaya gitu. Aku tau kok tujuan kamu ingin tahu tentang dia.” Hanya butuh tatapan, Ayuni sudah paham apa yang sebaiknya ia katakan.

“Aku minta maaf.” Ia menjeda, pandangannya tertuju pada air sungai yang terlihat tenang. “Dan jangan salahkan dia.”

Reza belum membuka suara, hanya sebelah alisnya yang terangkat. Ia belum bisa menangkap maksud apa yang dikatakan Ayuni ‘jangan salahkan dia’.

Ayuni balik menatapnya. Tatapan mereka bertemu.

“Namanya Satya.” Pandangannya kembali ke sungai. “Tentu saja bukan nama lengkapnya, tapi kami biasa memanggilnya Satya karena ia memiliki hati yang tulus dan setia. Umurnya masih sembilan belas tahun jalan, saat dia harus pergi untuk selamanya. Dia remaja yang renda hati.” Ayuni berhenti, ada sesuatu di tenggorokannya.

“Satya?” Reza akhirnya mengeluarkan suara.

Ayuni menatapnya kemudian mengangguki gumaman Reza.
Dapat Ayuni lihat dari gelagat Reza jika ia seperti sedang berusaha mengingat sesuatu.

“Namanya Satya?” ulang Reza yang lagi-lagi di angguki Ayuni, “Dan kamu bilang umurnya sembilan belas tahun jalan?”

Ayuni kembali mengangguk.

"Itu berarti dia lima tahun lebih mudah dari aku”

“Aku juga.” Tambah Ayuni yang menarik manik mata Reza menatapnya.

“Kalau boleh tahu, nama lengkapnya siapa?” Pinta Reza.

“Kenapa? Kamu kenal dia atau punya kenalan atas nama Satya juga?” Ayuni balik bertanya menampilkan mimik serius, tak kalah serius dengan Reza.

“Nama lengkapnya. Nama orang tuanya atau salah satu keluarganya gitu?” Reza tak acuh terhadap pertanyaan yang di lemparkan balik oleh Ayuni padanya. Ia sungguh memilih gegabah untuk mengetahui seorang Satya, nama yang tidak asing baginya atau mungkin karena jantung Satya kini sudah ada dalam tubuhnya.

“Aku gak tahu nama keluarganya dan aku gak pernah ingin bertanya soal keluarganya, yang aku tahu selama ini dia hidup sendiri di sini, di kota ini.” Ayuni kembali menjeda.

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang