📚 SELAMAT MEMBACA 📚Malam semakin larut, cuaca pun berubah lebih dingin. Di luar sana telah turun hujan dari sejam yang lalu. Hujan turun semakin deras disertai angin. Gemuruh datang bergantian kilat yang mengikutkan petir menghantam bumi.
Jam dinding di rumah Reza telah menunjukkan pukul sebelas malam lewat tiga menit. Malam ini Anita diserang insomnia. Ia berdiri didekat jendela kamarnya, menatap air hujan yang jatuh mengenai jendela kamar.
Pikirannya tidak bisa lepas dari pertemuannya dengan Ayuni siang tadi dan kejadian di ruang makan, malam ini.
Perkataan Ayuni yang menganggap semua itu atas dasar kesalahan Anita, yang seolah-olah jika bukan karena dia maka kejadian-kejadian terakhir ini tidak akan pernah terjadi. Begitu juga dengan ucapan Reza yang ikut mengganggunya hingga harus masuk dalam pikirannya dan mengganggu tidurnya.
Bayu yang dulunya adalah anak polos, baik dan manja berubah menjadi penuntut, pemaksa hingga menjadi pemberontak dan berakhir melukai orang-orang di sekitarnya seperti seorang yang serakah, ambisius terhadap sesuatu yang ingin dicapainya. Anita sampai mengingat bagaimana Bayu yang terus merengek jika sudah minta sesuatu dan akan menuntut jika tidak sampai dikabulkan, juga saat-saat di mana Bayu menjadi pemberontak karena merasa tersaingi oleh Reza, hingga ingatannya sampai pada akibat dari sifat ambisius anak itu yang berujung menjadikan Reza korban.
Dalam dan dingin tergambar di wajahnya, tegar menjadi pendiriannya, bahkan penyesalan dan rasa bersalah mampu ia tutupi di wajahnya selama ini. selama ini ia selalu menunjukkan kebenciannya jika menyangkut Bayu. Namun, pada kenyataannya dan sebagai seorang ibu yang pernah mengandung, melahirkan Bayu tentu saja jika kebencian itu ada, tetapi tidak akan seluruhnya merupakan kebencian.
Walaupun tidak pernah menunjukkan, tapi Anita sebagai seorang ibu juga pernah merasa merindukan anak bungsunya, pernah menimbang-nimbang, hingga berharap anaknya akan kembali.
Saat kebencian itu masih bersarang dan ia merasa telah lepas dari kenangan-kenangan manis-pahit yang didapat dari Bayu. Saat Anita seolah sudah lupa dengan sosok Bayu, sekarang Ayuni dan Reza berhasil mengingatkannya kembali.
Pernyataan yang di dapatnya mulai mengorek pikirannya dan mengaduk perasaannya. Ia mulai mengira-ngira dan mengandai-andai atas semua yang ia tahu terkait Bayu selama ini.
Begitu pikirannya mulai kemana-mana mencari jawaban dan kebenaran juga kesalahan yang mungkin terlewatkan selama semuanya hanya di terima berupa informasi, kabar saja selama kepergian mereka.
Syam masuk mendapati Anita belum tidur. Ia mendekat.
“Kamu belum tidur? Kenapa? Apa karena Reza tadi?” tanyanaya ingin memastikan. Walupun ia sebenarnya sudah bisa memastikan lewat ekspresi wajah istrinya.
Anita tidak menggubris, tatapannya tetap tertuju pada air hujan yang masih sama derasnya.
Syam menghela nafas, lebih memilih untuk duduk di atas tempat tidur.
“Reza kenapa tiba-tiba nyinggung Bayu ya?” tanyanya entah kepada siapa, suaranya sangat pelan bahkan suara hujan mengalahkannya. Walaupun begitu, Anita masih bisa menangkap suara Syam. Ia ikut menghela nafas berat, menoleh sebentar menatap keberadaan saminya.
“Sepulang dari rumah sakit kamu juga jadi sensitif begitu, kenapa?” tanyanya menatap punggung Anita.
Anita yang sejatinya sulit berbohong pada Syam, pada akhirnya meceritakan kejadian sebenarnya saat ia dan Ayuni bertemu tadi. Kali ini ia merasa jika cukup kebohongan tentang perasaan terselipnya pada Bayu yang cukup menyiksanya selama ini. sejatinya memang jika ia berbohong pada Syam hanya akan sangat menyiksanya, hal itu karena ia merasa Syam bisa mengimbanginya.
“Ia bahkan mengatakan jika aku menelantarkannya,” ucap Anita mengakhiri ceritanya.
Syam mengangguk-angguk. Kali ini ia telah berdiri sejajar dengan Anita, menatap air hujan di luar sana yang masih begitu deras.
Syam menghela nafas berat. Ia juga dapat merasakan apa yang Ayuni katakan dalam cerita Anita itu sedikit menyinggungnya. Jika ia bisa mengatakan sejujurnya pada siapa pun, mungkin orang-orang kebanyakan akan mengatakan hal yang sama bahwa mereka telah menelantarkan Bayu. Walaupu Syam di sebagian perasaannya membantah, ia sebenarnya tidak berniat menelantarkan putra bungsunya. Saat itu, sebelum mereka bertiga pindah ke Malaysia, Bayu ia titipkan pada tantenya, tetapi setelah mereka kembali Bayu pasalnya sudah lama sengaja meninggalkan rumah.
“Mengenai Bayu.” Syam kembali membuka suara setelah hanya hujan dan petir menguasai.
Anita menggerakkan kepalanya ke samping, menatap Syam.
“Papa berpikir, bagaimana jika...” Syam sedikit ragu untuk mengutarakan sarannya yang selama ini sebenarnya sudah ia pikirkan. Ia berharap untuk kali ini agar bisa benar-benar mengatakannya dan berharap Anita bisa menerimanya.
Anita mengalihkan tatapannya kembali ke jendela, kedua tangannya terlipat di depan dada.
“Bagaimana kalau mulai sekarang, ada baiknya kita juga memikirkan Bayu. Anak itu sudah lama tidak ada kabar sama sekali, keberadaannya juga tidak kita ketahui.”
“Papa sih kadang-kadang berfikir jika apa yang selama ini disampaikan sama tantenya itu tidak sepenuhnya benar. Papa merasa kalau Bayu itu anaknya bukan seperti itu. Itulah kenapa papa berpikir jika ada baiknya kita cari dia dulu untuk bisa tahu yang sebenarnya. Kamu kan tadi bilang jika Ayuni kenal Bayu. Apa ada baiknya kita ketemu dan tanya sama Ayuni saja?” Setelah mendapat keberanian, akhirnya Syam benar-benar mengatakan apa yang selama ini ia inginkan.
Sampai beberapa detik berlalu, Anita belum memberi jawabannya.
“Aku juga yakin kalau anak itu bisa mempertemukan kita dengan Bayu. Atau kalau memang itu sedikit tidak mengenakkan, kenapa kita tidak tanya ke Reza saja, sepertinya dia juga sudah tahu di mana adiknya? Papa sih pengennya begitu. Papa merasa sudah terlalu lama merasakan kegelisahan, khawatir terhadap Bayu dan sekarang Papa pengen Bayu ada di antara kita juga. Papa hanya tidak ingin terlalu berat memikul penyesalan pada akhirnya. Aku pikir Mama juga seperti itu?”
Kali ini Anita sepenuhnya membalikkan tubuhnya, menatap Syam tidak terima dengan saran yang Syam berikan.
“Apa Papa sudah lupa dengan apa yang anak itu lakukan dulu terhadap Reza, bahkan karena ulahnya dulu yang sampai membuat Reza dalam keadaan seperti sekarang ini! apa Papa tega jika sampai dia harus melukai Reza lagi?” suara Anita meninggi, jelas di sorot matanya terdapat api amarah. Ia sesungguhnya belum bisa sepenuhnya melupakan masa lalu anaknya yang menurutnya terlalu kejam. Bahkan ia seolah lupa jika Bayu juga anaknya.
“Papa tidak lupa, tidak mungkin bisa lupa. Tapi apa hanya karena masalah waktu itu sampai kita harus sekejam itu terhadap Bayu?”
“DIA LEBIH KEJAM!!” ucap Anita memotong.
Syam terlonjak kaget, suara Anita bahkan melebihi suara petir barusan.
“Dia lebih kejam! Dia membuat Reza harus merasakan sayatan pisau bedah beberapa kali, harus membuat Reza bertahun-tahun menderita, dan terakhir karena dia jugalah sampai akhirnya Reza dalam keadaan seperti ini.” Setelah mengatakannya dengan penuh penekanan, Anita beranjak memilih membalut tubuhnya dengan selimut di atas tempat tidur. Tidur atau tidaknya itu urusan belakang, untuk sekarang ia hanya ingin agar Syam tidak lebih mengingatkannya lagi dengan Bayu.
Syam beberapa kali menghela nafas berat, melepas tumpukan sesal di dalam hatinya. Ia menatap tubuh Anita yang seluruhnya terbalut selimut. Syam tidak tahu lagi bagaimana caranya mengembalikan kesadaran Anita dan membuat Anita bisa berpikir lebih rasional.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa votenya ya dan jika ada saran, kritik, atau pertanyaan, silahkan di kolom komentar
Thank You and Love You
💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Back - [Tamat]
Random"Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku akan merayakan Ulang tahunmu bersamaku" - Reza - "Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku tidak akan merengek untuk ulang tahunku" - Bayu- ⭐2020.06.12