Peduli hewan . Ayuni

547 58 0
                                    

Semenjak terbangun dari tidur setelah operasi jantung kemudian di rawat untuk beberapa pekan di rumah sakit Rudianto, kini Reza telah di izinkan untuk pulang dan tinggal memperhatikan saran dokter agar menjaga kondisi jantung barunya, dan tidak terlalu panik dengan kemungkinan beberapa perubahan di kehidupan barunya.

Setelah proses transplantasi jantung di lakukan, pertemuan selanjutnya dengan dokter harus ia lakukan secara rutin sebagai upaya penyembuhan jangka panjang setelah pelaksanaan transplantasi jantung yang di laluinya.

Tim medis yang bertanggung jawab terhadap kesembuhan di tahun pertamanya akan melakukan tes darah, biopsi jantung melalui kateterisasi, dan ekokardiogram setiap bulannya dalam satu tahun setelah operasi berlangsung. Hal ini yang harus Reza lakukan demi memastikan jantung barunya berfungsi dengan sesuai.

Sedikit Reza merasa canggung memasuki rumahnya sendiri, ia sempat merasa rumah itu sudah sangat lama, bahkan merasa sudah seperti bertahun-tahun ia tidak pernah menginjakkan kaki lagi di rumah tersebut.

"Kenapa Za?" tanya mamanya yang menemukan Reza tengah menunjukkan mimik asing.

"Udah, itu karena jantung kamu sayang. Mungkin karena pemilik jantung sebelumnya memang bukan orang sini, jadi otomatis kamu merasa asing dengan rumah kita. Tapi udah, gak apa-apa kok. Ayo?" dengan sabar Anita, mamanya mengingatkan jika jantung barunya tidak mengenal tempat itu.

"Emang berpengaruh ya ma?" dengan polosnya Reza bertanya.

"Tentu sayang. Seperti kata dokter kemarin. Bukankah dokter sudah mengingatkan, jika kemungkinan kamu akan merasakan adanya beberapa perbedaan dari hidupmu sebelumnya. Sebelum kau menerima transplantasi jantung." Anita mengelus-elus puncak kepala putranya. Ia sangat bersyukur karena Reza berhasil melewati masa pemulihan pertama.

Kemarin-kemarin ia sempat putus asa, ia sempat merasa hidupnya akan ikut berakhir melihat putra sulungnya menderita, menahan sakit yang di deritanya beberapa tahun belakangan sebelum akhirnya Tuhan mengabulkan doa mereka untuk kesembuhan Reza.

Akhirnya Tuhan mengabulkan dengan seseorang yang secara suka rela mendonorkan jantungnya untuk Reza, walaupun itu memang pelik karena orang baik hati tersebut harus meninggal dunia terlebih dahulu untuk menolong seseorang yang mengharapkan hidupnya masih berlanjut.

Sungguh mulia orang tersebut. Reza dan keluarganya tentu sangat berterima kasih padanya, bahkan sampai-sampai ia tidak tahu harus membalas dengan apa. Untuk kali ini saja mereka belum menemukan informasi mengenai siapa pendonor tersebut, dan ia berharap akan bertemu dengan keluarga pendonornya untuk mengungkapkan rasa syukur mereka.

"Ma. papa kenapa gak bareng kita? Papa kemana ya, dari sejak pagi tadi aku gak ngeliat papa ada di rumah sakit?. Kenapa gak ikut mama jemput Reza?" deretan pertanyaan mengenai tidak datangnya Syam, papanya keluar begitu melihat situasi rumahnya sepi.

"Gak sayang, tadinya papa kamu datang kok saat kamu tidur, terus karena ada urusan mendadak jadi dia harus pulang duluan."

Reza mendengus sedikit kesal. Ia mengekori mamanya masuk dalam rumahnya.

"Reza." Suara wanita tiga tahun lebih tua dari mamanya memanggil lembut.

Reza menoleh ke sumber suara dan mendapati paman dan tantenya serta sepupunya, juga ada papanya yang sedang menengahi mereka dengan sebuah kue tart di tangannya.

Ucapan atas kesembuhan dan kecupan dari mereka menghujani Reza. Walaupun Reza merasa semua ini tidak ia perlukan, juga mengingat jika peluang kesembuhannya belum di ketahui pasti.

Sebelumnya ia harus melewati kesembuhan pertamanya selama satu tahun. Jika ia berhasil melewatinya dan organ lainnya tak banyak menolak kehadiran organ barunya, maka barulah Reza bisa di katakan sembuh total dan tinggal ia melakukan pemeriksaan saat adanya dampak lain setelah tahun pertamanya berlalu.

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang