📚 SELAMAT MEMBACA 📚Keadaan di rung makan begitu canggung. Hanya ada suara denting dan gesekan sendok pada piring yang menandakan adanya orang di ruang tersebut. Jika biasanya makan malam di selingi percakapan-percakapan kecil, kali ini sepertinya keadaan cukup menghadirkan tanda tanya.
Dua orang yang saling berhadapan di sana hanya memainkan sendok, tidak berselera. Namun, di wajah masing-masing seperti memancarkan jika pikirannya sedang penuh, hal itu menimbulkan kerutan di kening Syam. Ia tidak paham dengan situasi saat ini.
Syam memandangi Reza dan Anita secara bergantian.
“Ini, kalian pada kenapa sih?” tanya Syam bingung.
“Reza, itu nasi kok sampai bijinya di hitungin?” Kini tatapannya melekat pada sang anak, ia sengaja bertanya ngaco. Ia berpikir dengan seperti itu sedikit bisa mendapat respon dari anaknya, akan tetapi sampai denting detik jam dinding pun terdengar lewat beberapa detik, masih tidak ada respon dari Reza. Kembali tatapannya bergerak ke arah istrinya duduk dengan gaya yang sama seperti Reza.
“Ma,” panggilnya.
“Bagaimana Reza mau makan kalau mamanya juga kayak gini. Ada apa sih kalian ini?” Kembali pertanyaan itu ia lontarkan, tetapi sama saja, tidak ada jawaban yang di terimanya. Ia menepuk jidatnya seakan frustasi menghadapi dua orang yang saling berhadapan itu. Ia menghela nafas berat sampai suara erangan ikut terdengar.
Tak berselang beberapa detik Syam ikut diam, suara Anita terdengar. Kpalanya terangkat menatap Reza dengan serius.
“Kamu selama ini bohongin Mama ya Za?” suaranya masih lembut.
Reza ikut mengangkat kepalanya, meninggalkan jejak tatapannya dalam piring makan menuju wajah mamanya, dapat Reza lihat betapa serius wajah wanita di depannya. Ia tidak menjawab melainkan menampilkan ekspresi datar.
Syam yang mendengarnya, ikut menatap keduanya. Ia juga harus tahu apa masalah yang sampai membuat mereka diam-diaman.
“Kamu bohongin Mama. Kamu bilang kalau wali Satya tidak keberatan dengan keputusan Satya mendonorkan jantungnya sama kamu.” Dari cara berbicara, menatap, Anita sangat serius dengan masalah ini.
“Mama tadi ketemu walinya.”
DHEGG!!
Reza dapat merasakan aliran darahnya seperti sedang berhenti.
“Dan sepertinya dia tidak setuju. Dia merasa jika semua salah.”
Hingga saat ini, belum ada respon dari Reza, ia masih menunggu mamanya melanjutkan. Jika seperti biasa saat mamanya serius mengenai sesuatu maka tidak boleh di selingi terlebih dulu.
“Sekarang Mama tanya kamu. Selama ini kamu ketemu Ayuni itu buat apa saja?”
Entah kenapa mendengar pertanyaan mamanya, Reza merasa kepalanya pening. Ia dapat merasakan suhu darahnya meningkat lebih panas.
“Dan selama ini kenapa kamu harus bohong ke Mama jika Ayuni dapat menerimanya? Selama ini juga kamu ketemu dia untuk apa saja? Kamu selalu minta izin Mama untuk ketemu Ayuni dengan alasan karena Ayuni benar menerima semuanya dan tidak mempermasalahkannya. Padahal Mama sudah percaya dengan apa yang kamu bilang ke Mama. Mama terlalu senang hingga lupa jika bisa saja kamu hanya merekayasa ini semua. Tapi kenapa Za?” Suara Anita mulai meninggi, ia sudah tidak tahan untuk tetap pada nada lembutnya. Kali ini ia merasa kecewa dengan putranya yang telah berbohong pada hal-hal serius seperti ini.
“Kenapa Ayuni sampai semarah itu? Apa karena semua ini ada hubungannya dengan anak durhaka itu?”
Reza kaget dengan perkataan mamanya, ia tidak tahu jika mamanya bisa tahu sampai sejauh itu.
“Jawab Mama Za? Apa semua ini ada hubungannya dengan dia? Atau jangan-jangan selama ini kamu malah bertemu dia tapi minta izin mengatas namakan Ayuni? Katakan sama Mama, apa yang sebenarnya!”
Reza merasakan darahnya mendidih. Matanya tertutup sebentar untuk mencoba menghentikan kemungkinana amarahnya meledak secara berlebihan, mengingat orang yang tengah ia hadapi adalah mamanya sendiri.
“JAWAB MAMA ZA?!” tuntut Ayuni tak mau tahu.
Syam terlonjak, ia memegangi dadanya kaget.
Rahang Reza mengeras, ia sesungguhnya sangat marah tapi dengan sekuat tenaga harus menghentikan amarahnya keluar berlebihan.
“Mama terlalu banyak menuntut jawaban padaku,” ucap Reza dengan suara pelan tapi cukup dingin.
“Tapi kenapa tak satupun Mama pernah menjawab pertanyaanku terkait Bayu?” Kali ini suaranya keluar lebih terdengar jelas.
Syam sampai ingin menghentikan mereka sebelum semuanya menjadi lebih parah. Saat baru saja ingin menyelah, Syam di dahului Anita yang pada akhirnya tidak dapat ia lakukan.
“Mama tidak butuh kamu bertanya sekarang, tapi butuh kamu jujur sama Mama. Jangan buat Mama sampai benar-benar marah,” balas Anita tidak membiarkan Reza.
Reza tersenyum picik.
“Mama Egois!” ucapnya sedikit membentak hingga Anita mengerjap tidak terima.
“Mama selalu seperti itu. Selalu ingin semuanya aku katakan sama Mama, tidak boleh memiliki rahasiaku sendiri, dan Mama bahkan hanya ingin aku menjawab atau memberikan apa yang Mama inginkan, tapi pernah gak sih Mama sekali saja menjawab pertanyaanku terkait Bayu? Aku juga butuh Mama jujur sama aku, bukan hanya Mama yang ingin aku jujur, jika Mama tidak jujur maka aku juga tidak akan melakukan hal yang sama,” tegas Reza.
Anita menyadari perubahan rahangnya yang mengeras, ia merasakan tubuhnya sampai panas. Reza tidak pantas berbicara seperti itu padanya, harusnya anak itu menuruti dirinya seperti selama ini. Anita tidak terima.
“REZA!” teriak Syam mendahului Anita. Ia tidak ingin jika sampai Anita meledakkan bom atomnya di sini. Bukan membela Anita tapi hanya ingin melindungi situasi Reza. Syam dapat memprediksi tanduk Anita saat ini benar-benar tumbuh.
PRAANGGG
Dentingan sendok dan garpu bergesekan keras dengan piring mengambil alih. Syam dan Anita terlonjak kaget dengan kelakuan putranya, mata mereka sama-sama menatap pelaku yang menimbulkan sumber suara itu.
“Mama bahkan tidak ingin tahu keadaan Bayu saat ini!” teriak Reza setelah berdiri dari duduknya kemudian berlalu meninggalkan orang tuanya yang tengah syok.
Raut wajahnya terlihat menyeramkan, mengalahkan raut wajah Anita. Ia sepertinya lebih marah dan kesal daripada Anita.
.
.
.
.
.
.
.
.Halo.
Mohon maaf lahir batin walau udah lumayan lewat 😄
Oh ya, mohon maaf juga misal part kali ini banyak typo dsbg. Soalnya aku ngetik sambil merem 😅 (canda)
Tapi beneran, kalo aku udah setengah menuju alam mimpi, jadi pastinya banyak typoDan dan dan... Jangan lupa vote dan Komen ya.
Thank You and Love You
💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Back - [Tamat]
Random"Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku akan merayakan Ulang tahunmu bersamaku" - Reza - "Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku tidak akan merengek untuk ulang tahunku" - Bayu- ⭐2020.06.12