Bertemu Wali Kelas

119 17 0
                                    


📚 SELAMAT MEMBACA 📚

Alih-alih mencari Ayuni, hatinya malah menumbuhkan sikap biologisnya untuk mencari tahu Bayu. Dari foto yang ia lihat saat itu, ia tahu harus kemana untuk mencari.

“Aku menemukanmu sekarang, dan memang aku harus menemukanmu.” Ia menanam tekad pada dirinya.

***

Sebuah pagar beton setinggi dua meter, tempat gerbang besi disematkan menjulang tinggi melebihi tinggi pagar beton berwarna flax itu. Sudah tertutup dengan penjagaan dua orang satpam. Terlihat dari luar gerbang, tak ada lagi siswa yang memenuhi pekarangan. Semuanya sudah duduk dalam ruang berhadapan dengan buku-buku pelajaran dan guru.

Melihat suasana sekolah yang tenang seperti itu, mengingatkannya kembali pada masa sekolah yang harus lebih sering cuti karena psikoterapi yang ia jalani. Semua itu harus ia lalui karena orang yang saat ini ingin ia tahu sisi kehidupannya.

Disinilah ia berada di taman sederhana SMA Smart 7, sedang duduk dengan seorang berprofesi sebagai guru Matematika dan juga merupakan wali kelas. Orang yang ingin ia cari tahu, Bayu — pernah berada dalam kelas ibu Dian yang menjabat sebagai wali kelas.

Sebagai siswa yang paling mengesankan dalam pelajaran Biologi, Kimia dan fisika juga Matematika, tentu ibu Dian tidak lupa dengan siswa dari kelasnya yang juga termasuk dalam daftar Top 10 siswa dengan nilai tinggi.

Bayu merupakan salah satu sisiwa di SMA Smart 7 paling menonjol karena memiliki visual yang bisa membut gadis-gadis siap menerima hukuman, demi sekedar menatap dan berada di dekatnya. Selain karena visualnya juga karena smartnya, dan salah satu yang bikin geleng-geleng para guru adalah sifat pantang menyerah para siswa perempuan dalam mengejar cinta seorang Bayu. Si irit bicara, selain itu hanya senyuman yang sering terpancar dari wajahnya. Menjadi daya tarik sendiri.

“Kamu bilang, kamu saudara Bayu?” Ibu Dian memulai perbincangan yang akan mengalir bagaimanapun ke depan.

“Iya Bu.” Sesingkat itu ia mengakuinya.

“Dan kamu ke sini buat nanyaiin bagaimana kehidupan Bayu di sekolah?” Tatapannya tertuju pada wajah Reza yang sedikit menunduk. Perasaan Reza makin canggung, merasa seperti sedang di introgasi atas sebuah kasus pembunuhan atau semacamnya.

“Kalau bisa aku mau tanya nih. Selama ini kamu di mana?” Ibu Dian melanjutkan, masih terus menatap pemuda di hadapannya, wajah pria itu membenarkan jika ia benar memiliki hubungan darah dengan Bayu. Mata dan hidungnya sangat mirip.

“Maksud ibu, kamu gak tinggal dengan Bayu?” Ia meralat pertanyaannya tadi, takut-takut jika pemudah ini salah paham.

“Iya Bu. Kami gak tinggal bareng. Bayu di sini dengan tante dan aku harus ke Malaysia dengan orang tua kami,” jawabnya tak bermaksud berbohong, walaupun sebenarnya ia telah berbohong.

“Hm, pantes aja Bayu seperti itu?” Ibu Dian manggut-manggut paham dengan situasi.

Reza menatap ibu Dian ingin tahu seperti apa Bayu selama ini. Hidupnya bagaimana, sosialisasinya bagaimana. Semua itu tiba-tiba ingin ia ketahui, dan benci yang tertanam dalam dirinya menghilang untuk saat-saat ini dari raga dan jiwanya. Yang ada dalam pikiran dan hatinya hanya ingin tahu sisi hidup Bayu selama mereka tidak tinggal bersama.

Tatapan reza makin serius, tetapi tak mengeluarkan suara bertanya seperti apa Bayu yang di maksud ibu Dian, hanya ibu Dian yang tahu sendiri jika pemuda di depannya saat ini sedang penasaran dengan kehidupan Bayu di sekolah atau selama mereka tidak tinggal bersama. Ibu Dian tau jika pemuda yang menyebut dirinya Reza, kakak Bayu itu ke Malaysia untuk kesembuhan selama di tekan oleh trauma dan amnesia. Hal itu ibu Dian dengar dari mulut Bayu sendiri saat undangan orang tua tidak terpenuhi.

Ibu Dian lantas menceritakan banyak hal tentang Bayu di sekolah. Reza mendengarnya dengan cukup tenang.

.
.
.
.
.
.

Lapar? Tahan. Haus? TahanBaca? Yes.
Baca cerita ini tuh gak masalah di bulan Suci Ramadhan.

So Haii, I'm back. Agak lama ya.
Iya,  abis nikmatin kesibukan di dunia penuh derita ini 😭😭

Mencari cuan sekarang makin susah ya.  Tapi kalo ngabisin, jadi paling mudah 😅

Oh ya,  untuk kalian yang masih terus mengikuti per chapter cerita ini dan udah ngedukung dengan ngasi 🌟 aku makasih banget ke kalian.  Gak tau mau bilang apa selain itu, jadi aku cuma bisa dorong diriku untuk bisa bikin cerita ini kedepannya, semoga bisa jadi lebih baik lagi dan bisa kalian baca hingga end...

Thank you and Love you
💛💛💛

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang