📚 SELAMAT MEMBACA 📚
Suara denting piano Happy BirthDay mengalun dalam klinik yang masih sengaja close. Selimut yang membalut tubuh gadis dua puluh empat tahun itu sampai kepala perlahan merespon, suara dentingan tertangkap makhluk dalam balutannya.
Merasa agak terganggu dengan suara yang dihasilkan alat musik tekan itu membuatnya menyerah, ia dengan kesal berusaha menyingkirkan selimut yang tengah menghangatkan tubuhnya. Mengalah dari kantuknya yang masih awet, ia menggeliat dengan erangan kesalnya. Tangannya terbentur sesuatu membuatnya meringis. Dengan mata masih terpejam, ia berusaha menggerakkan tubuhnya untuk lebih kepinggir agar lebih mudah terbangun dengan kaki yang memungkinkan lebih cepat menyentuh lantai, akan tetapi tidak sesuai ekspektasinya. Ia terjatuh dari ranjang seukuran satu orang itu.
“Awww! Shit!” Ayuni memegang pinggang dan punggungnya, merasakan sakit terbentur di lantai. Wajahnya masih tertutup helaian rambut karamelnya. Matanya perlahan terbuka secara paksa. Lagi-lagi ia mengerang, menyingkirkan rambutnya ke belakang dari wajahnya.
Tubuhnya perlahan berdiri, walaupun masih dalam keadaan mengantuk, ia mencoba menganalisa penangkapan ideranya. Perlahan dan pasti, menyadari jika ia sedang tidak di rumahnya. Kamar persegi dengan tempat tidur susun, tempatnya sekarang sedang mencerna situasi di sekitarnya.
Kesadaran sepenuhnya kembali pada raga yang baru saja terbangun itu. Semalaman ia rupanya tidak kembali setelah menyelesaikan pekerjaan lemburnya di klinik.
Helaan nafas terdengar kemudian.
Kakinya melangkah keluar, di sana ia mendapati seorang pria tengah duduk memainkan piano tersedia di klinik. Barang yang sengaja ia simpan sebagai pengobat jika moodnya tiba-tiba down di jam kerjanya.
Masih dengan penampakan dirinya semalam, sisa sapuan make up yang tidak sempat di bersihkan sebelum tidur itu masih membekas di wajahnya, namun masih nampak cantik dengan rambutnya berantakan.
Kesalnya hilang saat melihat punggung pria di sana, senyumnya merekah tanpa pamit. Ia tahu hari apa hari ini. kedua lengannya terlipat di depan dada memperhatikan pemandangan di depannya. Bahkan ciptaan Tuhan yang lainnya pun kalah oleh pemandangan di sana.
Suara denting piano yang sedari tadi mengalun itu berhenti saat pemain tengah membalikkan tubuhnya mendapati gadis yang menjadi pemeran utama di hari ini tengah menatapnya dengan senyum yang makin melebar. Ia membalas senyuman gadis yang masih mengenakan jas putih.
Bersamaan dengan bangkitnya Bayu dari tempat duduknya, dua orang yang tengah menunggu detik ini pun ikut bergerak mengikuti sang pemimpin. Mereka mendekati si pemeran utama.
Sebuah kue ulang tahun dengan lilin menyala tersodor ke hadapannya, nyanyian Happy BirthDay mulai di nyanyikan ketiganya.
“Happy BirthDay to you, Happy Birthday to you, Happy birthday Ayuni, happy birthday to you ....”
Ayuni beitu bahagia, nampak di wajahnya jika ia sangat bersyukur bahwa Tuhan telah mengirim orang-orang ini menggantikan kehadiran mamanya setelah mamanya tiada dan ayahnya pergi meninggalkannya demi wanita lain, mereka ini lah yang selalu ada untuk Ayuni. Matanya mulai berkaca-kaca, dengan senyum yang ditekan oleh rasa harunya, ia menatap ketiga orang yang ikut bahagia melihatnya berhasil melalui luka-luka di kehidupannya. Ia tersenyum begitu bahagia, walau setiap tahun pasti terjadi, kebahagiaan itu tidak pernah pudar bagi Ayuni.
“Makasih banyak kalian, aku gak nyangka, bahkan aku sendiri sampai hampir lupa dengan hari ulang tahunku,” ucapnya dengan suara serak dari baru bangun tidur di tambah ia sangat terharu dengan apa yang diberikan orang-orang terdekatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Back - [Tamat]
Random"Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku akan merayakan Ulang tahunmu bersamaku" - Reza - "Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku tidak akan merengek untuk ulang tahunku" - Bayu- ⭐2020.06.12