Pendonor

288 20 8
                                    


📚 SELAMAT MEMBACA 📚

Reza menatap langit-lagit ruang rawatnya, pengamatannya sedikit buram begitu baru bagun tidur. Ia terbangun karena dr. Malik ingin memeriksanya, ia memicingkan mata untuk menilik dua sosok berdiri di sebelah selain dokter dan suster. Berkali-kali ia mengedipkan mata menghapus buram hingga ia bisa melihat dengan jelas sekitarnya.

Tatapannya kini fokus pada Anita yang masih terlihat kesal dengan ucapan Reza sore tadi. Ia sempat berpikir jika mamanya tidak akan pernah sudi lagi melihatnya dan akan menelantarkannya seperti Bayu, tapi melihat dia masih ada di sebelah Syam, Reza merasa lega.

“Sudah cukup baik dan besok kamu sudah bisa pulang, asal ingat dengan yang saya katakan. Jangan terlalu banyak berpikir dulu, jangan sampai stress. Jangan sampai jantungmu sepenuhnya menerima penolakan karena ulahmu sendiri,” saran Dr. Malik.

Setelah memberi saran serta beberapa resep dan sebagainya, Dr. Malik pamit keluar.

“Terima kasih ya Dok?” ucap Syam dengan senyum lega, ia berharap Reza bisa melakukan apa yang dokter katakan dan semoga jantungnya tidak mengalami penolakan lagi. Selama ini ia terlalu sibuk bekerja hingga sulit untuk mengawasi Reza, yang ia andalkan adalah Anita.

Reza menatap punggung Dr. Malik seketika mengingat apa yang harus ia tuntaskan. Dokter baru saja mengatakan untuk tidak memberatkan pikirannya dan jangan sampai stress, tapi bagi Reza ia harus melakukannya tidak peduli dengan resiko yang akan diterima jantungnya juga. Saat ini yang harus ia akhiri, harus ia selesaikan adalah tentang adiknya, biar tidak begitu berat penyesalan yang harus ia tanggung nantinya.

“Dokter tau semuanya kan?” tanyanya serius, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Dokter Malik menghentikan langkahnya, membalikkan badan. Ia belum tahu apa yang di maksudkan Reza. Selain dirinya, Syam dan Anita pun demikian. Mereka bertiga menatap dr. Malik.

“Tapi kenapa Dokter tega? Setidaknya beri tahu aku terlebih dahulu, jangan menyembunyikan identitasnya.”

Dokter Malik kini mulai mengerti kemana arah pembicaraan Reza, ia meminta suster untuk keluar lebih dulu.

Syam tidak paham sama sekali sedangkan Anita mulai menebak-nebak apa maksud pertanyaan Reza. Syam menatap Reza dan Dr. Malik bergantian mencoba untuk menemukan maksud perkataan Reza.

Dokter Malik menghindari tatapannya bertemu tatapan Reza,  ia mulai memperdengarkan helaan-helaan nafas beratnya. Seperti yang Reza dan Anita duga jika Dr. Malik memang tahu dengan si pendonor itu.

“Dokter kenapa diam saja? Aku benar kan, jika Dokter memang kenal dengannya?” ulang Reza.

Dokter Malik memberanikan diri menatap mata Reza, ia juga sudah cukup lelah terus menyembunyikan apa yang ia tahu terkait donor itu. Ia mengangguk-angguk.

Reza tersenyum picik menanggapinya. Dugaannya selama ini benar. Namun, baginya dokter harus mengatakan sendiri apa penyebab ia menyembunyikan identitas si pendonor. Syam masih sibuk memutar otaknya, sedangkan Anita kaget dengan pengakuan Dr. Malik.

Dokter Malik mencoba menjelaskan, tetapi kekesalan Reza tidak membiarkannya. Reza terus memojokkan dokter bahkan saat Dr. Malik mencoba menenangkan. Disisi lain Syam tidak tau harus berbuat apa, ia kaget dengan kejadian di depannya sementara Anita mulai ikut tidak tahan dengan pengakuan Dr. Malik.

“Apa Dokter memang sengaja menyembunyikan identitas Satya?” ucap Anita cukup serius. Tatapannya tidak lepas dari Dr. Malik.

Reza menatap Anita, menangkap keseriusan di mimik mamanya, dan Syam kini mulai paham arah permasalahan mereka. Ia mulai ikut menyerang Dr. Malik dengan pertanyaan.

“Jadi Dokter tau identitas pendonornya selama ini?” tanya Syam baru menangkap arah pembicaraan.

Dokter Malik dibuat bingung dan sulit dalam masalah ini, diserang tiga orang sekaligus, ia benar-benar pasrah.

“Bu, bukan  begitu,” jawabnya kesulitan. Ia masih saja ingin menyangkal.

“Lalu buat apa Dokter nyembunyiin dari kami?” ucap Syam terdengar kecewa.

“Aku tidak mengerti kenapa Dokter sampai harus menutupi identitasnya? Bukannya lebih baik mengatakan daripada harus sampai seperti ini?” sergah Anita ikut merasa kecewa.

“Tidak. Bukan begitu. Itu ... itu karena ....” Sebelum Dr. Malik mengatakan alasannya, Reza lebih dulu memotong dengan berteriak.

Ia sedari tadi sudah menahan untuk tidak mengatakannya, menunggu Dr. Malik sendiri yang akan mengatakan. Namun, karena selalu gugup tiap ingin mengatakannya dan itu membuat Reza tidak nyaman, dia merasa terganggu maka ia memilih untuk mengatakan secara langsung, tinggal Dr. Malik meng-iya-kan.

“Itu, itu karena ....”

“ITU KARENA DIA BAYU SATYA NOVIAN,” teriak Reza tidak tahan.

Anita, Syam dan Dr. Malik mematung seketika, mereka syok mendengar pernyataan Reza.

“Karena dia Bayu Satya Novian, kekasih Dr. Ayuni yang masih berumur sembilan belas tahun, adik dari seorang Ragah Reza Assyam penerima donor yang bahkan tidak sadar telah membunuh saudaranya sendiri!” teriaknya penuh penekanan dan penyesalan.

Seketika Anita dan Syam merasa dicambuk berkali-kali dengan pernyataan Reza.

Di ambang pintu, di sana dua orang ikut syok mendengar pernyataan dari mulut pria yang masih terbaring di sana. Ayuni dan Dito ikut mematung.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nah, kemarin ada yang nebak rahasia dokter soal donor dan itu benar 😄👏👏

Sampe sini, harus tetap lanjut dong sampe ending, entar lagi kok. Gak lama lagi selesai.
👏👏

Thank You and Love You
💛💛

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang