Penyesalan Menghinggapi

216 16 5
                                    


📚 SELAMAT MEMBACA 📚

Hari beranjak senja, seorang anak kecil berlari keluar rumah diikuti seorang yang lebih besar darinya. Keduanya berlari menuju jalan, saat si kecil sudah berhasil menyeberang, yang lebih besar masih tepat di tengah jalan.

Sebuah paparan cahaya menyilaukan penglihatannya.

BRUGHHH!!

Suara hantaman terdengar. Mobil yang menabrak anak itu melaju kembali dengan cepat meninggalkan tubuh berdarah di sana. Mata anak itu masih terbuka, samar-samar ia melihat adiknya tengah menatap tanpa ekspresi di pinggir jalan sana.

Tak lama seorang remaja berteriak mengingatkan saat dadanya tengah diserang rasa perih yang menyiksanya.

“AWAAAASS!”

Bersamaan dengan teriakan pria remaja itu, ia dapat melihat di tengah sakit jantungnya yang tiba-tiba menyerang tak tau tempat, sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Namun, sulit dirinya mengangkat kakinya untuk melangkah. Ia memejamkan kedua matanya rapat, pasrah akan kemungkinan dirinya berakhir di sana.

“KAKAAK!” Suara pria itu lagi. Namun, kini terdengar lebih dekat.

BHUGGG!! BRUGHHH!!!

Ia dapat merasakan tubuhnya terlempar. Lagi-lagi telinganya menangkap suara benturan keras, di ikuti suara decitan dari gesekan benda. Perlahan ia membuka matanya, melihat sekeliling, memastikan ia tidak apa-apa. Tapi apa-apaan ini? Tubuhnya memang baik-baik saja sekarang, serangan menyakitkan jantungnya juga sudah tidak terasa. Ia memegangi dadanya yang sudah tidak sakit lagi, perlahan ia bangkit.

Kedua matanya menatap arah mobil itu berhenti, di depannya seorang remaja tengah tergelatak berdarah, bahkan darah itu sudah mengalir jauh dari tubuh remaja itu menandakan jika pria di sana sudah banyak sekali kehilangan darah. Ia mendekat dengan hati-hati, di sekitar tidak ada siapapun. Saat ia tengah mulai mendekat, mobil itu tidak ada lagi di sana menyisakan tubuh tak bergerak di sana.

Langkahnya sampai, bahkan sepatunya telah menginjak darah yang masih membasah itu, perlahan tubuhnya berjongkok. Tangan kanannya terulur dengan gemetaran, berusaha membalikka tubuh tengkurap itu, dan saat wajah remaja itu tertangkap penglihatanya, buru-buru ia tarik tangannya segera membekap mulutnya. Air matanya mengalir begitu tau siapa pria ini.

“Bayu?” suaranya parau dan bergetar. Ia berusaha menjauh dari tubuh yang mulai dingin itu. Dapat ia pastikan jika tubuh di sana sudah tidak lagi bernyawa.

Reza langsung terduduk begitu ia terbangun, tubuhnya basah dengan keringat dan bergetar hebat serta  wajahnya pucat pasi.

Mimpi serupa lagi.

“Tidak. Gak mungkin!” gumamnya mulai ketakutan.

“Aku membunuhnya, aku yang membunuhnya. AKU YANG MEMBUNUHNYA!” teriaknya mulai tidak bisa mengendalikan diri akibat mimpi buruk barusan.

“AKU MEMBUNUHNYA. AKU YANG MEMBUNUHNYA!”

Suara teriakannya makin kencang hingga terdengar oleh Anita dan Syam, mereka berlari menuju kamar Reza dan mendapati anak itu tengah meronta di atas tempat tidurnya. Mereka langsung mendekat dan mencoba untuk  menenangkan Reza.

“Aku membunuh Bayu, aku telah membunuhnya!” teriakannya mulai sedikit mengecil saat Anita berhasil merangkuhnya.

“Tidak  Reza, itu tidak kamu lakukan,” ucapnya terus berusaha menenangkan. Namun, tidak bertahan lama, Reza kembali berteriak sangat keras.

“Tidak, aku yang membunuh Bayu. AKU MEMBUNUHNYA!”

Kalimat yang terus diulanginya dalam teriakan itu tidak di mengerti Syam maupun Anita. Mereka tidak tau kenapa sampai Reza berteriak begitu yakin jika dia membunuh Bayu? Padahal itu sekedar  mimpi, dan juga keduanya belum tahu adegan dalam mimpi tersebut.

Sementara masih berusaha menenangkan, Reza tiba-tiba berhenti berteriak dan beralih memegang dadanya. Ia mulai mengeluh dan menekan dadanya degitu dalam hingga tubuhnya ambruk di atas tempat tidurnya. Buru-buru Syam membawa Reza di punggungnya, sedangkan Ayuni segera menelepon dokter Malik, jika Reza dalam perjalanan ke rumah sakit. Mereka bahkan tidak membutuhkan lagi ambulans untuk menjemput Reza karena tidak ingin menunggu dan juga karena takut terjadi apa-apa terhadap Reza. Mereka menggunakan mobil pribadi untuk membawa Reza ke rumah sakit.

***

Kini tubuh Reza telah berbaring di ruang rawat inap rumah sakit. Setelah Dr. Malik memeriksa kondisinya, ia menatap kedua orang tua Reza yang napak amat cemas dan takut. Ia menghirup udara secukupnya lalu menghela.

“Reza sepertinya akhir-akhir ini terlalu memberatkan pikirannya. Mentalnya jadi down karena stres yang terlalu meningkat hingga akhirnya memicu tubuhnya menolak pergerakan jantung barunya,” ucapa dokter menjelaskan penyebab Reza merasakan sakit.

“Ini tidak boleh dibiarkan, sebab jantung yang sekarang ini belum genap setahun ada padanya dan itu sebentar lagi. Jantungnya cepat merespon saat pikirannya tengah berat, apalagi tubuh Reza sebenarnya belum sepenuhnya menerima kehadiran jantung tersebut, jadi kemungkinan terjadi penolakan pada akhirnya jika terus dipaksakan. Jika terus dilakukan maka akibatnya akan lebih buruk, karena jantung akan berhenti beroperasi dari penolakan yang diterimanya,” jelas dokter Malik lebih detail.

“Apa ia, Reza bisa baik-baik saja Dok jika sudah seperti ini?” tanya Anita mulai panik di selimuti rasa takut.

“Lalu apa yang harus kami lakukan Dok?” tanya Syam ikut khawatir.

Dokter Malik menghela berat.

“Reza masih baik-baik saja, tapi jika ia masih terus memaksakan pikirannya maka bisa saja berimbas pada jantungnya. Jadi, ada baiknya Ibu Anita sama Pak Syam untuk lebih mengontrol atau memperhatikan Reza sampai tubuhnya bisa menerima kehadiran jantungnya.”

Setelah memberi saran, Dr. Malik berlalu meninggalkan mereka. Sebelum benar-benar keluar dari ruangan, Dr. Malik sempat berhenti sejenak dan menghela nafas berat, seolah tengah menyembunyikan sesuatu yang serius.

.
.
.
.
.
.
.
.

Hayo loh, kira² ada rahasia apa sama Dokternya, terus kalian ngerasa sesuatu yang mencurigakan gak dari adegan di mimpi Reza? 😅

Ini udah dekat sama kejutannya, entar lagi. Dikit lagi kita sampai 😁

Jangan lupa buat vote, dan komentar di persilahkan.

Dan kemungkinan bisa follow juga 😅

Thank You and Love You
💛💛

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang