📚 SELAMAT MEMBACA 📚
Gemuruh dan kilat berdatangan secara bergantian menemani malam. Langit malam tampak sangat kelam, bintang dan bulan yang seharusnya tengah menghiasai langit tergantikan dengan kehadiran awan-awan tipis yang kemudian menyatu dan menggumpal menutupi bulan dan bintang.
Seperti sebuah rencana yang tidak selamanya berakhir sesuai ekspektasi, seperti malam ini walau gemuruh dan kilat berdatangan di langit berawan sejak sore hari, setelah sekian jam berlalu hujan tidak kunjung datang.
Reza tengah sendirian di dalam rumah, ia tidak berminat untuk keluar malam mengikuti ajakan teman-temannya. Walaupun Fandi sebelumnya menelfon dan memaksa untuk ikut. Reza mempertahankan keinginannya untuk tetap berdiam di rumah, bukan karena lelah semata dan juga karena cuaca yang tidak memungkinkan, tetapi karena pikirannya sedang penuh. Mungkin jika temannya tahu alasan ia malas keluar rumah, ia akan menerima berbagai umpatan-umpatan halus hingga sadis. Bagaimana mungkin ia betah tinggal di rumah saat pikirannya sedang penuh? Bukannya keluar rumah, jalan-jalan atau semacamnya adalah cara ampuh melegakan pikiran yang sedang penuh?
Reza memilih beralasan jika ia lelah dan butuh istirahan, alasan yang tidak sepenuhnya menjadi kebohongan, sebab lelah ikut melambangkan jika pikirannya yang sedang penuh dengan masalah-masalah pribadi membuatnya kelelahan. Sempat Fandi tidak terima alasan itu, tetapi Reza mencoba untuk meyakinkan teman kelasnya itu.
Kini ia menelentangkan tubuhnya di atas kasur berbalut seprai tak bermotif dan berwarna navy. Sebelah tangannya ikut menyanggah kepalanya. Pandangannya tak lepas dari langit-langit kamar, sementara pikirannya sedang berada jauh. Ia tak bisa berhenti memikirkan semua hal yang terkait dengan Bayu bahkan segala yang telah ia lalui semenjak menerima donor jantung. Bagaimana mungkin hingga andai saja dan jika saja, terus berputar mengiringi ingatannya tentang semua yang ia lalui, bahkan kebingungan muncul beberapa kali dalam dirinya, entah semuanya adalah berupa penyesalan atau bukan? Ia bahkan dengan jahat menyebutnya bukan penyesalan sebab ia tak merasa menyesal sama sekali, justru apa yang ia rasakan setelah kejadian-kejadian dan fakta yang ditemukannya membuat dirinya makin benci. Benci terhadap Bayu, terhadap dirinya dan bahkan merasa benci terhadap keadaan.
Reza menghela berat, membangunkan tubuhnya untuk duduk. Hawa dalam kamar meningkat menjadi makin panas, keringat sampai menetes di pelipis padahal cuaca di luar sedang mendung dengan gemuruh dan kilat datang beriringan dan kadang berbarengan. Ia tercekat hawa panas, tenggorokannya mengering. Ia haus.
Kedua kakinya perlahan turun dan menyentuh lantai yang memang tidak seperti malam-malam kemarin, dingin. Malam ini lantai pun tidak dingin sama sekali. Reza lagi-lagi menghela berat, beranjak turun dari tempat tidur untuk membasahi tenggorokannya dengan air minum di ruang dapur.
Selepas memenuhi tuntutan tenggorokannya, ia kembali beranjak untuk mengurung diri di kamar. Sempat ia melihat sekitar, rupanya orang tuanya belum ada yang kembali dari pesta pernikahan teman mamanya. Reza melangkah cukup santai hingga melewati sebuah kamar yang tak berpemilik lagi. Tidak beberapa langkah saat melewatinya, Reza merasa terpanggil. Ia kembali, memutar langkahnya mendekati kamar tersebut.
Sekian detik ia hanya menatap gagang pintu kamar tersebut, menimbang-nimbang antara keinginan hatinya dan egonya untuk membuka pintu kamar tersebut. Matanya terpejam beberapa saat sebelum tangannya menyentuh gagang pintu. Selesai menimbang-nimbang, Reza memutuskan mengikuti kata hatinya.
Mengambil kesempatan di saat orang tuanya sedang tidak di rumah, Reza memasuki kamar tersebut. Bau debu menyeruak memenuhi rongga hidung, mengancam penciuman untuk bersin. Reza mengerutkan kening.
"Mengapa kamar ini tidak di bersihkan sama sekali? apa alasan mama membiarkan semua isinya tetap utuh tanpa di sentuh?" gumamnya menatap seisi ruangan yang memang sudah ditutupi debu, bahkan beberapa bagian dari properti sudah menua dan rusak, di berbagai sudut sudah dipenuhi sarang laba-laba. Sepertinya spiderman senang menjelajahi tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Back - [Tamat]
Random"Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku akan merayakan Ulang tahunmu bersamaku" - Reza - "Jika aku dapat memutar waktu kembali, aku tidak akan merengek untuk ulang tahunku" - Bayu- ⭐2020.06.12